Friday, February 16, 2018

Agen Poker Terpercaya - Cerita Sex Pengalaman Anak Kampus

Agen Poker Terpercaya - Cerita Sex Pengalaman Anak Kampus Namaku Fikri (22) aku adalah seorang mahasiswa disalah satu perguruan tinggi dijakarta, siang itu aku dan kawan-kaanku sedang nongkrong dekat kantin untuk menunggu jam kuliah selanjutnya. 


Agen Poker TerpercayaSelama nongkrong aku dan temanku selalu bertukar fikiran atau hanya sekedar sharing tentang pembicaraan laki-laki. Seperti kebanyakan laki-laki normal lainnya, pembicaraannya tdk jauh dari bola, otomotif, wanita dan lain-lainnya.


“sayank, ayo masuk..udah masuk nih..” sahut Bety (21) yg tdk lain tdk bukan adalah pacarku.
Cerita sex terbaru, Bety terbilang gadis yg cantik, putih mulus, tinggi, sexy, dan tubuhnya pun proporsional.



iya nanti aku masuk, kamu duluan aja..” jawabku,
“bener ya? Awas lho kalo sampe bolos lagi” sahut Bety,
“iya yannnkkkkkk..” jawabku, lalu Bety pun pergi dan masuk kelas sedangkan aku masih asik saja kongkow bersama teman-temanku.

Cerita mesum terbaru, Karena keasikan kongkow, aku pun jadi bablas untuk masuk kelas,
“hhmmmm bagus ya bolos lagi..nongkrong aja terus!” sahut Bety sambil menjewer telingaku,
“aaa..adedeh..sakit yank..” jawabku sambil dijewer,



“dibilangin jangan bolos jg, malah masih bolos..hhuuufftt..” sahutnya,
“iya ampun yank, gak lagi-lagi aku bolos..” kataku,
“gak ada ampun-ampunan, ikut aku pokoknya..” jawabnya sambil menjewer telingaku, aku pun menjadi tertawaan teman-temanku karena hal itu.
Bety pun melepaskan jewerannya ditanganku,
“pokoknya kamu harus ngerti pelajaran tadi..” sahut Bety,
“ya tp gimana caranya sayank?” tanyaku,


“kita kerumah kamu sekarang, aku yg ajarin kamu..” jawabnya, lalu aku pun pulang kerumah bersama Bety karena ada pelajaran tambahan yg akan diberikannya.
Seampainya dirumahku, aku ajak masuk Bety. Rumahku sedang sepi karena orang tua ku berada diluar kota karena urusan keluarga, jadilah aku dan Bety berdua saja.

“kamu tunggu dulu aja disini, aku mau bikin minum sama nambil cemilan dulu” kataku, lalu Bety pun menurut saja.
Aku pun kembali dgn membawa minuman dan cemilan,


“nah ayo kita mulai pelajarannya” sahut Bety, lalu ia pun mengajariku pelajaran tadi.
Cukup lama Bety mengajariku pelajaran kuliah tadi sampai tak terasa jam sudah menunjukan jam 3 sore.
“akhirnya selesai jg..” kataku sambil berbaring dilantai,
“nah sekarang bebas dah, terserah kamu mau ngapain” sahut Bety sambil merapikan catatan dibindernya,
“bener nih bebas ngapain aja?” tanyaku, 
“he’eemmhh..” jawabnya,
“kalo gitu giliran aku ngajarin sesuatu ke kamu..hehehehe..” jawabku sambil berlari kekamarku mengambil sebuah tas, “ngajarin apa? Kamu mau kemana?” Tanya Bety.
Lalu aku pun kembali dgn membawa tas punggung,
“apa itu yank?” Tanya Bety,


“sekarang giliran aku ngajarin kamu sesuatu..hehehehe” jawabku,
“iya tp apa?” jawab Bety penasaran,
“udah sekarang kamu nurut aja..coba tangan kamu taruh kebelakang..” sahutku, lalu Bety pun mengikutinya.
Setelah itu, aku ikat pergelangan tangan Bety menyiku kebelakang,
“aawwwhhhh kok tangan aku diiket gini sih yank?” Tanya Bety,
“gak apa-apa sayank, kamu nikmatin aja dulu..hehehe..” jawabku sambil mengikat bagian atas dan bawah payudaranya, “eeemmmmhhhhhh..aaahhhhhh..jangan kenceng-kenceng..” sahut Bety,


“iya ini jg gak kenceng kok..” jawabku, “yank, ini mainan apa sih? Kok aku diiket-iket gini?” Tanya Bety, “ini namanya bondage sayank, tp yg soft. Aku suka banget ngeliat foto cewek diiket kayak kamu gini sayank” jawabku sambil mengikat pergelangan kakinya,

“oooh gitu..tp jangan apa-apain aku lho? Mentang-mentang aku diiket gini kamu bisa bebas apa-apain aku” sahutnya, “ya enggak lah sayank, aku tuh sayang banget sama kamu..kamu sayang jg kan sama aku?” Tanyaku sambil aku ikat bagian betis dan lututnya,
“iya aku jg sayang sama kamu” jawabnya sambil tersenyum, lalu aku cium bibirnya yg merah itu,


”uuummmhhhhh mmmuuaaahhhh..”
Setelah aku ikat tubuh Bety, lalu aku pun memutar film. Bety pun mencoba melepaskan ikatan ditubuhnya dgn cara meronta,
“yaannkkk, lepasin dulu doonkk..pegel nih..” sahut Bety sambil meronta dan bersandar didadaku,
“kenapa sih sayank? Itu lihat filmnya..” jawabku,
“tp pegel yaannkkk..ayolah bukain sebentar..” sahutnya,
“ah kamu bawel banget sih yank..” lalu aku pun beranjak dan mengambil sapu tangan dan bandana,


buat apa itu yg? Lepasin aku dulu” sahutnya,
“ssstttttt udah sekarang kamu diem dulu ya..hehehhe” jawabku,
“yaannkkk jaaammmppphhhhhh mmmmppphhhh..” belum sempat Bety bicara, sebuah sapu tangan aku sumpalkan ke mulutnya dan aku tutup lagi dgn bandana agar sapu tangan dimulutnya tdk bisa dikeluarkan.

“mmmmppphhhh mmmmppphhhh..” erang Bety sambil meronta, lalu aku rangkul tubuuh Bety agar tdk banyak bergerak.
Bety pun mulai tenang dalam rangkulanku dan ia pun mulai menikmati filmnya. Perlahan tanganku pun mulai menelusup kedalam kemeja dan bra yg ia gunakan,


“mmmmpppphhhhh mmmmmmhhhhh..” desah Bety sambil terus menyaksikan film.
Aku elus-elus payudaranya sambil aku pilin-piin putingnya.
“mmmhhhhhh mmmmmpppphhhhh mmmmhhhhhhh..” desah Bety saat payudara dan putingnya aku pilin-pilin.
Aku mulai isep-isep lehernya sambil aku pilin payudaranya,
“mmmmppphhhhh mmmmhhhhhh mmmmhhhh..” desahnya, aku terus meremas payudaranya sambil aku pilin putingnya dan aku isep-isep lehernya yg mulus itu.
“mmmmhhhhhhhhh mmmmmmmmhhhhh..” Bety terus memberikan respon yg cukup membuatku horny.

Lalu aku mulai telusupkan tanganku kedalam celananya,
“mmmpphhh mmmppphhh..” tiba-tiba Bety menjauh dariku dan menunjukan mulutnya yg disumpal,
“kenapa sayank?” tanyaku,
“ffuuaahhh..jangan kesitu dulu, aku belum dapet feelnya..” jawabnya.
“oooh oke deh..” lalu aku lanjut dgn mencium bibirnya,


“mmmppphhhh uuummmhhh..” aku lumat bibir Bety,
“mmmppphhhh mmuuaaahhhh..” Bety pun membalas lumatanku. Lalu aku lumat lidahnya sambil aku elus-elus payudaranya, “uuuuummmmhhhh mmmppphhhh aaahhh..” desahnya. Aku terus elus-elus dan remas-remas payudranya,

“eemmmhhhh mmmppphhhh..” desah Bety sambil memejamkan matanya, lalu aku pilin-pilin putting Bety sambil sedikit menekan,


“aaaaaaahhhhhhhhh!” jerit Bety, langsung saja aku bekap mulutnya,
“ngapain sih jerit-jerit segala?” tanyaku sambil melepaskan bekapan tanganku,
“maaf yank kelepasan..hehehe..” jawabnya,
“waahh bahaya nih kalo kedengeran tetangga..” sahutku, lalu aku ambil sapu tangan dan aku sumpal mulut Bety agar tdk menjerit lagi.

“mmmmppphhhhhh mmmpphhhhhh..” erangnya,


“nah kalo gini kan aman” jawabku sambil mengelus-elus payudaranya. Aku buka kancing kemejanya lalu aku keluarkan payudaranya dari cup bra-nya dan itu membuat payudara Bety mencuat dan semakin besar, aku elus-elus payudaranya sambil aku jilat-jilat putingnya.
“mmmmmmpppppphhhhhhhhh!!” jerit Bety sekali lagi, aku pun terus isep-isep putingnya sambil aku pilin-pilin putting yg satu lagi.

“mmmmppphhhh mmmmppphhhh mmmmppphhhh” desah Bety sambil memjamkan matanya, lalu aku buka celananya dan aku elus-elus memeknya.
“mmmpphhh mmmpphhh mmpphhh..” desah Bety keenakan.


Aku isep-isep putting Bety sambil aku elus-elus payudaranya, lalu aku baringkan Bety di sofa dgn dan aku tutup matanya dgn bandana,lalu aku jilat-jilat memek Bety.
“mmmmppphhh mmmpphhh mmmpphhhh..” desah Bety sambil menggelinjang.
Lalu aku buka celanaku dan aku elus-elus memek Bety dgn k0ntolku dan pelan-pelan aku masukan k0ntolku ke memek Bety.



“mmmmmppphhhhh mmmppphhhhhh..” desah Bety, lalu aku mulai genjot-genjot memek Bety perlahan.
“mmmppphhh mmpphhh..” desah Bety, aku isep-isep payudara dan leher Bety sambil terus genjot memeknya. aku lepas sumpalan di mulutnya lalu aku lumat bibirnya,
“uuummmhhhh mmuuuaahhh aahhh sayaannkk aahhh..” desah Bety tdk beraturan saat aku genjot memeknya sambil melumat bibirnya.


“aaahhh sayannkkk uuuhhhh aahhh mmmhhhh..” desahnya,
“kenapa sayank? Enak kan? Hehehe..” tanyaku, “aaahhhh mmmppphhhh aaahhhh aahhhh aaahhhh..” desah Bety keenakan, “aaawwwhhhh sayaaannkkk aaaahhhh saakkiiittt!!” jerit Bety saat aku menggenjotnya dgn kasar,
“ssstttt diem donk sayaaank..” sahutku, “aaaahhhh mmmppphhhh yaaannnkkkk aaammmppphhh..” desah Bety saat aku sumpal lagi mulutnya karena takut didengar tetangga.


“mmmpphhh mmpphh mmppphhh..” terasa memek Bety pun semakin menjepit k0ntolku dan putingnya mengeras.
Kelihatanya Bety sudah sangat horny, maka aku percepat genjotan di memeknya.

“mmmpphhh mmmpphhh mmmpphhhh mmmppphhhh..” desah Bety sambil menggelengkan kepalanya saat aku genjot memeknya sambil aku pilin dan isep-isep putingnya,
“mmmppphhhhhh mmmmpppphhhhh..” erangnya karena sudah tdk tahan lagi menahan orgasmenya,


“keluarin barengan ya sayang..” sahutku dan Bety pun terus mendesah dan menggelinjang,
“mmmppphhhh mmmppphhh mmmpphhhh..” desahnya,
“aaahhh sayaannkk aku mau keluar nih..” sahutku.
Tak lama kemudian kami pun orgasme bersamaan,
“mmmmmppphhhh mmmpphhhh..” desah Bety lemas.
Aku lepas dulu sumpalan dimulutnya,


“kamu hebat sayank, makin cinta deh sama kamu..” kataku sambil mencium bibirnya,
“uuummmhhh emmhhh aaammmhhhh..” Bety pun membalas ciumanku, ku lumat bibir dan lidahnya dan ia pun membalasnya. “kamu disini dulu ya, aku mau masak dulu buat kita..” sahutku,
“lepasin aku yaankk, pegel nih..” jawabnya,
“hehehe..nanti ya sayank, tp kalo kamu bisa lepasin aja sendiri..hehehe..” kataku sambil menyumpal lagi mulutnya, “tp yank eeuummppphhh mmmpphhhh..” belum sempat Bety bicara, aku sumpal lagi mulutnya dgn saputangan.



“aku masak dulu ya sayank..” kataku sambil mencium keningnya.
Lalu Bety pun mulai meronta-ronta melepaskan ikatannya sementara itu aku didapur memasak untuk kami berdua.
Selesai masak aku pun kembali dan melihat Bety masih keadaan terikat karena tdk bisa melepaskan diri dari ikatanku,


“lho belum lepas jg sayank? Hehehe” ledekku,
“mmmppphhhhhh..” jawab Bety, lalu aku lepaskan ikatannya dan aku bersihkan tubuhnya dari sisa-sisa spermaku.

Setelah kami berdua rapih, kami pun menyantap masakan yg aku buat. Setelah kejadian itu hubungan kami pun semakin menarikdan penuh warna. Setiap minggu kami selalu bermain dgn atau tanpa berhubungan badan (ML), dan aku berjanji gak akan pernah buat Bety kecewa. END


Untuk  Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :


Posted By : 233poker.com

Agen Poker Terbaik - Tidur Dengan Anak Bos

Agen Poker Terbaik - Tidur Dengan Anak BosPerkanalkan namaku Rudi,karakteristik-ciriku ialah muka ganteng ,.Tubuh ramping,kulit sawo matang,serta agak tinggi,umurku artinya 18 tahun.Tp aku tak kuliah serta menentukan buat mencari pekerjaan untuk mengjhidupi keluargaku,waktu Sekolah Menengan Atas dulu banyak wanita yang menyukaiku sebab aku memang ganteng ,tetapi jujur tidak terdapat yg bisa meluluhkan hatiku. -cerita sex teranyar- saya baru saja lulus asal Sekolah Menengan Atas dan akan mencari pekerjaan.



Agen Poker TerbaikAkupun melihat lowongan pekerjaan di Koran,yg menarik perhatianku ialah sebuah toko sandang yg baru buka,mereka mencari seseorang pegawai,aku berangkat ke toko itu dgn segera menggunaka sepeda motorku.

Sehabis setengah jam akhirnya aku melihat sebuah toko baju,menurutku toko itu tidak mengecewakan besar ,akupun masuk ke sana,tidak ada seorangpun kecuali seorang tante yg kira-kira berusia 50 tahunan di tempat kasir,akupun menghampirinya,saya tersenyum padanya dan dia membalas senyumanku,



“Eh,nyonya,aku mencari pekerjaan”Kataku membuka dialog
“Oh,iya,pegawai kami baru saja keluar,kamu boleh bekerja di sini”
Cerita dewasa teranyar, sehabis itu nyonya itu menjelaskan padaku mulai berasal peraturan,cara menyapa,cara melayani,dan lain – lain.


“Wah,kamu cepat tangkap,ya?”kata nyonya itu sambil tersenyum
Akupun tersenyum kecil saja.Belakangan kuketahui nyonya itu bernama nyonya Leni,kulitnya berwarna putih,rambut panjang,serta wajahnya agak rupawan menurutku.



Beliau jg baru saja mengetahui namaku.
“Dengar Rudi,aku mau pergi sebentar,engkau tolong awasi toko ini”
“Wah,tp aku baru bekerja nyonya”
“tidak apa-apa,nanti akan kusuruh putriku turun menemanimu”
“Hmmmm,oke,deh”Jawabku tersenyum.
Nyonya Leni pun memanggil nama
“Nayla,Nayla”,dari belakang pintu pada sebelah kasir terdengar bunyi seorang gadis.

Lalu gadis itu pun keluar,sungguh saya tergiur padanya,gadis bernama Nayla itu sungguh cantik,tubuhnya mungil serta agak montok,payudaranya lumayan besar ,pantatnya montok berisi,kulitnya putih,rambut hitam panjang,dan senyumannya adalah senyuman termanis yg pernah kulihat,kuakui saya jatuh cinta di pandangan pertama padanya.Sehabis nyonya Leni pergi,kuberanikan diri buat menyapanya



“Hai”
“Hai,pegawai baru,ya?”
“Iya”Jawabku tersenyum

Kamipun berbincang – bincang sebentar,dapat kuketahui Nayla kini berumur 18 tahun,ibunya artinya seorang wanita sibuk,begitu jg dgn ayahnya,jadi beliau seringkali membantu menjaga toko,tidak lama kemudian seseorang pelanggan datang,akupun melayaninya secepatnya agar mampu berbincang – bincang dgn Nayla,setelah pelanggan itu menerima barang yang dia inginkan dan membayar,akupun pulang ke dekat kasir.



“Kalo jam sekarang masih sepi,Rud,nanti kurang lebih jam tiga baru ramai”
“Ohhh,akupun mengangguk
wajib kuakui Nayla sangat asyik,semua omongan jadi nyambung,baru pertama kali ini aku menemui gadis seperti ini.
“Nay,kamu sudah punya pacar?”Tanyaku bertanya-tanya
“Belum,kalo engkau ?”
“saya jg belum”
“Oh,kita sama-sama single,dong”katanya sambil tersenyum

Akupun tersenyum,rasanya aku ingin membalas “engkau mau tdk sama aku ?”Tp saya tdk berani mengatakannya,amanah pertama ini saya mampu mengobrol lama dgn seseorang gadis.Keringatku tidak berhenti bercucuran pertanda aku gugup, 



“Panas,ya?”Tanya Nayla
“Hmmm,tdk,kok”Jawabku
“Hehehe,engkau keringatan,ya?”
“Iya,anggukku membalas candanya
selesainya 5 mnt seorang pelanggan masuk lagi,akupun melayaninya serta kembali ke Nayla
“Rud,kamu asyik,ya,orangnya?”
saya terkejut mendengarnya,ternyata leluconku yg dari tersebut kuluncurkan bisa meluluhkan hatinya


“Ah,engkau jg asyik,kok”Jawabku dgn tersenyum

paras cantiknya tersenyum manis, penisku terasa tidak dapat diturunkan,sangat tegang.Kami berpandangan sementara waktu,kemudian kuberanikan diri buat menciumnya,jantungku serasa berdegup kencang,Nayla relatif terkejut,tp dia tidak memberontak, kukulum bibirnya dgn mesra,kami berciuman ala French Kiss,ini adalah ciuman pertamaku.

Suasana semakin memanas,kuberanikan diriku buat mnyentuh payudara 34 B nya,Nayla relatif terkejut,tp sebab terlanjur nafsu beliau membiarkan tanganku bermain sembari mulutku mencumbui mulutnya,sejenak Nayla memberhentikan permainanku.


“Rud, engkau kunci pintu dulu, deh, memalukan jikalau diliat orang nanti”
Akupun melangkah dgn cepat ke pintu depan, segera kukunci pintu itu dan kuganti indikasi pada pintu sebagai “CLOSE”

lalu aku segera berjalan kea rah Nayla, Nayla mengajakku masuk ke pada tokonya dan beliau mengajakku ke kamarnya, selesainya sampai ke kamarnya di lantai 2, kuberanikan diri buat menciumnya lagi, Nayla membalas ciumanku dgn mesra.



Ad interim tanganku pulang meremas payudara Nayla yg sudah mengeras, sesudah lima mnt kuberanikan diri buat membuka pakaianku satu persatu, ketika penisku yg besar terpampang, Nayla cukup kaget serta agak jijik, ini mungkin adalah pertama kalinya dia melihat sebuah *****, sementara selama ini saya tidak pernah bekerjasama badan, saya hanya menerima ilmu berasal film biru yang selalu kutonton.

Nayla tidak tahu wajib berbuat apa dgn penisku yg berasal tersebut telah menegang, beliau hanya memandanginya sambil kadang menyentuhnya dgn jarinya, kutuntun beliau agar menunduk serta menjilat penisku


“Ah, jijik, Rud, gak mau ah”tolaknya
“mari deh, Nay, entar kamu bakal mencicipi kenikmatan”kataku meyakinkan

Nayla akhirnya menyetujuinya entah karena dia telah bernafsu atau terpancing istilah – kataku, dia memasukkan penisku ke dalam mulutnya, lalu dia mengulumnya dgn lembut, pertama terasa relatif kaku, tp sesudah terbiasa, kulumannya terasa nikmat, membuatku mencicipi kenikmatan yang belum pernah kurasakan.



Selesainya puas bermain dgn penisku Nayla kembali berdiri dan tersenyum anggun padaku yang semakin membuat nafsuku semakin tinggi, kubuka bajunya dgn perlahan, beliau tidak menolak, malah tersenyum

pasti dia sudah nafsu pikirku, hingga Nayla telanjang bundar , kulihat pemandangan yang benar-benar latif di depanku, payudaranya yg montok dgn puting berwarna pink yg telah mengeras, sedangkan memeknya masih berwarna merah belia, ditumbuhi bulu – bulu halus.



Akupun menjilat payudaranya dan memainkan putingnya, Nayla relatif kegelian, tetapi dia menikmatinya, terdengar dari desahan kecilnya serta rontaan pelannya, sesudah puas dgn payudaranya, saya melakukan French kiss denganya sbentar sambil tanganku menelusuri memek perawannya.

Memeknya masih mulus serta halus pertanda Nayla tak jarang merawatnya, sehabis puas, akupun menuntun Nayla ke tempat tidurnya, lalu kubaringkan pada sana
“Apa yang akan engkau lakukan, Rud?”Tanyanya heran, 



“saya akan menusukkan penisku di memekmu, agak sakit sebentar, tp nanti akan sangat nikmat deh”Kataku padanya
“Jangan, Rud, aku masih perawan”

tak kudengarkan lagi istilah-ucapnya sebab terlalu nafsu, kuarahkan penisku pada memek Nayla yang sudah basah, sementara Nayla hanya bisa berkata “Jangan, Rud”, sebenarnya aku agak kasihan, tetaapi saya sudah terlanjur nafsu, kumasukkan penisku perlahan pada memeknya yang basah.



Nayla berteriak dgn keras ketika kupaksakan masuk penisku, penisku sulit masuk sebab memek Nia masih sempit, saat kumasukkan perlaha, wajah bagus Nayla mengeluarkan air mata dan Nayla mendesah kesakitan.

Akhirnya selesainya lima mnt, semua penisku masuk dalam memeknya, mirip yang kuduga, Nayla merasakan kenikmatan luar biasa, waktu semula beliau meronta, beliau sekarang telah tenang dan menikmati permainanku, kutusukkan secara perlahan lalu semakin cepat,



“Ahhh, Rud, enak, Rud, ahhh, terusin, Rud, Akkkhh”
Kurasakan penisku mirip dipijit sang memeknya, sangat nikmat terasa sebagai akibatnya aku memejamkan mataku menikmati kenikmatan itu, kuteruskan memajumundurkan penisku pada memeknya yang sempit, Nayla mendesah mungil sambil memejamkan mata, air mata masih mengalir pada pipinya sementara tubuhnya berkeringat.

Ketika kulihat wajahnya yg berkeringat, entah kenapa aku semakin nafsu, sebagai akibatnya kucepatkan tusukanku yang menghasilkan Nayla mendesah semakin keras, ad interim penisku dipijat dgn lebih keras sang memeknya.



“Akkkhh, Ssssst, ahhhhh, Rud, enak, Rud, Ahhhh”Begitulah istilah yang muncul asal lisan Nayla pertanda dia senang dgn permainanku
Stelah 20 mnt kurasakan kenikmatan itu, Nayla mengalami orgasme hebat, cairan hangat keluar berasal memeknya, akupun mencabut penisku, kemudian kukocokkan dgn cepat pada depan wajahnya, spermaku berceceran di wajahnya



Nayla pun terbaring lemas, semula aku kasihan karena beliau telah capek, tp sesudah melihat tubuhnya yang dipenuhi keringat yang memancing nafsuku, akupun berniat melanjutkannya.
Saya segera duduk pada daerah tidur, lalu kutuntun tubuhnya agar memeknya pas pada atas penisku, selesainya mencapai posisi ideal, akupun memasukkan penisku ke dalam memeknya yang masih basah, kudengar Nayla mendesah mungil saat penisku berhasil masuk lagi ke dalam memeknya.



Lalu kunaikturumkan tubuh mungilnya semakin cepat sehingga desahan Nayla semakin keras, rambut panjangnya kadang menyentuh wajahku, kurasakan penisku dipijat sang memeknya lebih keras dari tersebut, itu malah membuatku merasa semakin nikmat,

“Ahhh, Rud, terusin, Rud, Ahhh, lebih cepat lagi, Rud”
“Oke, sayang”
Kucepatkan frekuensi tusukanku yg menambah kenikmatan pada Nayla, beliau mendesah dgn kenikmatan


“Ahhh, Rud, nikmat banget, Rud, Ahhhh, Ssssst”
sementara aku baru kali ini mencicipi kenikmatan mirip ini, pijatan pada penisku sangat nikmat, membuatku mendesah kecil sementara tubuhku tak berhenti mengeluarkan keringat, sesudah 20 mnt kunaikturunkan penisku pada memeknya.

Memek Nayla pulang mengeluarkan cairan hangat, kubaringkan tubuhnya yg telah lemas kemudian kukeluarkan spermaku pada dadanya, kamipun terbaring lemas serta berpelukan pada keadaan telanjang.



“Gimana, Nay?Lezat, gak?”Tanyaku
“Wah, enak banget, Rud, baru kali ini saya mencicipi kenikmatan mirip ini, terima kasih, ya?”dia mengatakan sembari tersenyum padaku
“aku yg berterima kasih, Nay”Kataku membalas senyumannya
Kamipun segera membersihkan diri, kulap bekas darah perawan Nayla, kemudian kami mandi bersama serta balik menjaga toko, pada depan toko telah berjejer beberapa pelanggan.

Akupun segera membuka pintu serta mmpersilahkan mereka masuk, saya dan Nayla melayani mereka, hingga jam 05.00 Nyonya Leny pulang, dia suka dgn cara kerjaku, serta beliau menerimaku menjadi pegawai tetap.


Aku masih meneruskan bercinta dgn Nayla di ketika jam sepi dan seperti tidak terjadi apa – apa, saya benar-benar beruntung bekerja pada toko ini, dan Nayla merupakan perempuan tercantik serta terhebat yg pernah kutemui. END

Untuk  Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :


Posted By : 233poker.com

Agen Poker Online - Cerita Sex Kangen Burung Mantan

Agen Poker Online - Cerita Sex Kangen Burung MantanCerita Ini sebuah kisah hubungan seks dengan mantan pacar. Cerita ngentot dengan laki-laki berkontol besar dan panjang. Bagaimana kisah selengkapnya, simak cerita serunya berikut ini!Ketika aku jalan2 dengan temen2 sekantor ke pasar seni, aku ketemu dengan mantan cowokku. Dia mengajakku untuk ngobrol terpisah dari temen2ku yang lain, aku pamitan dengan temen2ku. Kebetulan ketika itu suamiku gak ada dirumah, biasa keluar kota untuk tugas kantornya, jadi aku bebas mau pulang jam berapa juga. Dia mendajak aku makan dulu.


Agen Poker OnlineSehabis makan, aku ngobrol dimobilnya yang diparkir di tepi pantai. Karena hari itu malam selasa, maka suasananya sepi, nggak banyak mobil yang parkir di pantai itu. Kebetulan sekali kaca mobilnya sangat gelap lapisannya, sehingga dari luar orang akan sukar ngintip ke dalam mobil. Mobil diparkir menghadap ke semak2 yang sangat rimbun sehingga dari kaca depanpun orang tidak dapat ngintip ke dalam mobil. Rupanya dia memang mencari tempat strategis. Malam itu sekitar pukul 21.30, walaupun keadaan didalam mobil gelap, kami masih dapat memandang wajah masing2. “Sin, kemana suami kamu”, tanyanya. 

“Dia sibuk sama kerjaannya”, jawabku. “Kasian deh kamu, coba kamu dulu sama aku terus, kamu gak akan kesepian seperti sekarang deh”, katanya lagi. “Abis dulu kamu kalo pacaran napsu banget sih, pengennya ngajak maen melulu”, jawabku lagi. “Kalo udah napsu kan harusnya terus maen Sin, supaya gak jadi odol”, katanya sambil tersenyum. “Apanya yang jadi odol”, tanyaku gak ngerti. “Kalo udah napsu, terus gak dikeluarin kan lama2 bisa jadi odol didalem”, jawabnya sambil tertawa. “Dasar”, jawabku sambil mencubit pinggangnya. “Kamu dulu kan gak mau dielus2, maunya pacaran pasfoto doang”, katanya lagi. “Kok pas foto”, tanyaku gak ngerti. “Iya, yang dipegang cuma boleh dagu keatas seperti pasfoto, gitu”, jawabnya. Kamu sendiri udah nikah atau masih pacaran” jawabku membelokkan pembicaraan. “Aku masih sendiri, menclok dari satu kembang ke kembang lain”, jawabnya. “Terus ke semua kembang kamu minta kenikmatan dong”, tanyaku lagi. “La iya lah, soalnya kalo dapet kan nikmat”, jawabnya. “Terus kamu dikasi”, tanyaku lebih lanjut. “Seringnya sih dikasih, Kalo sekarang aku minta ke kamu dikasih gak Sin? Kamu kan jablay”, katanya sambil memelukku. Wajahnya dengan sangat perlahan-lahan didekatkan wajahku.

Tanpa menunggu jawabanku, dia nekat mencium bibirku dengan penuh napsu. Aku kaget tapi tidak menolak malah menyambut ciumannya, tangannya segera menyambar toketku dan diremas2nya dengan gemas. “Sin, katanya lagi “aku pengen ngentotsama kamu”, katanya terus terang sambil terus meremes2 toketku. Kancing bajuku mulai dibukanya satu persatu, kemudian tangannya merogoh masuk kedalam braku. Toketku langsung diremesnya lagi, jari2nya kemudian memlintir pentilku. Aku menjadi terangsang karena ulahnya. “Ah, kamu nakal ih”, kataku manja. “Tapi kamu suka kan diremes2 begini. 

Aku boleh pegang nonok kamu ya Sin, udah kepengin nih aku”, katanya sambil membuka retsluiting celanaku. Dia tidak menunggu lampu hijau dari aku tapi langsung action saja. Aku membiarkan tindakannya. Celanaku malah diplorotkan sampe kepaha sehingga kelihatanlah CDku yang tipis dan minim. dengan penuh napsu langsung tanggannya menerobos ke sela2 pahaku dan menggosok nonokku yang masih dilapisi CD. “Sin udah basah banget nonok kamu, kamu udah napsu ya, jembut kamu lebat banget Sin, nggak heran napsu kamu besar, Kamu belum pernah dientot di mobil kan Sin, kita ngentotnya dimobil aja ya”, katanya lagi. 

Aku bingung apakah membiarkan dia mengentoti aku atau tidak, dalam hati sih aku kepengen. Makanya aku membiarkan dia meraba seluruh tubuhku. Aku buka retsluiting celananya juga, menurunkan celananya, kemudian aku merogoh masuk CDnya, wow kontolnya ternyata besar dan panjang, ngacengnya sudah keras sekali. “Gede amat kontolmu” kataku. “Emangnya kamu belum pernah ngerasain kontol segede punyaku”, jawabnya bangga. “Gak segede kontolmu”, jawabku terus terang. “Wah kalo gitu nonok kamu masih sempit dong, cuma kelewatan kontol yang kecil, malem ini asik dong kita ya. Kamu mau kan aku entot”, katanya sambil tertawa. kontol dia tergolong besar juga, keker, melengkung keatas dan urat-uratnya nonjol-nonjol. “Wah!… pasti cewek kamu ngejerit kalo kamu entot dong”. “Iya, ngejerit keenakan. sebentar lagi kamu juga jerit2, cewek yang jembutnya lebat kaya kamu kan binal banget kalo lagi dientot”, 

Singkat cerita, kami berdua pindah ke bangku belakang mobilnya. Baju dan celana ku dilepaskan dan dia langsung saja meremas2 kembali toketku. Nggak lama kemudian braku sudah dilepasnya. Dia mencium keningku, kemudian mataku. Aku terpejam menikmati ciuman dan remasannya ditoketku. Ciumannya turun ke hidungku, pipiku dan akhirnya mendarat di bibirku. Nafasku mulai agak memburu, kami berdua terbenam dalam ciuman yang hangat. Dia mengarahkan mulutnya ke leherku, ke pundak, lalu turun ke toketku yang sudah mengeras. 

Dia memainkan lidahnya dipentilku yang juga sudah mengeras, yang kiri dan kemudian yang kanan. “Aah enak”, kataku terengah karena napsuku yang sudah berkobar2. Dia terus menciumi pentilku, kemudian turun ke perutku dan menciumi puserku, aku selalu kegelian kalo puserku dicium. Sambil mencium puserku, tangannya nyelip ke balik CD mini ku dan meraba nonokku. otomatis pahaku mengangkang supaya dia mudah mengakses nonokku. “Sin, ni jembut, lebat amat,” katanya sambil mengelus2 jembutku. Kemudian jarinya terbenam dinonokku dan terus mengilik2 itilku. “Sin nonokmu udah basah banget, kamu udah napsu sekali ya”, katanya. Aku tidak menjawab perkataannya hanya mengerang keenakan karena kilikan jarinya ke itilku makin cepat.

Mulutnya kemudian menciumi jembutku dan kemudian lidahnya menggantikan fungsi jarinya mengilik itilku. Aku semakin tidak dapat menahan napsuku dan eranganku semakin keras. Dia langsung meremas kedua toketku dan memlintir2 pentilku. “aku udah pengen dientot nih, masukin dong kontol kamu”, kataku minta. Lidahnya terus saja menjilati itilku sehingga kembali aku mendesah keenakan. “Aah enak banget, padahal baru dijilat. Apalagi kalo disodok pake kontol gede kamu, lebih enak lagi, ayoo dong aku udah gak tahan nih”, aku terus merengek2 minta segera dientot.


Dia merebahkan senderan bangku mobilnya sehingga aku menjadi berbaring, kakiku agak menekuk karena panjang mobilnya tidak mencukupi. Dia segera memposisikan dirinya kedekat kepalaku “Sin, aku pengen ngerasain dulu diemut sama kamu”, katanya sambil mendekatkan kontolnya ke mulutku. Segera kugapai kontolnya yang sudah ngaceng dan kumasukan kontolnya yang besar dan melengkung kedalam mulutku. Langsung kuemut dengan keras. Dia mendorong kontolnya keluar masuk pelan ke mulutku sambil mendesis. Aku emut kontolnya terus. “Sin diemut mulut kamuaja nikmatnya kaya begini, apalagi kalo diemut nonok kamu ya”, katanya sambil mempercepat enjotan kontolnya keluar masuk mulutku. 

“Sin, aku ngecret dimulut kamu ya”, katanya. “Jangan, dinonokku aja, aku udah pengen ngerasain kontol kamu keluar masuk nonokku”, jawabku. Dia melepaskan semua pakaiannya dan kemudian menarik CDku sampe lepas, kami sudah bertelanjang bulat. Dia memposisikan tubuhnya diantara kedua pahaku dan mengarahkan kontol gedenya ke nonokku. Aku rasakan kepala kontolnya mulai masuk perlahan, ditekannya lagi sedikit sehingga kontolnya mulai menyeruak sdiakit2 ke dalam nonokku. Nikmat banget rasanya nonokku kegesek kontolnya yang besar dan keras itu. Perlahan tapi pasti kontolnya nancep makin dalam ke nonokku. Kurasakan nonokku udah mulai basah karena gesekan kontolnya yang hampir masuk semua itu. Akhirnya dia mendesakkan kontolnya dengan cepat dan tiba-tiba sehingga nancap semuanya di nonokku. “ssshhhhh…..”, erangku sambil terpejam. Dia mulai mengenjot kontolnya keluar masuk nonokku dengan cepat dan keras.

Aku merasakan nikmat yang luar biasa. Aku mulai memundur-majukan pantatku, sebentar kuputar goyanganku kekiri, lalu kekanan, memutar, mengiringi enjotan kontolnya di nonokku. Aku meremas rambutnya, sesekali badannya kupeluk erat2. Tubuhku dan dia berkeringat karena dalam ruangan mobil mulai panas, namun aku tidak perduli karena sedang merasakan nikmat. Dia terus mengenjotkan kontolnya dengan cepat dan keras. Aku merasa sudah mau nyampe, “cepetean ngenjotnya, lebih keras lagi, enak banget kontolmu”, Kakiku kuangkat ke atas melingkari pinggangnya sehingga rasanya kontolnya nancep makin dalem di nonokku. Akhirnya “aahhhh”, kurasakan nonokku menegang dan mengejut-ngejut menjepit kontolnya. “Sin, nonokmu nikmat bangetnya bisa ngempot, baru kali ini aku ngerasain empotan nonok senikmat empotan kamu”, katanya sambil terus mengenjotkan kontolnya. “Aaahhhhh…. gila…. ini nikmat sekali… “, dia menancapkan kontolnya sedalam2nya ke nonokku dan ngecretlah pejunya. Terasa pejunya muncrat beberapa kali dalam nonokku, pejunya muncrat banyak sekali.


Aku terkulai lemes, kupeluk dia “Sin, enak banget ngentot sama kamu, rasanya beda sama cewek lainnya yang pernah kuentoti”, katanya. “Aku juga nikmat, abis kontol kamu gede banget. Aku pengen lagi deh, kita cari kamar yuk. Biasanya selain di mobil kamu ngentotnya dimana” ajakku. Dia langsung mencabut kontolnya, mengambil tisu dan diberikannya kepadaku untuk mengelap nonok dan keringetku. Diapun menyeka keringat dan kontolnya dengan tisu. Tisu bekasnya dibuang ke luar jendela yang sudah dibuka sdikit supaya hawa didalem mobil tidak terlalu panas.

Kami memakai pakaian kembali dan dia membawaku ke motel didekat pantai. Sampe dimotel, aku langsung masuk ke kamarnya. Iseng aku hidupkan TVnya, ternyata motelnya menanyangkan film biru, perempuan dengan wajah asia sedang nungging dientot sama bule. kontol si bule yang besar dan panjang keluar masuk nonok sicewek, dan ceweknya ber ah uh, seperti lazimnya film biru. Aku duduk di tempat tidur, napsu juga aku nonton filmnya, sementara dia sedang membereskan pembayaran sewa kamar. Kemudian dia duduk disebelahku di tempat tidur, ikut nonton. Aku merapatkan ke badannya, toketku sebelah kiri udah nempel di badannya. kontolnya kuraba, ternyata sudah ngaceng lagi dengan kerasnya. 

Dia membalas meremes toketku. Segera saja pakaianku dilepasnya semuanya. Langsung dia kembali meremes2 toketku sambil mencium bibirku. Aku berbaring ditempat tidur, dia mulai menciumi toketku dan menghisap pentilku. Tangan satunya menjalar kebawah dan mengkilik2 nonok dan itilku. Aku merintih2 karena napsuku sudah naik lagi. Segera dia melepas pakaiannya sendiri dan berbaring disebelahku. kontolnya yang sudah keras sekali kuremes2 dan kukocok2. Dia memutar badannya ke posisi 69 dan mulai menjilati nonok dan itilku diantara pahaku yang sudah mengangkang lebar2. Jembutku dielus2nya sambil terus mengemut itilku. Aku sudah tidak dapat menahan napsuku yang sudah berkobar2. kontolnya segera kuemut2.

Akhirnya aku mengambil inisiatif menaiki badannya, menduduki kontolnya sehingga kontolnya kembali menyusup ke dalam nonokku, kutekan dengan keras sehingga sebentar saja kontolnya sudah nancep semuanya ke nonokku. Aku mulai mengenjot kontolnya dengan menaik-turunkan pantatku. kontolnya keluar masuk nonokku seirama dengan enjotan pantatku. Aku udah nggak tahan lagi, sehingga enjotanku makin cepet dan keras. Toketku diremas2nya, dan pentilku terkadang diemut2nya. “aku mau nyampe, enak banget kontolmu deh”, erangku dan akhirnya aku ambruk diatas badannya. Terasa nonokku kedutan meremes2 kontolnya.

Dia segera berguling sehingga aku telentang dibawahnya. Dia meneruskan permainan dengan mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Nikmat sekali, baru nyampe sudah dienjot dengan keras. Dia terus saja mengenjot nonokku dengan cepat dan keras, “Sin, tadi empotan nonokmu kerasa banget deh, lebih kerasa katimbang di mobil. Nikmat banget deh Sin ngentot sama kamu”. Nggak lama lagi akhirnya dia pun hampir nyampe, “Sin keluarin sama2 ya, aku hampir ngecret nih”. Aku tidak menjawab, kakiku melingkari pinggangnya dan kuteken keras2 sehingga kontolnya nancep dalem sekali di nonokku, sampai akhirnya aku bergetar karena nyampe lagi “nikmat banget, teken yang keras dong”. 

Dia mengenjotkan kontolnya sedalam2nya di nonokku dan melenguh “Sin, aku ngecret”. Terasa pejunya muncrat beberapa kali didalam nonokku. Oh nikmat banget rasanya, lemes banget badanku, aku memeluk dia erat2, dan dia akhirnya berbaring disebelahku, kontolnya berlumuran peju dan cairan nonokku. “lemes banget deh aku, ngentot sama kamu menguras tenaga ya”, kataku. “Ya udah, tidur aja dulu, nanti bangun tidur kita ngentot lagi”, jawabnya sambil memelukku. Karena lelah, aku tertidur dipelukannya.

Aku tidak tau berapa lama tertidur dipelukannya. Ketika aku terbangun, dia sedang memandangi wajahku yang masih ngantuk itu. “Sin, kamu cantik sekali kalo sedang tidur, sayangnya kamu bukan istriku ya”. “Enggak jadi istri tapi kan udah melayani napsunya kamu”, jawabku tersenyum. Dia bangun dan masuk kamar mandi, keluar dari kamar mandi, dia membawa gayung, sabun dan handuk. Dia mulai membersihkan nonokku yang belepotan pejunya dan lendirku sendiri. Setelah bersih, dia masuk ke kamar mandi lagi, terdengar suara air yang dibuang dan keran yang dibuka. Tak lama kemudian dia keluar dari kamar mandi membawa gayung yang tadi, lengkap dengan sabun dan handuk. Rupanya dia mengganti air digayung. 

Dia duduk disebelahku dan mulai menyeka wajahku, terus kebawah, ke toketku, perutku, nonokku lagi, pahaku sampai ke telapak kakiku. Aku jadi merinding, apalagi ketika toket, puser, nonok dan pahaku dielus2nya dengan handuk basah. Apalagi ruangan dingin karena AC tetap menyala. Aku hanya terpejam saja, menahan gelinya usapan handuk. Selesainya dia berkata, “Gantian dong”. Aku segera membuang air yang ada digayung dan mengisinya dengan air yang baru. Aku kembali ke tempat tidur dan mulai mengelap wajah, leher, dada dan perutnya dengan handuk basah. kontolnya kukocok2 dan kepalanya kuemut2. 

“Enggak dilap malah diemut”, katanya. Aku tidak menjawab karena kepalaku sedang mengangguk2 sehingga kontolnya keluar masuk di mulutku. Cukup lama aku mengemut kontolnya, sampe pelan2 kontolnya mulai mengeras lagi. Segera kontolnya kukocok2 dengan cepat sehingga ngaceng sempurna. “sudah siap tempur lagi nih kontolmu”. Dia tidak menjawab, tapi segera memeluk dan mencium bibirku. Tangannya segera meremas2 toketku dan kemudian kembali mengilik2 itilku. Dia tau bahwa napsuku akan cepat berkobar kalo itilku dikilik2, dia benar – nggak lama kemudian aku sudah napsu kembali dan pengen segera dientot. “aku udah pengen ngerasain kontolmu keluar masuk nonokku lagi, masukin dong”, aku merengek2.

Dia akhirnya menaiki aku dan segera menancapkan kontolnya ke nonokku. Nikmat banget rasanya ketika kontolnya yang besar itu segera menyesaki nonokku karena sudah nancep semuanya kdealam nonokku. Dia mulai mengenjot kontolnya keluar masuk nonokku dengan cepat dan keras. Aku mulai mengerang2 keenakan. Pantatku bergerak kekiri dan kekanan mengimbangi enjotan kontolnya. Toketku diremas2nya dengan kedua tangannya, dia bertumpu dengan sikutnya, hal ini menambah rangsangan buatku. 

“Akhhh… Oukkkhhh” seruku kenikmatan. Dia memelukku erat dan mempercepat enjotan kontolnya, makin lama makin cepat dan keras. Aku tidak dapat menahan serangannya lagi, sehingga akhirnya aku melolong “aku nyampe lagi, nikmat banget ngentot sama kamu deh”. nonokku terasa berdenyut2 meremas kontolnya sehingga dia pun meringis keenakan “Aah Sin, empotan nonok kamu kerasa banget. kontolku kaya sedang diemut dan diremes. Empotanmu hebat banget Sin”. Dia mencabut kontolnya dari nonokku, aku ditunggingkannya dan dia menancapkan kontolnya ke nonokku dengan keras, sekali enjot kontolnya sudah masuk semua. 

Kemudian dia mulai lagi mengenjot nonokku dari belakang. Aku nelungkup ke bantal menahan rasa nikmat yang luar biasa ketika dienjot kontolnya. Dia memegang pantatku sambil mengenjotkan kontolnya dengan cepat dan keras. Aku nggak tahan untuk nyampe lagi, luar biasa enjotannya yang begitu merangsang aku sehingga aku cepat sekali nyampe. “aku mau nyampe lagi, aakh”, seruku dan aku ambruk ke tempat tidur. “Sin, kamu cepet banget nyampenya, aku belum kerasa mau ngecret”, katanya. “Abis kontolmu enak banget, kamu pinter banget ngenjotnya. Terusin aja sampe kamu ngecret lagi dinonokku”, jawabku, 

Dia menelentangkan ku dan segera dinaikinya tubuhku. kontolnya kembali ambles dinonokku dan dia mulai mengenjotkan keluar masuk dengan cepat. Kalo ditekan, kontolnya ambles semua di nonokku, ooh nikmat banget rasanya. Dia dengan perkasa terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Setelah ngecret 2 kali dinonokku, ternyata dia bisa bertahan lebih lama. Kadang kontolnya dicabut dari nonokku, dan sebentar kemudian ditancepkannya kembali dengan keras sehingga dengan sekali sodok langsung nancep semuanya ke nonokku. “nikmat benget enjotanmu yang barusan, terus, yang keras”, aku merintih2. Dia meneruskan cara enjotannya. Aku kembali berteriak2 keenakan. Aku menggoyangkan pinggulku kekiri dan kekanan,.ketika kontolnya dicabut, pantatku refleks mengangkat keatas untuk mencegah kontolnya lepas dari nonokku. 

Dia mengubah gaya enjotannya,sehabis menjotkan kontolnya hingga masuk semua, dia menarik kontolnya separuh beberapa kali kemudian digentakkannya kembali sehingga nancep kebagian paling dalam dari nonokku. “Aaakh, makin lama dientot kamu makin nikmat rasanya, aku lemes banget deh”, kataku kepayahan. Dia terus mempermainkan nonokku dengan cara itu. Kemudian dia memelukku erat2, menciumi wajah dan bibirku. kontolnya tidak dienjotkan karena sudah nancep dalam sekali, tetapi digerak2kan. Lebih nikmat lagi rasanya karena seakan2 kontolnya sedang menggaruk2 nonokku. “pinter banget sih kamu kasih kenikmatan sama aku”, teriakku.

Dia mulai lagi mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan keras dan cepat. Aku menggeliat2 keenakan sambil mengerang2. Aku membelitkan kakiku ke pinggangnya, supaya dia cuma bisa mengeluar-masukkan kontolnya ke nonokku tanpa bisa mencabutnya. “Sin, aku udah mau ngecret”, akhirnya dia melenguh. Kakiku yang melingkar dipinggangnya kuturunkan, aku mengangkang selebar2nya karena aku yakin dia akan mengenjotkan kontolnya lebih cepat dan keras lagi. Dia dengan terengah2 terus mengenjot nonokku, sampai akhirnya “Sin, aku ngecret”. Terasa pejunya muncrat beberapa kali dalam nonokku, dan bersamaan dengan itu akupun nyampe lagi “aakh nikmat banget malem ini, kamu luar biasa sekali sehingga aku nyampe 3 kali baru kamu ngecret”. nonokku terasa berdenyut2 meremas2 kontolnya. Keringatku bercampur dengan keringatnya yang membanjir walaupun AC dalam kamar menyala.Setelah denyut jantung kembali normal, kami masuk kamar mandi dan membersihkan diri. “Kita istirahat saja ya Sin, besok baru pulang”. “iya, aku lemes banget nih, tapi besok sebelum check out aku dientot lagi ya”

Ketika aku terbangun kembali, kulihat di sudah terbangun dan turun dari ranjang ke kamar mandi. “Sin, tidur aja lagi masih gelap diluar”. Aku melihat arloji, jam 5 lewat.Tetapi aku merasa lapar, mungkin karena semalam kerja keras dengan dia. Dia kembali dari kamar mandi. “aku laper nih”, kataku. Dia tersenyum “Semalem kerja keras ya Sin”, “Iyalah, kamunya sih gak puas2 ngentotnya”, jawabku. “Tapi suka kan”, katanya lagi. “Suka banget, enak kok gak suka”, jawabku. Dia menelpon room service pesan makan pagi. Tidak lama kemudian, pesanannya datang. Aku segera masuk ke kamar mandi dan dia dengan hanya balutan handuk menerima dan membayar pesanan makanan itu. Setelah itu, walaupun masih gelap segera makanan kusantap dengan lahap. Sehabis makan aku masuk kekamar mandi membersihkan diri. “Sin, ngapain bebersih, kan sebentar lagi keringatan lagi”, katanya dari ranjang.

Ketika keluar dari kamar mandi, dia sudah berbaring di ranjang sambil mengelus2 kontolnya. Aku berbaring disebelahnya dan segera mengelus2 kontolnya juga. Dia membiarkan aku mengelus2 kontolnya, kuremas2 dan mulai kukocok2. Nggak lama kemudian kontolnya mulai mengeras. Dia mulai mencium bibirku dengan napsu, toketku pun diremas2nya dengan gemas. Perlahan dia mulai menciumi toketku, pentilku menjadi sasaran emutannya, aku mendesah2 keenakan. “Terus dong, enak”, erangku. Bibirnya terus menjelajah kebawah, ke nonokku. Pahaku dikangkangkannya, sehingga belahan nonokku menganga. 

Dia mulai menjilati nonokku yang sudah basah. Aku tambah melenguh2 ketika itilku menjadi sasaran jilatannya yang berikut. “enak banget, aku udah napsu nih. Dientot dong”, pintaku. Dia tidak memperdulikan eranganku, malah itilku diemutnya, sementara tangannya terus meremas2 toketku dan memlintir2 pentilku. Rangsangan yang aku terima pagi buta itu makin besar sehingga akhirnya aku tidak dapat menahan diriku lagi, “aku nyampe aah”. “Cepat banget Sin, belum dientot”, jawabnya. 

Aku terkulai lemas karena sudah nyampe, kontolnya segera kuremas2 lagi. Dia kembali mencium bibirku dengan ganas, aku menyambut ciumannya. Lidahku segera melilit lidahnya dan dia menghisap lidahku yang masuk kemulutnya. Toketku terus diremas2nya. “Sin, isep kontolku dong”, pintanya, segera saja aku merubah posisi dan mulai menjilati kontolnya yang sudah keras banget ngacengnya. Kepala kontolnya mulai kuemut dan tak lama kemudian kepalaku mulai mengangguk2, mengeluar masukkan kontolnya ke mulutku. Gilirannya yang melenguh, “Enak banget Sin”. nonokku yang berasa dekat mulutnya kembali menjadi sasaran, Lidahnya segera menyerbu masuk dan mulai menjilat itilku lagi. Napsuku dengan cepat berkobar kembali.

Aku direbahkannya dan tubuhnya langsung menindihku sembari menciumi bibirku. kontolnya diarahkan hingga berada tepat di depan mulut nonokku, digosok-gosokkannya kontolnya di lipatan nonokku. Sensasinya sangat mengenakkan, aku memeluknya erat sekali sambil terus mengerang nikmat. nonokku semakin basah dan perlahan kontolnya yang besar mendesak masuk ke dalam nonokku. 

Aku mengangkat kedua kakinya hingga selakanganku lebih terbuka lebar sehingga kontolnya dengan leluasa menerobos masuk nonokku. Aku mengeluh, “Aduh.., enak banget deh”. Saat itu kontolnya telah masuk semua, dia diam sejenak dan kemudian dengan perlahan mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk, semakin lama semakin kencang hingga memasuki nonokku sampe mentok. Dia terus mengenjotkan kontolnya dengan penuh napsu sambil melumat habis bibirku dan meremas toketku yang mengeras. 

Ciumannya mulai turun ke leherku, aku mendesah kenikmatan. “aku hampir..” aku makin mendesah nggak karuan. Dia tidak memperdulikan eranganku, kontolnya terus dienjotkan keluar masuk nonokku dengan keras dan cepat. Aku terus mendesah desah, sementara enjotan kontolnya makin cepat saja kdealam nonokku. “haku mau lagi.. Ahh..”, rintihku.

“Aku juga Sin..”, balasnya. Enjotannya dipercepat dan akhirnya pejunya muncrat memenuhi nonokku. Bersamaan dengan itu, aku mengejang keenakan. Aku nyampe berbarengan dengan dia. nonokku terasa berdenyut2 meremas2 kontolnya. “Enak banget Sin”, erangnya. Aku dipeluknya sambil mencium keningku, kon tolnya masih tertanam di nonokku sampai mengecil dengan sendirinya. Dia akhirnya mencabut kontolnya. Ranjang telah sangat basah oleh cairan kami berdua. Lalu kami berdua kembali tidur sambil berpelukan beberapa lama. Ketika bangun, segera dia mengajakku membersihkan diri, berpakaian dan cek out. END

Untuk  Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :


Posted By : 233poker.com

Thursday, February 15, 2018

Situs Poker Terpercaya - Birahi Ibu Rumah Tangga Kesepian Minta Dipuaskan

Situs Poker Terpercaya - Birahi Ibu Rumah Tangga Kesepian Minta DipuaskanCerita ini adalah sebuah kisah seks guru les private dengan tante kesepian, yakni ibu dari murid les saya sendiri. Ya, perselingkuhan yang membuat keduanya saling berbagi kenikmatan diatas ranjang dan membawa meunju ke puncak kenikmatan birahi. Simak cerita lengkapnya berikut ini!


Situs Poker TerpercayaIni adalah cerita dari kisah nyata saya alami waktu kuliah di Jawa Tengah. Nama saya Rudy, banyak orang menilai saya pria simpatik dengan kemamuan berpikir cemerlang. Kebutuhan hidup menjadi kendala saya saat itu, uang pas-pasan dari orang tua kadang2 kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya.

Kurang dari 6 bulan saya belajar di kota ini, cukup banyak tawaran dari beberapa teman untuk memberikan les privat matematika dan IPA bagi adik-adik mereka yang masih duduk di sekolah. Keberuntungan datang bertubi-tubi, bahkan tawaran datang dari bunga kampus kami, sebut saja namanya Indah, ingin memberikan les privat bagi adiknya yang masih duduk di kelas 2 SMP swasta ternama di kota dimana saya kuliah.

Keluarga Indah adalah keluarga yang sangat harmonis, ayahnya bekerja sebagai kepala kantor perwakilan (Kakanwil) salah satu departemen, berumur kurang lebih 45 tahun, sementara itu ibunya, biasa saya panggil Tante Stella, adalah ibu rumah tangga yang sangat memperhatikan keluarganya. Konon kabarnya Tante Stella adalah mantan ratu kecantikan di kota kelahirannya, dan hal ini amat saya percayai karena kecantikan dan bentuk tubuhnya yang masih sangat menarik diusianya yang ke 36 ini.

Adik Indah murid saya bernama Noni, amat manja pada orang tuanya, karena Tante Stella selalu membiasakan memenuhi segala permintaannya. Dalam satu minggu, saya harus memberikan pelajaran tambahan 3 kali buat Noni, walaupun sudah saya tawarkan bahwa waktu pertemuan tersebut dapat dikurangi, karena sebenarnya Noni cukup cerdas, hanya sedikit malas belajar. Tetapi Tante Stella malah menyarankan untuk memberikan pelajaran lebih dari yang sudah disepakati dari awalnya.

Setiap saya selesai mengajar, Tante Stella selalu menunggu saya untuk membicarakan perkembangan anaknya, tekadang ekor matanya saya tangkap menyelidik bentuk badan saya yang agak bidang menurutnya. Melewati satu bulan saya mengajar Noni, hubungan saya dengan Tante Stella semakin akrab.

Suatu ketika, kira-kira bulan ketiga saya mengajar Noni, saya datang seperti biasanya jam 16:00 sore. Saya mendapati rumah Bapak Gatot sepi tidak seperti biasanya, hanya tukang kebun yang ada. Karena sudah menjadi kewajiban, saya berinisiatif menunggu Noni, minimal selama waktu saya mengajar. Kurang lebih 45 menit menunggu, Tante Stella datang dengan wajah cerah sambil mengatakan bahwa Noni sedang menghadiri pesta ulang tahun salah seorang temannya, sehingga hari itu saya tidak perlu mengajar. Tetapi Tante Stella tetap minta saya menunggu, karena ada sesuatu yang harus dibicarakan dengan saya.

Ketika Tante Stella memanggil untuk masuk ke dalam rumahnya, alangkah kagetnya saya, ternyata Tante Stella telah memakai baju yang sangat seksi. Yah, memang badannya cukup seksi, karena walaupun sudah mulai berumur, Tante Stella masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam “BL” seminggu 3 kali. Tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168 cm, dan berat sekitar 48 kg, ditambah ukuran payudaranya kira-kira 36D.

Mula-mula saya tidak menaruh curiga sama sekali, pembicaraan hanya berkisar masalah perkembangan pendidikan Noni. Tetapi lama kelamaan sejalan dengan cairnya situasi, Tante Stella mulai bercerita tentang kesepiannya di atas ranjang. Terus terang saya mulai bingung mengimbangi pembicaraan ini, saya hanya terdiam, sambil berhayal entah kamana.


“Rud, kamu lugu sekali yah..?” tanya Tante Stella.
“Agh… Tante bisa aja deh, emang biar nggak lugu harus gimana..?” jawab saya.
“Yah… lebih dewasa Dong..!” tegasnya.
Lalu, tiba-tiba tangan Tante Stella sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.
“Rud… mau kan tolongin Tante..?” tanya si Tante dengan manja.
“Loh… tolongin apalagi nih Tante..?” jawab saya.
“Tolong puaskan Tante, Tante kesepian nih..!” jawab si Tante.



Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut Tante Stella yang memiliki rambut sebahu. Saya benar-benar tidak membayangkan kalau ibu bunga kampus saya, bahkan ibu murid saya sendiri yang meminta seperti itu. Memang tidak pernah ada keinginan untuk “bercinta” dengan Tante Stella ini, karena selama ini saya menganggap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.

“Wah… saya harus memuaskan Tante dengan apa dong..?” tanya saya sambil bercanda.
“Yah… kamu pikir sendirilah, kan kamu sudah dewasa kan..?” jawabnya.

Lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulai memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluarganya. Dimulai dengan mencium bibirnya yang tipis, dan tanganku mulai meremas-remas payudaranya yang masih montok itu. Tante Stella juga tidak mau kalah, dia langsung meremas-remas alat kelaminku dengan keras. Mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini.


Akhirnya setelah hampir selama setengah jam kami berdua bercumbu, Tante Stella menarik saya ke kamar tidurnya. Sesampainya di kamar tidurnya, dia langsung melucuti semua baju saya, pertama-tama dia melepas kemeja saya sambil menciumi dada saya. Bukan main nafsunya si Tante, pikirku. Dan akhirnya, sampailah pada bagian celana. Betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana Levi’s saya. Dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya.

“Wah… Rud, gede juga nih punya kamu…” kata si Tante sambil bercanda.
“Masa sih Tante..? Perasaan biasa-biasa saja deh..!” jawab saya.

Dalam keadaan saya berdiri dan Tante Stella yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. Aghhh, nikmat sekali rasanya. Karena baru pertama kali ini saya merasakan oral seks. Setelah dia puas melakukan oral dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.

Sekarang gantian saya yang ingin memuaskan si Tante. Saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya. Setelah melihat keadaan si Tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba-tiba libido seks saya menjadi semakin besar. Saya langsung menciumi payudaranya sambil meremas-remas, sementara itu Tante Stella terlihat senangnya bukan main. Lalu saya membuka BH hitamnya, dan mulailah saya menggigit-gigit putingnya yang sudah mengeras.


“Oghh… saya merindukan suasana seperti ini Rud..!” desahnya.
“Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah..?” kata saya.
Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong Tante jatuh ke ranjangnya. Dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam. Terlihat jelas klitoris-nya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu-bulu halusnya. Lalu saya mulai menjilat-jilat kemaluan si Tante dengan pelan-pelan.



“Ogh… Rud, pintar sekali yah kamu merangsang Tante…” dengan suara yang mendesah.
Tidak terasa, tahu-tahu rambutku dijambaknya dan tiba-tiba tubuh Tante mengejang dan saya merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wah… ternyata dia orgasme! Memang berbau aneh sih, karena berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apa pun tentunya sudah tidak menjadi masalah.

Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar-benar luar biasa. Mulut Tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dan begitupun mulut saya yang menjilat-jilat liang kemaluannya. Setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya Tante Stella sekarang meminta saya untuk memasukkan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.

“Rud… ayoo Dong, sekarang masukin yah, Tante sudah tidak tahan nih..!” pinta si Tante.
“Wah… saya takut kalo Tante hamil gimana..?” tanya saya.
“Nggak usah takut deh, Tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang-tenang aja deh..!” sambil berusaha meyakinkan saya.
Benar-benar nafsu setan sudah mempengaruhi saya, dan akhirnya saya nekad memasukkan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya. Oghh, nikmatnya.. Setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju-mundur dengan pelan.
“Ahhh… dorong terus Dong Rud..!” pinta si Tante dengan suara yang sudah mendesah sekali.

Mendengar desahannya, saya menjadi semakin nafsu, dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat. Sementara itu tangan saya asyik meremas-remas payudaranya, sampai tiba-tiba tubuh Tante Stella mengejang kembali. Astaga, ternyata dia orgasme yang kedua kalinya.



Dan kemudian kami berganti posisi, saya di bawah dan dia di atas saya. Posisi ini adalah idaman saya kalau sedang bersenggama. Dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar-benar saya merasakan kenikmatan yang luar biasa dengan posisi ini. Sambil merasakan gerakan naik-turunnya pinggul si Tante, tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.

“Oh… oh… nikmat sekali Rudy..!” teriak si Tante.
“Tante… saya kayaknya sudah mau keluar nih..!” kata saya.
“Sabar yah Rud… tunggu sebentar lagi, Tante juga udah mau keluar lagi nih..!” jawab si Tante.
Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi, dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si Tante, begitu juga dengan si Tante.
“Arghhh..!” teriak Tante Stella.


Tante Stella kemudian mencakar pundak saya, sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali. Sungguh luar biasa rasanya, otot-otot kemaluannya benar-benar meremas batang kemaluan saya.

Setelah itu kami berdua letih, tanpa disadari kami telah sejam bersenggama, saya akhirnya bangun. Saya memakai baju saya kembali dan menuju ke ruang keluarga. Ketika melihat Tante Stella dalam keadaan telanjang menuju ke dapur, mungkin dia sudah biasa seperti itu, entah kenapa, tiba-tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang. Tanpa bekata-kata, saya langsung memeluk Tante Stella dari belakang, dan mulai lagi meremas-remas payudaranya dan pantatnya yang montok serta menciumi lehernya. Tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga. Tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.



“Ih… kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya..?” kataya sambil tertawa kecil.
“Agh… Tante bisa aja deh..!” jawab saya sambil menciumi bibirnya kembali.
Karena sudah terlalu nafsu, saya mengajaknya untuk sekali lagi bersenggama, dan si Tante setuju-setuju saja. Tanpa ada perintah dari Tante Stella, kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali, sehingga kami dalam keadaan telanjang kembali di ruang keluarga. Karena keadaan tempat kurang nyaman, maka kami hanya melakukannya dengan gaya dogie style.
“Um… dorong lebih keras lagi dong Rud..!” desahnya.

Semakin nafsu saja saya mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi. Maka semakin keras juga sodokan saya kepada si Tante, sementara itu tangan saya menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.



“Rud… mandi yuk..!” pintanya.
“Boleh deh Tante, berdua yah tapinya, terus Tante mandiin saya yah..?” jawab saya.
Akhirnya kami berdua yang telanjang menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi saya duduk di atas closed, dan kemudian saya menarik Tante Stella untuk menciumi kemaluannya yang mulai basah kembali. Dan Tante mulai terangsang kembali.
“Hm… nikmat sekali jilatanmu Rud… agghhh..!” desahnya.
“Rud… kamu sering-sering ke sini Rud..!” katanya dengan nafas memburu.


Setelah puas menjilatinya, saya angkat Tante Stella agar duduk di atas saya, dan batang kemaluan saya kembali dibimbingnya masuk ke dalam lubang kemaluannya. Kali ini rasa nikmatnya lebih banyak terasa. Goyangan si Tante yang naik-turun yang makin lama makin cepat membuat saya akhirnya “KO” kembali. Saya mengeluarkan air mani ke dalam lubang kemaluannya. Tante Stella kemudian menjilati kemaluan saya yang sudah berlumuran dengan air mani, dihisapnya semua sampai bersih. Setelah itu kami mandi bersama.

Setelah selesai mandi, saya pamit pulang karena baru tersadar bahwa perbuatan saya amat berbahaya bila diketahui oleh Bapak Gatot, Indah teman sekampus saya, apalagi Noni murid saya itu. Sampai sekarang kami masih sering bertemu dan melakukan persetubuhan, tetapi tidak pernah lagi di rumah, Tante stella yang selalu memesan kamar hotel berbintang dan kami bertemu di sana untuk menjaga hubungan kami agar tetap aman. END

Untuk  Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :


Posted By : 233poker.com

Situs Poker Terbaik - Sensasi Malam Pertama Aku Digenjot Suamiku

Situs Poker Terbaik - Sensasi Malam Pertama Aku Digenjot SuamikuSebut saja namaku Rosa, Statusku sekarang telah menikah dan mempunyai suami. Setelah sekian lama kami menjalin hubungan tanpa status yang resmi dari KUA akhirnya pagi tadi sekitar pukul 08.00 disaksikan orang tua, 2 saksi resmi, dan ratusan orang dari pihak pengantin pria maupun wanita, kami telah resmi menjadi sepasang suami istri yang telah sah, resmi, dan bebas untuk melakukan hubungan seks kapan saja dimana saja baik siang, malam, dikamar, didapur, dikamar mandi, ditengah rumah, sambil masak, sambil nonton TV, pokoknya kata pak penghulu tadi bilangnya bebas sebebasnya asal sesuai dengan aturan agama yang kami anut.


Situs Poker TerbaikTibalah saatnya kami memasuki malam pertama di kamar pengantin tepatnya sekitar pukul 23.30 dimana acara resepsi pernikahan telah usai, para tamu tidak ada lagi yang datang, dan orang-orang dirumah juga tampaknya tinggal beberapa orang saja yang masih terjaga menunggu peralatan resepsi, adapun kebanyakan sudah tertidur pulas karena pasti kecapean melayani tamu demi tamu yang datang tak henti silih berganti baik tamu dari pengantin pria, pengantin wanita, maupun tamu dari orang tua kami.

Setelah mengunci rapat pintu kamar, suamiku berkata setengah berbisik “Dik, ini malam pertama kita sebagai suami istri. Tebak apa yang akan kita perbuat pertama kali dikamar pengantin ini?” Mendengar pertanyaan suamiku tersebut aku hanya tertunduk malu sambil menggeleng-gelengkan kepala isyarat menjawab tidak tahu. Padahal sebenarnya dalam hatiku banyak sekali yang ingin kuungkapkan, namun karena aku malu jadi hanya bisa terdiam tanpa sanggup berkata-kata.

Sesekali kulihat wajah suamiku yang tak henti menatap wajahku sambil tersenyum hingga akhirnya dia menggunakan telunjuknya untuk menganggat daguku agak tak terus tertunduk. Masih dengan perasaan malu, akupun menegakkan wajahku hingga menatap lurus ke wajah suamiku. Kulihat suamiku kembali tersenyum yang reflek kubalas senyuman suamiku itu dengan senyuman malu.

“Abang kan sekarang sudah menjadi suami adik, tak perlu malu seperti itu lagi dong! Kita sudah halal untuk berdua-duaan dikamar seperti ini, jangan takut digerebek hansip atau pak RT kaya semasa tunangan dulu” canda suamiku coba mencairkan suasana. Aku hanya mengangguk sambil sedikit tertawa namun tetap menujukkan rasa malu. Dan kami pun langsung berpelukan, didalam pelukkan suamiku, aku merasa ada barang yang keras menempel di pahaku. ternyata tongkat tersebut adalah kontolnya si suamiku yang sudah mulai menegang. aku pun menatap suamiku dan suamiku langsung mencium bibir ku dan kedua tangannya satu meraba bagian dada ku dan satunya sudah masuk dalam CD ku.

Terasa sekali bila suamiku memengang memek ku, ia dengan lembut mengosok-gosok klitorisku yang membuat aku tidak bisa mengontrol nafsu birahi yang mulai memanas ini. Dan aku juga mengosok-gocok celana suami ku dan aku cium-cium leher suamiku dan setelah itu sambil tidak berpisah satu sama lain kami berdua berjalan step by step menuju ke ranjang.

Setelah sampai diranjang suamiku kayaknya sudah enggak bisa nunggu lagi untuk menjalankan tugasnya ini, ia langsung membuka semua bajuku dan bajunya.Ia langsung mengajariku gimana untuk sedot kontolnya yang begitu panjang dan besar..hehehe sampai-sampai mulutku yang kecil ini tidak muat untuk kontolnya.

Aku pun berusaha supaya tidak mengecewakan suamiku, aku jilat dan hisap perlahan-lahan kontol suamiku kadang aku melirik ekspresi suamiku yang sedang menikmati serviceku yang amatir ini.


Setelah sekitar 10 menit aku sedot suamiku meminta untuk foreplay dengan posisi 69. Aku sendiri si agak malu karena belum pernah barangku di jilat sama orang lain, dengan muka yang malu saya juga menuruti permintaan suamiku. Suamiku langsung menjilat-jilat memek ku yang sudah mulai basah berlendir itu dan kami sesama saling menyervis satu sama lain.

Setelah foreplay nya selesai suamiku membaringkanku dan membuka lebar kedua kakiku, walau masih malu dan sedikit deg degan karna aku masih perawan, jadi aku pun dengan lembut bilang sama suamiku untuk pelan-pelan aja, maklum belum pernah ML takut sakit juga.


Dan suamiku pun mulainya dengan pelan-pelan dan ia coba untuk memasukkan kontolnya ke memek ku, ia mulai dengan lembut pelan-pelan memasukkan kepala kontolnya namun karena sakit saya pun menahan tubuh suamiku untuk berhenti sejenak dan perlahan-lahan masuk. Suamiku tau kalau aku lagi sakit jadi dia pun dengan halus mainnya. Perlahan-lahan kontol pun masuk ke dalam memek ku dan terasa banget kalu ada tongkat yang keras muat dalam lobang memek ku. dan perasaan itu susah untuk dikatakan “sakit campur enak”.

Suami ku pun pelan-pelan keluar masuk kontolnya dan lama-lama mungkin karna aku juga teransang jadinya engak gt terasa sakitnya malahan ada satu perasaan yang enak then aku pun menikmatinya, setelah 20 menit gitu suamiku bergoyang-goyang diatas tubuhku, aku melihat kalau suamiku sudah mulai kecapean jadi aku pun menyuruh suamiku untuk mengajarku posisi lain yang biar aku yang menyervisnya. si suamiku langsung ambil keluar kontolnya, dan dikontolnya terdapat banyak darah perawanku yang sudah aku pertahankan sekian lama.


Dan suamiku langsung baring diranjang dan menyuruh aku untuk menaikinya “ya kayak lagi nunggang kuda” suamiku menyuruh aku untuk bergoyang dan dia menempatkan tangan ku di dada nya untuk jari-jariku bisa bermain sama puting nya. Dan suamiku kedua tangannya juga sambil meraba-raba dada ku yang kian montok.

Setelah aku goyang-goyang lumayan lama, suamiku memintaku untuk berdiri dan merungkuk di ranjang, sedangkan suamiku bangun dan berlutut dibelakangku. ia mengangkat pinggulku dan menusuk dari belakang. dipikiranku suamiku ini kuat juga ya sudah mau sejam kami berhubungan tapi suamiku masih terlihat fit aja. Dan suamiku juga dorong-dorong aku dari belakang, makin didorong terasa kecepatan dorongannya semakin cepat, cepat, cepat, dan makin cepat, habis itu suamiku langsung ambil keluar kontolnya dan langsung memutar badanku untuk berbaring dan menyemprot maninya di mukaku.



Maninya yang menetes di muka ku terasa panas dan ada sedikit bau.
Setelah semua mani nya crot dimukaku, aku sedot lagi kontol suamiku nampak sekali kalau suamiku terasa sangat nikmat. Sekian dulu dulu cerita pengalaman pertamaku bersama suami tercintaku ini. END


Untuk  Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :


Posted By : 233poker.com

Situs Poker Online - Jeritan Nikmat Ngewe Dokter Perawan

Situs Poker Online - Jeritan Nikmat Ngewe Dokter  PerawanDalam mencari pasangan tentu aku memilih bukan sembarangan, harus lebih muda dan cantik. Sebenarnya sudah banyak yang mencoba menarik hatiku tapi sejauh ini aku belum mau serius dan kalau bisa aku manfaatin selama jauh dengan pacarku. Sudah banyak yang aku banyak yang aku perdaya tapi..


Situs Poker OnlineAda satu orang yang membuatku sangat penasaran. Namanya Fatimah, umurnya sekitar 22 tahun, dia anak koas dari perguruan tinggi negeri dari kota yang sama. Kebetulan aku jadi residennya. Wajahnya cantik dan tatapannya teduh, dia juga berjilbab lebar berbeda dengan anak lainnya, walaupun affairan aku pun sebenernya ada juga yang berjilbab, tapi tidak seperti dia.

Tinggi semampai sekitar 165 cm, dengan tubuh yang padat tidak kurus dan tidak gemuk, sesuai seleraku. Jilbabnya pun tidak mampu menutupi lekukan dadanya, aku taksir kalau tidak 36B mungkin 36C. Tutur katanya yang lembut dan halus benar-benar membuatku mabuk. Apalagi dia sangat menjaga pergaulan. Sesekali aku coba berusaha bicara dengannya, tapi dia selalu menundukkan wajahnya setiap bicara denganku. Dia pun tidak menyambut tanganku ketika aku ajak untuk bersalaman. Kulit putihnya sangat halus ketika aku coba perhatikan di pipi dan ujung tangannya, tahi lalat di atas bibir semakin menambah kesan manis darinya. “Mah…kita makan bareng yuk, aku yang traktir. ujarku berusaha membujuk untuk bisa pergi bareng.

Terima kasih Dok…saya dengan teman-teman saja. Ujarnya halus. Jangan panggil Dok…panggil saja kak. “baik Dok…eh…kak”. “tapi terima kasih tawarannya aku bareng teman saja…”, “kalau begitu sekalian ajak saja teman kamu” setengah berharap dia mau menerima. “terima kasih Dok..eh kak, nanti merepotkan, teman-temanku makannya banyak lho” sahut dia sambil tetap menundukkan kepalanya. Kadang gurauan ringan itu yang tidak pernah aku dapatkan dari pacarku atau teman affair-ku. aku tersenyum kecil mendengar alasannya yang sangat lucu…humoris juga dia, “baiklah…mungkin lain kali” kataku “oh ya, jika ada apa-apa masalah administrasi di sini atau masalah kerjaan jangan sungkan bicara aja ya, nanti aku bantu” aku masih berusaha mencari celah.“Terima kasi pak ehh..kak…

saya pamit” sambil berlalu Aku perhatikan dari belakang, roknya yang juga lebar tidak bisa menutupi lekukan pantatnya yang bergoyang mengikuti langkah kakinya..perfect…aku menggeleng. Dia berbeda sekali dengan nita…anak koas 2 tahun lalu yang pernah aku perawani juga. Sama-sama berjilbab walau tak selebar dia. Nita pun awalnya agak jual mahal…walau aku tau dari cara memandangnya dia suka aku. Dengan beberapa rayuan akhirnya aku bisa memerawani dia di sebuah hotel. Tidak dengan paksaan dan sangat mudah. Affair kita berlalu dengan selesainya masa koas dia, juga karena dia tahu aku punya affair juga dengan temannya. Dia berbeda sekali, sulit sekali menaklukannya. Setiap aku melihat dia selalu aku lihat setiap geriknya, senyumnya, tawanya, selalu terbayang. Saat aku sedang melamun tiba-tiba dari arah belakangku ada yang memeluk dan terus menarikku. “Ngelamun nih…” dengan suara yang diparaukan.

“Mhh…Rasya…kamu nih ganggu saja” sambil melepaskan pelukan dia. “kamu sekarang jarang ke ruangku lagi” rengeknya. Rasya ini sesama dokter di sini, umurnya sekitar 27 tahun dan sudah bersuami. Sayangnya suaminya bekerja di lepas pantai sehingga jarang bertemu dan memberikan nafkah bathin padanya.Memang aku sering ke ruangnya dulu…sekedar bercumbu dengan bumbu oral yang bisa membuat dia melayang. Tapi kami tidak pernah sampai melakukan jauh karena dia pun tidak mau, ya akupun tidak memaksa. Yang penting ada penawaran rindu dan bisa memuaskanku walau tidak sampai melakukan senggama.

“Aku sibuk Rasy…banyak yang melahirkan juga jadi residen” ujarku sambil memegang pinggangnya.“tidak ada waktu untuk aku?…sebentar saja…” lalu dia memagut bibirku dan selanjutnya kami pun bercumbu. Satu persatu aku buka kancing blousenya aku temukan dua gunung kembar yang jarang dijamah pemiliknya. Aku cumbu dan ciumi dengan lembut. Tapi…sepintas aku ingat Fatimah lagi dan akupun menghentikan aktifitasku. “Kok berhenti…” Rasya pasti sedang mulai terangsang. “Maaf Rasy…aku ga konsen banyak pekerjaan…”. “Ya sudah…” ujarnya tersungut sambil mengancing kembali blousnya terus berlalu.

Sore itu aku sedang membantu persalinan, sengaja aku panggil Fatimah untuk mendampingiku. Wajahnya senang sekali karena jarang mendapat kesempatan untuk mendampingi dokter saat persalinan seperti ini. Tidak mungkin kan semua masuk, ya aku beralasan yang lain tunggu giliran. DIa berusaha menjadi asistenku dengan baik, saat memberikan gunting aku sengaja pura-pura tidak tahu menyentuh tangannya…tapi langsung dia tarik. Gagal lagi upayaku…tapi aku sudah senang dengan melihat wajahnya dari dekat selama persalinan itu. Sekeluar dari ruang bersalin “Terima kasih ya kak…jarang ada kesempatan begitu…”. “Kamu mau aku bikin begitu…” sambilku melirik seorang ibu hamil yang kebetulan lewat. “yee…ga lah, makanya cepet cari istri sana…”sambil tersenyum dan berlalu. Aku kaget…kok dia tau ya…

Sore itu langit mendung dan gelap sekali. Hujan mulai turun rintik-rintik, aku memacu mobilku ke luar ruang parkir. Aku melihat Fatimah berlari keluar sambil menutupi kepalanya dengan tas agar tidak terkena hujan.“kesempatan”…tin..tin..ku klakson dia. “Mau pulang? bareng aja yuk…kayaknya mau hujan besar nih” selalu saja aku cari kesempatan. “Terima kasih kak…aku naik angkot saja…sudah biasa kok” katanya. hujanpun makin deras.“bener lho…ga apa-apa kok aku antar kamu sampe kos”.“Terima kasih kak, ga enak kalau dilihat orang bisa jadi fitnah”mhh…gilaa…ini semakin membuatku jatuh cinta sama dia, aku janji dalam hati, kalau saja aku bisa dapatkan dia aku akan putuskan semua affairku, aku benar-benar jatuh cinta pada dia.

Keesokan harinya, aku harus membantu persalinan lagi dan aku mencari Fatimah.“Fatimah tidak masuk hari ini dok” sahut Rinda teman sekampusnya sambil membedong bayi di ruang bayi.“Dia sakit? aku mau minta tolong bantu persalinan lagi” kataku.“Tidak tau dok…saya tidak dapat kabarnya” sahutnya sambil melihatku dengan sopan. Aku lihat Rinda manis juga, berjilbab lebar sama dengan Fatimah, walau tidak secantik Fatimah, Rinda bisa juga dikatakan high quality. Tingginya paling hanya 155 atau 160 cm, tapi tubuhnya proporsional. Dadanya tidak sampai terlihat betul lekukannya seperti Fatimah, kulitnya kuning bersih, kacamata yang dia kenakan semakin membuatntya lebih terlihat anggun. Aku pandangi seluruh tubuhnya, berbeda juga dengan Fatimah, dia tidak sungkan untuk berbicara langsung dan melihatku, walaupun dia juga sama-sama menjaga pergaulan. “Ya sudah kamu saja ya…bantu saya persalinan…”dia tersenyum senang “Terima kasih dok…”


Keesokan harinya aku masih belum menemukan Fatimah. akhirnya aku di bantu Rinda lagi “Kamu tau nomor telepon atau kos Fatimah Rin..”
“Tidak dok…kita beda kos…kenapa gitu?” “atau dokter…hihihi…suka sama dia ya” sahutnya sambil tersenyum “tidak…cuma dia itu cekatan dan pintar…makanya saya suka sekali kalau diasisteni dia…lagian juga dia ngga akan mau sama aku ini”. “Iya dok…banyak yang sudah mau khitbah dia..tapi dia tidak mau…dia mau selesaikan dulu kuliahnya…dia itu baik dan cantik lagi” sambil mengikuti langkahku di ruang persalinan. “Kamu juga cantik…” aku mulai mengeluarkan racunku, kalau ga dapet yang poin 9 ya minimal 7 atau 8 juga tidak apa-apa. Yang penting aku pengen sekali bisa memerawani wanita berjilbab lebar ini. Karena setauku mereka selalu menjaga diri dan pergaulannya. Tantangan tersendiri untuk aku. Rinda tidak menjawab, hanya tersenyum sambil menunduk.


Hari keempat baru kulihat Fatimah datang, namun tak seperti biasanya. Biasanya Fatimah selalu ceria, kali ini tidak. Wajahnya murung dan tatapannya kosong. Kulihat teman-temannya berusaha bertanya dan berkumpul di sekitarnya. Entah apa yang mereka bicarakan terkadang Fatimah tersenyum walau getir. Saat istirahat ku coba dekati. “Kamu sakit Mah?” “Nggak kak” lemah sekali bicaranya “Kenapa kamu murung, ada masalah?” “ah nggak kok” Fatimah mencoba tersenyum walau aku lihat tidak bisa menutupi kemurungannya. “Ngga ada masalah cuma agak kurang sehat aja, maaf saya mau makan dulu kak” sambil berlalu meninggalkanku. “Ya sudah kalau kamu ngga apa-apa, kalau kamu butuh bantuan jangan ragu minta tolong ke aku ya” “iya kak, terima kasih”.


Esokan hari-nya hari jum’at, aku berencana pulang agak cepat. Maksudku, aku mau tidur dulu sebelum agak malam nanti aku bangun dan pergi clubbing di club terkenal di kota ini. Ketika aku sedang membereskan buku dan berkas yang aku masukkan ke tas, tiba-tiba pintu kantorku di ketuk, “Silahkan masuk”.“Maaf, apa saya mengganggu kakak…”

aku lihat sesosok wanita dengan kemeja pink berbalut blazer putik khas dokter, jilbab pink dan rok putih. Cantik sekali dia terlihat. Wajahnya sambil agak menunduk walau dia coba beranikan diri melihat wajahku. “Ada apa Mah, tidak menggnggu kok, saya sedang membereskan berkas” ujarku santai. “Ada yang bisa saya bantu?” “Kakak besok ada acara?” Aku tersentak, tumben sekali dia bicara ini. “Tidak…tidak…ada apa? besok aku bebas kok”


“Saya mau minta tolong, besok aku mau pindah kos, apa kakak bisa bantu bawakan barang” “Oh…tentu, jam berapa?” “AKu tunggu di kos ku ya kak, jam 9, sini alamatnya saya tuliskan dulu” Fatimah pun menuliskan alamat pada secarik kertas di atas mejaku, aku terus memandanginya tanpa berkedip. perfect girl.“Terima kasih kak, maaf sekali saya sudah merepotkan” sambi memberikan kertas kepadaku, sedikit nakal aku pura-pura tidak sengaja menyentuh tangannya. lembut sekali dan…tak seperti biasanya dia menarik tangannya, kali ini dia membiarkan tanganku menyentuh tangannya. Fatimah pun berlalu sambil meninggalkan gerak pinggul yang sangat menarik, “aku harus memilikinya”.

Esokan harinya aku datang tepat waktu di alamat yang sudah diberikannya. Sebuah rumah kos yang cukup besar walau agak tua, bangunan inti pemilik rumah ada di depan, sedangkan bagian depannya gedung baru berlantai 2 dengan pola bangunan khas tempat kos. Aku lihat beberapa orang berkumpul dihalaman depan juga Fatimah dengan mengenakan jilbab putih, kemeja biru dan rok panjang biru donker. “Kenapa pindah nduk…padahal ibu seneng kamu di sini, kamu suka bantuin ibu” kata seorang wanita berumur lebih dari separuh baya. “iya bu…aku mau cari suasana lain aja, supaya aku bisa tenang bikin laporan”.

“Bu, kenalkan ini dokter Budi, yang bantuin saya pindahan” sambil mengenalkan aku tanpa sedikitpun mengenalkan aku pada seorang pria tua yang ada di sebelah ibu kosnya itu. Sama sekali wajahnya tidak bersahabat.“Oala aku kira bojo mu nduk…gantenge…” ku tersenyum dalam hati mendengarkan ucapan ibu kosnya itu.“ah ibu bisa aja…” Fatimah tersipu. Aku berharap itu menjadi nyata, dan tidak hanya menjadi pacarnya tapi aku bisa mengambil semuanya dari dia. Semua temannya berusaha membantu memasukkan kardus ke dalam mobilku, tidak lama hanya 1 jam semua barang sudah dimasukkan.

Kami pun segera pamit, pertama kali dia duduk bersebelahan denganku. AKu menancap gas stelah sebelumnya melambaikan tangan dulu pada ibu kos itu dan teman-temannya, wajah pria tua yang aku kira adalah suami dari ibu kos itu masih tetap tidak bersahabat. Mataku coba melirik nakal padanya, tatapannya kosong melihat pemandangan di sekitar jendela. Lekukan dadanya begitu nampak dan close up di hadapanku, napasnya naik turun semakin membusungkan dadanya yang tertutup jilbab putihnya. Rok biru donkernya berbahan lembut, sehingga gampang jatuh, aku lihat bagian tengah rok antara kedua pahanya jatuh ke paha sehingga menampakkan bentuk pahanya yang jenjang dan penuh.
Fatimah masih menikmati pemandangan sisi jalan dan tidak sadar kalau aku memperhatikan tubuhnya. Aku memacu mobil menuju alamat yang sudah dia beritahukan sebelumnya. Di perumahan itu, rumah type 21 yang dia tempati. Luas tanahnya masih sangat luas belum termaksimalkan. Sisi kanan kiri rumah masih kosong dan membuat jarak dengan rumah disampingnya. Aku pun segera membantu menurunkan barang dan membereskan barang di rumah tersebut, hanya berdua. aku pandangi wajahnya, perhatikan tiap lekuk tubuhnya yang membuat penisku tegang.

Sore itu aku mandi di rumah kontrakannya, aku tidak pernah lupa membawa alat mandi di mobilku. begitu juga Fatimah yang mandi sebelum aku, meninggalkan bau harum menyengat di kamar mandi. “Kak, makan malam di sini saja ya, sudah aku masakkan” tawarnya “Baik lah, pasti masakannya enak sekali” timpalku, padahal aku masih ingin berlama-lama dengan dia. Selepas makan malam kami pun bercengkrama. Semua barang telah kami rapihkan bersama, hari itu aku habiskan waktu bersama. “Akhirnya selesai juga ya Mah, capek juga ya” sahutku mencoba mencairkan suasana, sambil duduk di sebelahnya yang sedang mengupaskan mangga untukku. Fatimah tersenyum manis sekali, “Iya kak, kakak capek ya, mau aku suapin mangganya?”.aku kaget dengan tawarannya aku berusaha tenang “boleh”.

Dia pun memberikan mangga yang ada ditangannya, dengan nakal aku coba melahap mangga sampai ke jarinya, sehingga bibirku menyentuh jarinya. Dia tarik jarinya dari mulutku pelan sekali, sambil tersenyum. “oh god…sweet” ujarku dalam hati. “Mangganya manis…apalagi sambil lihat kamu” aku memancing. Fatimah hanya tersenyum, “mau lagi?” tawarnya, akupun mengangguk. Suapan kedua ini jarinya lebih lama berada di dalam mulutku. Sengaja tidak aku lepaskan dan si empunya jari lentik itu tidak keberatan, dia hanya diam menunggu. Tangan kiriku menyentuh tangan kanannya itu lembut, dia tidak menolak. aku tempatkan telapak tangannya yang lembut di pipiku, sambil menatap wajahnya. Wajahnya bersemu merah. Mata kami saling menatap, wajah kami semakin mendekat…dekat dan dekat…sehingga aku rasakan nafasnya menentuh wajahku.

Tangan kananku meraih dagunya yang lembut seolah tidak ada tulang di dagunya itu. sedikit aku tarik dagunya sehingga bibirnya terbuka, sengal nafasnya bisa aku rasakan. Ini mungkin rasanya seorang wanita yang pertama kali melakukan kissing, wanita yang selama ini berusaha menjaga kehormatannya dan tidak pernah disentuh siapapun sebelumnya. Matanya terkatup, cantik sekali dia malam ini. Akupun mendekatkan bibirku dengan bibirnya, aku pagut lembut…dia tidak membalas juga tidak menolak.Kembai aku pagut bibirnya, lembut dan manis kurasakan. ku pagut bibir atas dan bawahnya bergantian. Kali ini dia mulai merespon, dia membalas pagutanku dengan memagut bibirku juga.

Pagutan kami semakin liar, aku pindahkan kedua tanganku disamping wajahnya dengan posisi jari jempol menempel ke pipinya yang lembut.Keempat jariku berada di bawah telinganya yang masih tertutup jilbab. aku semakin menarik wajahnya mendekatiku, kecupanku semakin liar yang aku yakin membangkitkan gairahnya.


“mhh…ummm….aummmmm…” Kini tangan kiriku melingkari leher hingga kepundak belakangnya, sedangkan tangan kananku menyusup melalui bawah jilbab putihnya yang lebar kemudian mencari gundukan lembut tepat di dadanya. Tangan kananku menyentuh sebongkah gundukan lembut yang masih tertutup bra. “Mhh…payudara yang sangat indah”. Tangan kananku pun mulai meremas lembut payudara itu. “ehhhmmm…mhhmhh…mmhhhhh” Fatimah kaget dan mendesah sambil tetap berpagutan dengan bibirku.

Sekitar 2 menit meremas-remas dada kirinya, tangan kananku mencoba mencari kancing kemejanya. Dan ku buka satu demi satu hingga meninggalkan beberapa kancing bagian bawah yang tetap terpasang.Tangan kananku lebih aktif lgi masuk ke dalam kemejanya, benar saja, gundukan itu sangat lembut, ketika kulit tanganku bersentuhan dengan kulit payudaranya yang halus sekali. Tanganku menyusup diantar bra dan payudaranya, meremas lembut dan sesekali memilin putingnya yang kecil dan nampak sudah mengeras. “mhhh…ummmmm,….aahhh,…mmhh…..m mmm….mmmmphh….” mulutnya terus meracau mencoba menikmati setiap remasanku, matanya masih saja terpejam seolah dia tidak mau melihat kejadian ini atau dia sedang berusaha benar-benar meresapi rangsangan yang aku buat.


Aku tarik pundaknya sehingga tubuhnya terbaring ke samping kiriku, dan aku pun menarik bibirku dari bibirnya dengan sedikit suara kecupan yang menggambarkan dua bibir yang sudah lengket dan sulit dilepaskan. “mhuachh…aahhh” wajahnya memerah dan matanya masih terpejam, cantik sekali. Kini tangan kananku mengangkat jilbabnya ke atas, memberikan ruang agar kepalaku bisa masuk kedalamnya. AKu mencium bau harum dari keringatnya yang mulai mengalir. Dalam keremangan aku milihat leher jenjangnya yang putih dan halus, tanpa membiarkan waktu berlalu aku segera mengecupnya lembut dan kecupanku semakin ganas di lehernya “aahhh….eengg…ehhhh…aahhh ….aaa hhh….” mulutnya tak berhenti meracau. 

Tangan kananya meraih belakang kepalaku dan menekankan kepalaku agar semakin menempel di lehernya, sedangkan tangan kirinya mendekap punggungku. Untungnya jarang rumah ini dengan rumah sebelah lumayan jauh, sehingga desahan kami tidak terdengar oleh rumah sebelah. Aku tidak lupa meninggalkan cupang di lehernya, lalu ciumanku pun turun ke dadanya. Tangan kananku mencari sesuatu di balik punggungnya, ya kait bra.


Setelah aku dapatkan langsung aku lepaskan. Terlepaslah bra yang selama ini menutupi keduap payudara indah itu agar tidak meloncat keluar. lalu tangan kananku menarik bra agak ke atas ke leher Fatimah, sehingga terpampang dua gunung kembar yang sangat mengagumkan. Benar saja 36C. Aku mulai mencium payudara kanan Fatimah, aku lakukan masih di dalam jilbabnya, dan akupun tidak melepas semua kancing kemejanya, sehingga tidak semua bagian tubuhnya terlihat. Namun, itu membuat sensasi percintaan semakin terasa, tangan kananku sibuk meremas payudara kananya yang saat ini sudah tidak berpenutup lagi. “aaahhhh…kaaakk….ahhh…..m hhh…k ak…..aduuhh…..mhh….. ” Fatimah tidak kuat menahan rangsangan ini, kepalanya menggeleng ke samping kanan dan kiri, tangan kanannya semakin kuat membekap wajahku ke arah dadanya. Kini tangan kananku melepas remasan di dadanya, mulai turun ke bawah, menyentuh kakinya yang masih ber kaos kaki. tangan kananku menarik roknya menyusuri betis yang tertutup kaos kaki panjang hampir selutut, setelah itu tanganku menemukan kulit halus yang putih.

Tangan kananku menyusuri paha kirinya dan membuat roknya terangkat sebatas perut. tangan kananku membelai-belai paha kirinya dan ciumanku sekarang sudah mendarat di payudara kirinya. “ahhh…kaaaakkk….kakaaa….k k…ahh …”, nafas Fatimah semakin tersengal-sengal, aku tidak lupa meninggalkan cupang juga di payudara kirinya yang sangat lembut. Penisku semakin tegang. Lalu aku tarik wajahku dari dadanya, aku duduk di samping tubuhnya yang terbaring. Bulir keringat mulai membasahi wajahnya yang putih, nafasnya tersengal, matany amasih terpejam, bibirnya terbuka sedikit. Rok bagian kiri sudah terangkat sampai ke perut, menyisakan pemandangan paha putih jenjang nan indah, namun betisnya tertutup kaos kaki yang cukup panjang. Tangan kananku masuk ke bawah kedua lututnya, tangan kiriku masuk ke dalam lehernya, aku pun memagutnya lagi dan dia faham apa yang aku maksud.



Dia kalungkan kedua tangannya ke belakang kepalaku. “Jangan di sini ya sayang…kita masuk saja ke dalam…” ujarku sambil mengangkatnya, birbir kami tak henti berpagutan. Lalu aku rbahkan tubuhnya ke kasur busa tanpa dipan khas milik anak kos. nafasnya terus tersengal, kedua tangannya meremas kain sprei kasurnya itu. Kini aku berada di kedua kakinya, aku coba tarik roknya sampai sebatas perut dan aku kangkangkan kakinya. Ciumanku mendarat di bagian bawah perut, “eenngg…ahhh…” aku tau dia merasa geli dan terangsang hebat, sambil kedua tanganku mencoba menurunkan celana dalamnya. Gerak tubuhnya pun tidak menggambarkan penolakan, bahkan dia agak mengangkat pantatnya ketika tangan ku mencoba melepas celana dalamnya sehingga mudah melewati bagian pantat dan tidak berapa lama terlepas sudah celana penutup itu. Vagina muda berwarna pink yang sangat indah, ditumbuhi bulu halus yang rapih tercukup. Baunya pun sangat wangi.

Tapi aku tidak ingin buru-buru, aku ingin Fatimah membiasakan suasananya dulu. ciumanku jatuh ke pahanya, ke bagian sensitif paha belakang sambil mengangkat kakinya ke atas. lalu pada saat yang tepat aku mulai turunkan ciumanku di antara selangkangannya. “kaakk…ahh…”, aku mencoba menjilati bagian luar vaginanya dari bawah ke atas, vagina itu mulai lembab dan basah. Lalu aku renggangkan lebih luas lagi kakinya, dan aku sibak labia mayoda dan labia minora vaginanya, aku temukan lubang ke wanitaan yang masih sempit namun berwarna merah seakan bekas luka atau lecet. AKu tidak mempedulukan, karena aku melihat cairan bening meleleh dari dalam lubang kewanitaan Fatimah, lalu aku jilati dan lidahku pun nakal mencoba masuk ke dalam lubang kewanitaan itu, terus mencari dan mencari…lalu kecupanku pindah ke atas menemukan benjolan kecil tepat di bawah garis vagina atas, aku gigit-gigit kecil, aku cium aku sedot, tidak ketinggalan tangan kananku mencoba sedikit demi sedikit masuk ke vaginanya. “aahhhhh…uuhhh….mhh….phhh …ahhh …akakak…aahh..kakak… aduuhh…aaahhh…ahhh…” kepalanya bergeleng tidak teratur ke kanan dan kekiri, kedua tangannya semakin kuat menggenggam sprei yang dikenakan pada kasur busa tersebut. ciumanku semakin kuat dan ganas, cairan kewanitaan semakin deras keluar dari lubang kewanitaan Fatimah.

secara bergantian lidahku merangsang lubang vagina dan clitoris, dan tangan kananku pun tidak tinggal dia. Jika lidahku sedang merangsang klitoris maka jari tangan kananku berusaha meransang pubang vagina, juga ketika lidahku bermain-main dan mencoba masuk lebih dalam ke lubang vagina, jempol tanganku merangang dengan menggesek dan menekan-nekan clitoris Fatimah. “aaahhh….aaaaa…uuuu…enhhh h…eee mmm…ahh…aaaa….” Tangan kananya sekarang meremas-remas rambutku dan menekan kepalaku agar lebih dalam lagi mengeksplorasi vaginanya. Sekitar 15 menit aku mengekplor vaginanya, dia menjambak rambutku dan kemudian mendorongku. Sekarang posisi kami sama-sama duduk, nafasnya tersengal-sengal tapi sekarang dia berani membuka matanya menatapku, keringat mengucur dari tubh kami. Tiba-tiba bibirnya langsung menyerbu bibirku, ciuman kali ini amat liar terkadang gigi kami beradu, lidah kami saling bertukar ludah, lidahku coba masuk ke rongga mulutnya, menjilati dinding-dinding mulutnya.


AKu sangat kaget ketika tangannya menarik kaosku ke atas, melewati mulut kami yang tengah beradu, kemudian ciumannya turun ke leherku dan ke dadaku. Tanganya tidak berhenti sampai di situ, dia mulai membuka ikat pinggang celanaku, saat bibirnya masih menciumi dadaku, tangannya menurunkan celanaku dan kemudian celana dalamku. Penisku yang diameternya 6 cm dan panjangnya hampir 20 cm mengacung tegak, kini tangan kanannya menggengam penisku, aku pun berdiri dan kini wajah ayunya berada di depan penisku hanya beberapa senti saja. ku lihat dia menelan ludah, apa mungkin dia kaget dengan ukuran ini atau mungkin dia masih ragu melakukan ini. Aku pegang kepalanya yang masih menggunakan jilbab putih yang mulai kusut. kudekatkan penisku dengan bibirnya, bibirnya masih terkatup ketika ujung penisku menempel pada bibirnya, mungkin dia masih bingung apa yang dilakukannya. “Kulum sayang…ciumi sayang…ayo…” lalu dia buka bibirnya sedikit dan mencium ujung penisku, kaku, tapi menimbulkan sensasi yang dahsyat, selain karena bibirnya yang lembut, hangat dan basah menyentuh ujung penisku, melihat seorang wanita yang masih berpakaian lengkap dengan jilbabnya itu hal yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. “cuup..mppuhmm..uhhmm…” bibirnya berkali-kali mengulum ujung penisku, sedikit-demi sedikit kulumannya semakin masuk. AKu lihat dia masih kaku dan belum lihai melakukan itu, tapi bagiku sensasi luar biasa. “mhhh…aauuuummm…uummhh”

Akhirnya mulutnya berani memasukkan penisku, walau tidak sampai masuk semua, karena penisku terlalu panjang dan itu akan menyakitkannya. “shh…ahh…terus Mah…keluar masukin…” Fatimah pun mengikuti perintahku dia memaju mundurkan kepalanya. “aahh…sayang…terus”…”mhh. .uhmm hh..cuuupp..muuh” Fatimah terus melakukan aktifitasnya. hanya 5 menit lalu dia berhenti. “Kak…Fatimah ngga tahan…” diapun menarik tubuhku dan aku kini sama-sama duduk berhadapan. Aku tahu, dia dalam kondisi puncak, dia tidak dapat lagi menahan libidonya, akupun merebahkannya dan menindihnya. AKu regangkan kedua kakinya. Fatimah tampak pasrah dia memandangiku dan memperhatikan penisku yang tepat dihadapan vaginanya. Aku lupa sesuatu, segera ku raih celanaku yang tercecer di samping dan mengambil sesuatu di dompet. Ya, aku selalus edia kondom di dompet setelah ku buka dan akan kupasangkan, Fatimah menampik tanganku. “ngga usah pake itu kak…aku ingin jadi milik kakak seutuhnya” aku tersentak dengan ucapannya “Kamu yakin Mah?” Fatimah mengangguk. Kini kuarahkan ujung penisku mendekati lubang kewanitaannya “Tahan ya Mah…agak sakit…”

Tangan kananku menggenggam batang penis dan digesek-gesekkan pada clitoris dan bibir kemaluan Fatimah, hingga Fatimah merintih-rintih kenikmatan dan badannya tersentak-sentak. Aku terus berusaha menekan senjataku ke dalam kemaluan Fatimah yang memang sudah sangat basah itu. Perlahan-lahan kepala penisku menerobos masuk membelah bibir kemaluan Fatimah. “Tahan kaak…sakii..t” dia merintih sambi menggigit bibir bawahnya. Aku pun menghentikan kegiatanku sementara, sambil menunggu aku maju mundurkan kepala penisku ke bibir kemaluannya supaya bibir kemaluannya mulai menyesuaikan. Matanya masih terpejam dan terus menggigit bibir bawahnya, nafasnya tersengal. Sedikit demi sedikit aku masukkan kembali, pelan tapi pasti.


Setiap penisku masuk Fatimah melenguh menahan sakit. Vaginanya masih sempit tapi tanpa halangan penisku mulai masuk ke dalam. Dengan kasar Aku tiba-tiba menekan pantatku kuat-kuat ke depan sehingga pinggulku menempel ketat pada pinggul Fatimah. Dengan tak kuasa menahan diri dan berteriak, mungkin sakit. Dari mulut Fatimah terdengar jeritan halus tertahan, “Aduuuh!.., ooooooohh.., aahh…sakii…t..kaak..”, disertai badannya yang tertekuk ke atas dan kedua tangan Fatimah mencengkeram dengan kuat pinggangku.
Beberapa saat kemudian aku mulai menggoyangkan pinggulku, mula-mula perlahan, kemudian makin lama semakin cepat dan bergerak dengan kecepatan tinggi diantara kedua paha halus gadis ayu tersebut.


Fatimah berusaha memegang lenganku, sementara tubuhnya bergetar dan terlonjak dengan hebat akibat dorongan dan tarikan penisku pada kemaluannya, giginya bergemeletuk dan kepalanya menggeleng-geleng ke kiri kanan di atas meja. Fatimah mencoba memaksa kelopak matanya yang terasa berat untuk membukanya sebentar dan melihat wajahku, dengan takjub. Fatimah berusaha bernafas dan …:” “kaa..kk…, aahh…, ooohh…, ssshh”, sementara aku tersebut terus menyetubuhinya dengan ganas. Fatimah sungguh tak kuasa merintih setiap kali Aku menggerakkan tubuhku, gesekan demi gesekan di dinding liang vaginanya. Setiap kali aku menarik penisnya keluar, dan menekan masuk penisku ke dalam vagina Fatimah, maka klitoris Fatimah terjepit pada batang penisku dan terdorong masuk kemudian tergesek-gesek dengan batang penisku yang berurat itu. Hal ini menimbulkan suatu perasaan geli yang dahsyat, yang mengakibatkan seluruh badan Fatimah menggeliat dan terlonjak, sampai badannya tertekuk ke atas menahan sensasi kenikmatan yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.

Sementara tanganku yang lain tidak dibiarkan menganggur. Tanganku merengkuh punggungnya yang melengkung menahan nikmat, kemudian aku sibak jilbabnya dan terlihat dua payudara indahnya yang masih sembunyi dibalik kemeja yang sudha terbuka kancing bagian atasnya, branya pun sudah tersingkap ke atas menambah sensualitas pemandangan saat itu. Aku pun terus bermain-main pada bagian dada Fatimah dan Mencium dan kadang menggigit kedua payudara Fatimah secara bergantian. Ia berusaha menggerakkan pinggulnya, akan tetapi paha, bokong dan kakinya mati rasa. Tapi ia mencoba berusaha membuatku segera mencapai klimaks dengan memutar bokongnya, menjepitkan pahanya, akan tetapi aku terus menyetubuhinya dan tidak juga mencapai klimaks. Ia memiringkan kepalanya, dan terdengar erangan panjang keluar dari mulutnya yang mungil, “Ooooh…, ooooooh…, aahhmm…, ssstthh!”. Gadis ayu itu Semakin erat mendekap kepalaku agar semakin rekat dengan payudaranya, aku tahu pelukan itu adalah penyaluran dari rasa nikmat dan klimaks yang mungkin sebentar lagi dia rasakan.

Kedua pahanya mengejang serta menjepit dengan kencang, menekuk ibu jari kakinya, membiarkan bokongnya naik-turun berkali-kali, keseluruhan badannya berkelonjotan, menjerit serak dan…, akhirnya larut dalam orgasme total yang dengan dahsyat melandanya, diikuti dengan suatu kekosongan melanda dirinya dan keseluruhan tubuhnya merasakan lemas seakan-akan seluruh tulangnya copot berantakan. Fatimah terkulai lemas tak berdaya di atas kasur dengan kedua tangannya terentang dan pahanya terkangkang lebar-lebar dimana penisku tetap terjepit di dalam liang vaginanya. Itu lah pertama kali dia merasakan indahnya orgasme. Selama proses orgasme yang dialami Fatimah ini berlangsung, memberikan suatu kenikmatan yang hebat yang dirasakan olehku, dimana penisku yang masih terbenam dan terjepit di dalam liang vagina Fatimah dan merasakan suatu sensasi luar biasa, batang penisku serasa terbungkus dengan keras oleh sesuatu yang lembut licin yang terasa mengurut-urut seluruha penisku, terlebih-lebih pada bagian kepala penisku setiap terjadi kontraksi pada dinding vagina Fatimah, yang diakhiri dengan siraman cairan panas. Perasaanku seakan-akan menggila melihat Fatimah yang begitu cantik dan ayu itu tergelatak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir kemaluan yang kuning langsat mungil itu menjepit dengan ketat batang penisku.

Tidak sampai di situ, beberapa menit kemudian Aku membalik tubuh Fatimah yang telah lemas itu hingga sekarang Fatimah setengah berdiri tertelungkup di dipan dengan kaki terjurai ke lantai, sehingga posisi pantatnya menungging ke arahku. Aku ingin melakukan doggy style, tanganku kini lebih leluasa meremas-remas kedua buah payudara Fatimah yang kini menggantung ke bawah, tangunku menyusup lewat kemeja bagian bawah. Dengan kedua kaki setengah tertekuk, secara perlahan-lahan aku menggosok-gosok kepala penisku yang telah licin oleh cairan pelumas yang keluar dari dalam vagina Fatimah dan menempatkan kepala penisku pada bibir kemaluan Fatimah dari belakang. Dengan sedikit dorongan, kepala penisku tersebut membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir-bibir kemaluan Fatimah, Fatimah melengguh agak kencang..”aahhgg….” ketika penisku mulai menyeruak ke dalam vaginanya lagi. 

Kedua tanganku memegang pinggul Fatimah dan mengangkatnya sedikit ke atas sehingga posisi bagian bawah badan Fatimah tidak terletak pada dipan lagi, hanya kedua tangannya yang masih bertumpu pada kasur. Kedua kaki Fatimah dikaitkan pada pahaku. Kutarik pinggul Fatimah ke arahku, berbarengan dengan mendorong pantatnya ke depan, sehingga disertai keluhan panjang yang keluar dari mulut Iffa, “Oooooooh…aahh…shhh…ahh…. !”, penisku tersebut terus menerobos masuk ke dalam liang vaginanya dan Aku terus menekan pantatnya sehingga perutnyaku menempel ketat pada pantat Fatimah yang setengah terangkat. Aku memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil mulutku mendesis-desis keenakan merasakan penisku terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang vagina Fatimah yang ketat itu. “Ahh…ahhh…aahh…kak..a.duu u..hh …mhh…teruss…” mulutnya terus mengaduh, tanda nikmat tiada tara yang dia rasakan. Tubuhny amaju mundur terdorong desakan penisku. Karena bagian pantat lebih tinggi dari kepala sehingga kemejanya turn ke bawah memperlihatkan pungguh mulus dan putih yang sebelumnya tidak pernah dilihat siapapun.

Tangannya sambil terus meremas seprei dan merebahkan kepanaya di kasur. “shhh…ahh..kakk…aahh..adu uhh…k ak….” semakin kencang teriakannya semakin menunjukkan kalau dia akan merasakan klimaks untuk kedua kalinya. AKupun mempercepat doronganku. “terus..kak…ahh…jangan berhenti…ahh…kak,…” Fatimahmeracau semakin tidak karuan. Dan….diapun mendongakkan kepalanya ke atas disertai lengguhan panjang “aaaaaaa……….hhhhhh….” dia klimaks untuk kedua kalinya. AKu cabut penisku dari lubang vaginanya, aku lihat cairan bening semakin banyak meleleh dari vaginanya. Tubuhnya melemas dan lunglai ketika aku lepaskan. Navasnya tersengal, pakaian dan jilbabnya kusut tak karuan. Keringat membuat pakaian dia yang tidak dilepas sama-sakeli menjadi basah. Namun dia memang wanita yang pandai merawat tubuhnya, bahkan keringatnya pun harum sekali baunya. Setelah aku biarkan dia istirahat beberapa menit sambil meresapi orgasme untuk keduakalinya. 

Kemudian Aku merubah posisi permainan, dengan duduk di sisi tempat tidur dan Fatimah kutarik duduk menghadap sambil mengangkang pada pangkuanku. Aku menempatkan penisku pada bibir kemaluan Fatimah yang tampak pasrah dengan perlakuanku, Lalu aku mendorong sehingga kepala penisku masuk terjepit dalam liang kewanitaan Fatimah, sedangkan tangan kiriku memeluk pinggul Fatimah dan menariknya merapat pada badanku, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti penisku menerobos masuk ke dalam kemaluan Fatimah. Tangan kananku memeluk punggung Fatimah dan menekannya rapat-rapat hingga kini badan Fatimah melekat pada badanku. Kepala Fatimah tertengadah ke atas, pasrah dengan matanya setengah terkatup menahan kenikmatan yang melandanya sehingga dengan bebasnya mulutku bisa melumat bibir Fatimah yang agak basah terbuka itu.Dengan sisa tenaganya Fatimah mulai memacu dan terus menggoyang pinggulnya, memutar-mutar ke kiri dan ke kanan serta melingkar,

sehingga penisku seakan mengaduk-aduk dalam vaginanya sampai terasa di perutnya. Karena stamina yang sudha terkuras dengan dua klimaks yang didapatnya, goyangan Fatimahs emakin melemah. Aku pindahkan kedua tanganku ke arah pinggannya dan tanganku mulai membantu mengangkat dan mendorong pinggul Fatimah agar terus bergoyang. Aku ihat penisku timbul tenggelam dibekap lubang vaginanya yang hangat. Rintihan tak pernah berhenti keluar dari mulutnya. 

“shh…ah…sshhh…ahhh..” Goyangannya teratur, setelah sekian lama dengan posisi itu, Fatimah mulai bangkit lagi libidonya, dengan tenaga sisa dia mulai membantu tangaku dengan menggerakkan pinggulnya lebih cepat lagi. Kedua tangannya kini merangkul kepalaku dan membenamkannya ke kedua gunug kembarnya yang besar dan halus. Aku tahu dia akan mengalami klimaksnya yang ketiga. Aku kulum dan lumat payudaranya, kepala Fatimah menengadah merasakan nikmat yang tiada tara atas rangsangan pada dua titik tersensitifnya. Tak berselang kemudian, Fatimah merasaka sesuatu yang sebentar lagi akan kembali melandanya. Terus…, terus…, Fatimah tak peduli lagi dengan gerakannya yang agak brutal ataupun suaranya yang kadang-kadang memekik lirih menahan rasa yang luar biasa itu. Dan ketika klimaks itu datang lagi, Fatimah tak peduli lagi, “Aaduuuh…,

eeeehm..ahh…kaa..kk…aahhh…”, Fatimah memekik lirih sambil menjambak rambutku memeluknya dengan kencang itu. Dunia serasa berputar. Sekujur tubuhnya mengejang, terhentak-hentak di atas pangkuanku. Kemudian kembaliku gendong dan meletakkan Fatimah di atas meja dengan pantat Fatimah terletak pada tepi dipan dan kasur, kedua kakinya terjulur ke lantai. Aku mengambil posisi diantara kedua paha Fatimah yang kutarik mengangkang, dan dengan tangan kananku menuntun penisku ke dalam lubang vagina Fatimah yang telah siap di depannya. Aku mendorong penisku masuk ke dalam dan menekan badannya. Desah nafasnya mendengus-dengus seperti kuda liar, sementara goyangan pinggulnya pun semakin cepat dan kasar. 

Peluhnya sudah penuh membasahi sekujur tubuhnya dan tubuh Fatimah yang terkapar lemas dan pasrah terhadap apa yang akan aku lakukan. Badan gadis itu terlonjak-lonjak mengikuti tekanan dan tarikan penisku. Fatimah benar-benar telah KO dan dibuat benar-benar tidak berdaya, hanya erangan-erangan halus yang keluar dari mulutnya disertai pandangan memelas sayu, kedua tangannya mencengkeram Sprei. Dan aku sekarang merasa sesuatu dorongan yang keras seakan-akan mendesak dari dalam penisku yang menimbulkan perasaan geli pada ujung penisku. Aku mengeram panjang dengan suara tertahan, “Agh…, terus”, dan pinggulku menekan habis pada pinggul gadis yang telah tidak berdaya itu,sehingga buah pelirku menempel ketat dan batang penisku terbenam seluruhnya di dalam liang vagina Fatimah. Dengan suatu lenguhan panjang, “Sssh…, ooooh!”,

sambil membuat gerakan-gerakan memutar pantatnya, aku merasakan denyutan-denyutan kenikmatan yang diakibatkan oleh air maninya ke dalam vagina Fatimah. Ada kurang lebih lima detik aku tertelungkup di atas badan gadis ayu tersebut, dengan seluruh tubuhku bergetar hebat dilanda kenikmatan orgasme yang dahsyat itu. Dan pada saat yang bersamaan Fatimah yang telah terkapar lemas tak berdaya itu merasakan suatu hangat dari pancaran cairan kental hangat ku yang menyiram ke seluruh rongga vaginanya. Aku melihatnya lemas dengan jilbab dan pakaian yang sudah nggak keruan bentuknya lagi. aku melihatnya menunduk sedih sambil menangis. Aku faham, gadis seperti dia tidak mungkin mudah untuk melakukan hal ini, tapi kali ini aku benar-benar membuatnya tak berdaya dan mengikuti nafsu duniawi. “Kak…” dia membuka perakapan ditengah hening kami menikmati pertempuran yang baru saja selesai. “Ya sayang…” sambil ku peluk dia. “Kakak mau tanggung jawab kan?”

“Kakak mau menikahi Fatimah kan?” parau suaranya terdengar. Aku tersentak aku tak menyangka kalau dia langsung mengatakan itu. Tapi aku benar-benar tidak tega melihat kondisinya yang sudah menyerahkan semuanya kepadaku. Aku pun ingin memilikinya dan mengakhiri semua kebiasan burukku. AKu berjanji meninggalkan pacarku kalau dia mau menikah denganku, kenyataannya sekarang itu sudah di depan mata.“i..iya..Mah…kakak akan tanggung jawab…kakak akan menikahi kamu” sahutku. Dalam wajah sedihnya kuliah bibirnya menyunggingkan sedikit senyum. Dan kamipun tertidur dengan saling memeluk seakan berharap agar pagi tak segera hadir. Semenjak kejadian pertama ini, Fatimah jadi agresif dalam hal bercinta.Terkadang dia sendiri yang meminta dientot tanpa aku minta.Berbagai gaya sudah kami coba. Selang berapa tahun kemudian kami menikah dan mempunyai anak satu perempuan. END

Untuk  Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :


Posted By : 233poker.com