Saturday, January 13, 2018

Situs Poker Terbaik - Selingkuh dengan boss cantik yang cuek dan sombong

Situs Poker Terbaik - Selingkuh dengan boss cantik yang cuek dan sombong Sudah dua tahun aku bekerja di perusahaan swasta ini. Aku bersyukur, karena prestasiku, di usia yang ke 25 ini aku sudah mendapat posisi penyelia. Atasanku seorang wanita berusia 42 tahun. Walaupun cantik, tapi banyak karyawan yang tidak menyukainya karena selain keras, sombong dan terkadang suka cuek.


Situs Poker TerbaikNamun sebagai bawahannya langsung aku cukup mengerti beban posisi yang harus dipikulnya sebagai pemimpin perusahaan. Kalau karyawan lain ketakutan dipanggil menghadap sama Bu Melly, aku malah selalu berharap dipanggil. Bahkan sering aku mencari-cari alasan untuk menghadap keruangan pribadinya.

Sebagai mantan pragawati tubuh Bu Melly sangatlah bagus diusia kepala empat ini. Wajahnya yang cantik tanpa ada garis-garis ketuaan menjAdikannya tak kalah dengan anak muda. Saking keseringan aku mengahadap keruangannya, aku mulai menangkap ada nada-nada persahabatan terlontar dari mulut dan gerak-geriknya.

Tak jarang kalo aku baru masuk ruangannya Bu Melly langsung memuji penampilanku. Aku bangga juga mulai bisa menarik perhatian. Mudah-mudahan bisa berpengaruh di gaji hahaha nyari muka nih.
Sampai suatu ketika, lagi-lagi ketika aku dipanggil mengahadap, kulihat raut muka Bu Melly tegang dan kusut. Aku memberanikan diri untuk peduli,

“Ibu kok hari ini kelihatan kusut? ada masalah?”, sapaku sembari menuju kursi didepan mejanya.
“Ia nih Ndy, aku lagi stres,udah urusan kantor banyak, dirumah mesti berantem sama suaminya kusut deh”, jawabnya ramah, sudut bibirnya terlihat sedikit tersenyum.
“Justru aku manggil kamu karena aku lagi kesel. Kenapa ya kalau lagi kesel trus ngeliat kamu aku jadi tenang”, tambahnya menatapku dalam.

Aku terhenyak diam, terpaku. Masak sih Bu Melly bilang begitu? Batinku.
“Andy,ditanya kok malah bengong”, Bu Melly menyenggol lenganku.
“Eeehh nggak,abisnya kaget dengan omongan Ibu kayak tadi. Aku kaget dibilang bisa nenangin seorang wanita cantik”, balasku gagap.
“Ndy nanti temenin aku makan siang di Hotel (***) ya.. Kita bicarain soal promosi kamu. Tapi kita jangan pergi bareng ,nggak enak sama teman kantor. kamu duluan aja, kita ketemu disana”, kata Bu Melly.

Aku semakin tergagap, tidak menyangka akan diajak seperti ini.
“Baik Bu”, jawabku sambil keluar dari ruangannya.
Setelah membereskan file-file, pas jam makan siang aku langsung menuju hotel tempat janji makan siang. Dalam mobilku aku coba menyimpulkan promosi jabatan apa yang akan Bu Melly berikan. Seneng sih, tapi juga penuh tanda tanya.

Kenapa harus makan siang di hotel? Terbersit dipikiranku, mungkin Bu Melly butuh teman makan, teman bicara atau mudah-mudaha teman tidur.. upss mana mungkin Bu Melly mau tidur dengan aku. Dia itu kan kelas atas sementara aku karyawan biasa. Aku kesampingkan pikiran kotor.

Sekitar setengah jam aku menungu di lobby hotel tiba-tiba seorang bellboy menghampiriku. Setelah memastikan namaku dia mempersilahkanku menuju kamar 809, katanya Bu Melly menunggu di kamar itu. Aku menurut aja melangkah ke lift yang membawaku ke kamar itu. Ketika kutekan bel dengan perasaan berkecamuk penuh tanda tanya berdebar menunggu sampai pintu dibukain dan Bu Melly tersenyum manis dari balik pintu.

“Maaf ya Ndy aku berobah pikiran dengan mengajakmu makan di kamar. Mari.. kita ngobrol-ngobrol kamu mau pesen makanan apa?”, kata Bu Melly sambil menarik tangan membawaku ke kursi. Aku masih gugup.

“Nggak usah gugup gitu dong”, ujar Bu Melly melihat tingkahku.
“Aku sebetulnya nggak percaya dengan semua ini .aku nggak nyangka bisa makan siang sana Ibu seperti ini. Siapa sih yang nggak bangga diundang makan oleh wanita secantik Ibu?”, ditengah kegugupanku aku masih sempat menyempilkan jurus-jurus rayuan. Aku tau pasti pujian kecil bisa membangkitkan kebanggan.

“Ahh kamu Ndy bisa aja,emangnya aku masih cantik”, jawab Bu Melly dengan pipi memerah. Ihh persis anak ABG yang lagi dipuji.
“Iya Bu, sejujurnya aku selama ini memipikan untuk bisa berdekatan dan berduan dengan Ibu,makanya aku sering nyari alasan masuk keruangan Ibu”, kataku polos.
“Aku sudah menduga semua itu soalnya aku perhatikan kamu sering nyari-nyari alasan menghadap aku. Aku tau itu. Bahkan kamu sering curi-curi pandang menatapku kan?”, ditembak seperti itu aku jadi malu juga.

Memang aku sering menatap Bu Melly disetiap kesempatan, apa lagi kalau sedang rapat kantor. Rupanya tingkahku itu diperhatikannya.
Kami berpandangan lama. Lama kami berhadapan, aku di tempat duduk sedangkan Bu Melly dibibir tempat tidur. Dari wajahnya terlihat kalau wanita ini sedang kesepian, raut mukanya menandakan kegairahan.

Perlahan dia berdiri dan menghampiriku. Masih tetap berpandangan, wajahnya semakin dekat.. dekat.. aku diam aja dan hup.bibirnya menyentuh bibirku. Kutepis rasa gugup dan segera membalas ciumannya. Bu Melly sebentar menarik bibirnya dan menyeka lipstik merahnya dengan tisu. Lalu tanpa dikomando lagi kami sudah berpagutan.

“Pesen makannya nanti aja ya Ndy”, katanya disela ciuman yang semakin panas.
Wanita cantik betinggi 165 ini duduk dipangkuanku. Sedikit aku tersadar dan bangga karena wanita ini seorang boss ku, duduk dipangkuanku. Tangan kirinya melingkar dileherku sementara tangan kana memegang kepalaku. Ciumannya semakin dalam, aku lantas mengeluarkan jurus-jurus ciuman yang kutau selama ini. Kupilin dan kuhisap lidahnya dengan lidahku. Sesekali ciumanku menggerayang leher dan belakang telinganya. Bu Melly melolong kegelian.

“Ndy kamu hebat banget ciumannya, aku nggak pernah dicium seperti ini sama suamiku, bahkan akhir-akhir ini dia cuek dan nggak mau menyentuhku”, cerocos Bu melly curhat.
Aku berpikir, bego banget suaminya tidak menyentuh wanita secantik Bu Melly. Tapi mungkin itulah kehidupan suami istri yang lama-lama bosan, pikirku.

Bu Melly menarik tangaku. Kutau itu isyarat mengajak pindah ke ranjang. Namun aku mencegahnya dengan memeluknya saat berdiri. Kucium lagi berulang-ulang, tangaku mulai aktif meraba buah dadanya. Bu melly menggelinjang panas. Blasernya kulempar ke kursi, kemeja putihnya kubuka perlahan lalu celana panjangnya kuloloskan.

Bu Melly hanya terdiam mengikuti sensasi yang kuberikan. Wow, aku tersedak melihat pemandangan didepanku. Kulitnya putih bersih, pantatnya berisi, bodynya kencang dan ramping. Celana dalam merah jambu sepadan warna dengan BH yang menutupi setangkup buah dada yang walaupun tidak besar tapi sangat menggairahkan.

“Ibu bener-bener wanita tercantik yang pernah kulihat”, gumamku.
Bu melly kemudian mengikuti aksiku tadi dengan mulai mencopot pakaian yang kukenakan. Namun dia lebih garang lagi karena pakaianku tanpa bersisa, polos. Mr. Happy yang sedari tadi tegang kini seakan menunjukkan kehebatannya dengan berdiri tegak menantang Bu Melly.

“Kamu ganteng Ndy”, katanya seraya tanganya meraup kemaluanku dan ahh bibir mungilnya sudah mengulum.
Oh nikmatnya. Sentuhan bibir dan sapuan lidahnya diujung Mr.Happy ku bener-bener bikin sensasi dan membuat nafsu meninggi.

Aku nggak tahan untuk berdiam diri menerima sensasi saja. Kudorong tubuhnya keranjang, kuloloskan celana dalam dan BH-nya. Sambil masih tetap menikmati jilatan Bu Melly, aku meraih dua bukit kembar miliknya dan kuremas-remas. Tanganku merayap keselangkangannya. Jari tengahku menyentuh itilnya dan mulai mengelus, basah. Bu Melly terhentak. Sesekali jari kumasukkan kedalam vaginanya. Berusaha membuat sensasi dengan menyentuh G-spot-nya.

Atas inisiatifku kami bertukar posisi, gaya 69. Jilatan lidahnya semakin sensasional dengan menulur hingga ke pangkal kemaluanku. Dua buah bijiku diseruputnya Bener-bener enak. Gantian aku merangkai kenikmatan buat Bu Melly, kusibakkan rambut-rambut halus yang tertata rapi dan kusentuh labia mayoranya dengan ujung lidah. Dia menggeliat. Tanpa kuberi kesempatan untuk berpikir, kujilati semua susdut vaginanya, itilnya kugigit-gigit.

Bu melly menggelinjang tajam dan, “Ndy aku keluar lo.. nggak tahan”, katanya disela rintihan.
Tubuhnya menegang dan tiba-tiba terhemmpas lemas, Bu Melly orgasme.
Aku bangga juga bisa membuat wanita cantik ini puas hanya dalam lima menit jilatan.

“Enak Ndy, aku bener-bener nafsu sama kamu. Dan ternyata kamu pintar muasin aku,makasih ya Ndy”, ujarnya.
“Jangan terima kasih dulu Bu, soalnya ini belum apa-apa, nanti Andy kasi yang lebih dahsyat”, sahutku.
Kulihat matanya berbinar-binar.

“Bener ya Ndy, puasin aku, sudah setahun aku nggak merasakan orgasme, suamiku sudah bosan kali sama aku”, bisiknya agak merintih lirih.
Hanya berselang liam menit kugiring tubuh Bu melly duduk diatas pinggulku. Mr.Happy kumasukkan ke dalam vaginanya dan bless,lancar karena sudah basah. Tanpa dikomando Bu Melly sudah bergerak naik turun.

Posisi ini membuat ku bernafsu karena aku bisa menatap tubuh indah putih mulus dengan wajah yang cantik, sepuasnya. Lama kami bereksplorasi saling merangsang. Terkadang aku mengambil posisi duduk dengan tetap Bu melly dipangkuanku. Kupeluk tubuhnya kucium bibirnya.

“Ahh enak sekali Ndy”, ntah sudah berapa kali kata-kata ini diucapkannya.
Mr.Happyku yang belum terpuaskan semakin bergejolak disasarannya. Aku lantas mengubah posisi dengan membaringkan tubuh Bu Melly dan aku berada diatas tubuh mulus. Sambil mencium bibir indahnya, kumasukkan Mr.Happy ke vaginanya. Pinggulku kuenjot naik turun. Kulihat Bu Melly merem-melek menahan kenikmatan.

Pinggulnya juga mulai bereaksi dengan bergoyang melawan irama yang kuberikan. Lama kami dalam posisi itu dengan berbagai variasi, kadang kedua kakinya kuangkat tinggi, kadang hanya satu kaki yang kuangkat. Sesekali kusampirkan kakinya ke pundakku. Bu Melly hanya menurut dan menikmati apa yang kuberikan. Mulutnya mendesis-desis menahan nikmat.

Tiba-tiba Bu melly mengerang panjang dan “Ndy, aku mau keluar lagi, aku bener-bener nggak tahan”, katanya sedikit berteriak.
“Aku juga mau keluar nih.. bareng yuk”, ajakku.
Dan beberapa detik kemudian kami berdua melolong panjang “Ahh..”.
Kurasakan spermaku menyemprot dalam sekali dan Bu Melly tersentak menerima muntahan lahar panas Mr. Happyku. Kami sama sama terkulai.

“Kamu hebat Ndy, bisa bikin aku orgasme dua kali dalam waktu dekat”, katanya disela nafas yang tersengal.
Aku cuma bisa tersenyum bangga.
“Bu Melly nggak salah milih orang, aku hebat kan?” kataku berbangga yang dijawabnya dengan ciuman mesra.

Setelah mengaso sebentar Bu Melly kemudian menuju kamar mandi dan membasuh tubuhnya dengan shower. Dari luar kamar mandi yang pintunya nggak tertutup aku menadang tubuh semampai Bu melly. Tubuh indah seperti Bu Melly memang sangat aku idamkan. Aku yang punya kecenderungan sexual bener-bener menemukan jawaban dengan Bu Melly. Bosku ini bener-bener cantik, maklum mantan peragawati. Tubuhnya terawat tanpa cela. Aku sangat beruntung bisa menikmatinya, batinku.

Mr.Happyku tanpa dikomando kembali menegang melihat pemandangan indah itu. Perlahan aku bangun dari ranjang dan melangkah ke kamar mandi. Bu melly yang lagi merem menikmati siraman air dari shower kaget ketika kupeluk. Kami berpelukan dan berciuman lagi. Kuangkat pantatnya dan kududukkan di meja toalet. Kedua kakinya kuangkat setengah berjongkok lalu kembali kujilati vaginanya.

Bu melly kembali melolong. Ada sekitar lima menit keberi dia kenikmatan sapuan lidahku lantas kuganti jilatanku dengan memasukkan Mr. Happyku. Posisiku berdiri tegak sedangkan Bu Melly tetap setengah berjongkok di atas meja. Kugenjot pantatku dengan irama yang pasti. Dengan posisi begini kami berdua bisa melihat jelas aktifitas keluarmasuknya Mr.Happy dalam vagina, dua-duanya memerah tanda nikmat.

Setelah puas dengan posisi itu kutuntun Bu Melly turun dan kubalikkan badannya. Tangannya menumpu di meja sementara badannya membungkuk. Posisi doggie style ini sangat kusukai karena dengan posisi ini aku ngerasa kalau vagina bisa menjepit punyaku dengan mantap. Ketika kujebloskan si Mr.Happy, uupps Bu Melly terpekik. Kupikir dia kesakitan, tapi ternyata tidak.

“Lanjutin Ndy, enak banget.. ohh.. kamu hebat sekali”, bisiknya lirih.
Ada sekitar 20 menit dalam posisi kesukaanku ini dan aku nggak tahan lagi mau keluar.
“Bu.. aku keluar ya”, kataku.
“Ayo sama-sama aku juga mau”, balasnya disela erangan kenikmatannya.

Dan.. ohh aku lagi-lagi memuncratkan sperma kedalam vaginanya yang diikuti erangan puas dari Bu Melly. Aku memeluk kencang dari belakang, lama kami menikmati sensasi multi orgasme ini. Sangat indah karena posisi kami berpelukan juga menunjang.

Kulihat dicermin kupeluk Bu Melly dari belakang dengan kedua tanganku memegang dua bukit kembarnya sementara tangannya merangkul leherku dan yang lebih indah, aku belum mencopot si Mr. Happy.. ohh indahnya.

Selesai mandi bersama kamipun memesan makan. Selesai makan kami kembali kekantor dengan mobil sendiri-sendiri. Sore hari dikantor seperti tidak ada kejadian apa-apa. Sebelum jam pulang Bu Melly memanggilku lewat sekretarisnya. Duduk berhadapan sangat terasa kalau suasananya berobah, tidak seperti kemarin-kemarin. Sekarang beraroma cinta.

“Ndy, kamu mau kan kalau di kantor kita tetep bersikap wajar layaknya atasan sama bawahan ya. Tapi kalo diluar aku mau kamu bersikap seperti suamiku ya”, katanya tersenyum manja.
“Baik Bu cantik”, sahutku bergurau.

Sebelum keluar dari ruangannya kami masih sempat berciuman mesra.

Sejak itu aku resmi jadi suami simpanan bos ku. Tapi aku menikmati karena aku juga jatuh cinta dengan wanita cantik idaman hati ini. Sudah setahun hubungan kami berjalan tanpa dicurigai siapapun karena kami bisa menjaga jarak kalau di kantor. END

Untuk  Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :


Posted By : 233poker.com

Situs Poker Online - Kehidupanku yang terjerumus sexs bebas dan dunia malam

Situs Poker Online - Kehidupanku yang terjerumus sexs bebas dan dunia malamNamaku Tina (bukan nama sebenarnya). Usiaku 17 tahun. Aku sekolah di sebuah SMA swasta favorit di Kota Surabaya. Sudah setengah setahun ini hidupku penuh berisi dengan kesenangan-kesenangan yang liar. Seperti sering Dugem, ineks dan bahkan ketagihan seks bebas.


Situs Poker OnlineSampai akhirnya aku terjerumus dalam ambang batas kehancuran. Terombang-ambing dalam dilema dan serba ketidak pastian. Aku merasa bingung apa yang kucari. Aku bingung harus kemana arah dan tujuan hidupku. Semua yang selama ini kulakukan tidak memberikan kemajuan yang positif. Bahkan aku nyaris gila.

Siapakah aku ini? Sejujurnya aku menyesali kondisiku yang seperti ini. Keterlibatanku dgn narkoba telah membawaku ke dalam kehidupan yang kelam. Sungguh kejam! Aku jadi berangan-angan ingin kembali ke kehidupan lamaku dimana aku belum mengenal narkoba. Ketika itu begitu indah. Orang tuaku sayang padaku. Andrew pacarku dgn setia berada disisiku. Dan dia selalu datang untuk menghibur dan menemaniku.

Aku jadi ingat pada hari-hari tertentu, teman-teman sekolahku datang main ke rumah untuk mengerjakan tugas atau hanya sekedar berkumpul. Kalau lagi ada pacarku, mereka selalu menggoda kami sebagai pasangan serasi. Padahal menurutku kami bertolak belakang. Aku pemalu dan mudah merajuk.

Sedang pacarku biang kerok di sekolah dan tidak tahu malu. Aku berprestasi dalam pelajaran tapi kurang menguasai bidang olah raga. Sedangkan dia berprestasi dalam olah raga namun malas belajar. Tinggiku sedang dan badanku agak kurus. Sedangkan dia tinggi dan besar. Pokoknya beda banget. Tapi teman sekolah mengatakan kami pasangan serasi. Entah apanya yang serasi..

Aku masih ingat ketika-ketika terakhir dia meninggalkan aku untuk sekolah ke Amerika. Ada setitik firasat bahwa itu adalah ketika terakhir aku bersamanya. Aku menangis tiada henti di bandara seperti orang bodoh. Tidak ada kata yang terucap, hanya sedu sedan lirih terdengar dari mulutku.

Orang tuanya sampai sungkan pada orang tuaku dan berusaha menghiburku dgn mengatakan bahwa Andrew akan sering pulang ke Indonesia untuk menengokku. Orang tuaku pun tak kalah dan berjanji padaku akan menyekolahkan aku ke Amerika selepas SMU. Kata orang cinta akan lebih terasa ketika terpisahkan oleh jarak.

Aku tidak sabar untuk membuka e-mail setiap malam. Telepon internasional seminggu sekali menjadi pelepas dahaga bila aku rindu suaranya. Setiap malam menjelang tidur, aku melihat-lihat foto kami berdua. Dan tak lupa aku mendoakan dia.

Kini Andrew tidak akan mau memandangku lagi. Laporan dari teman-temannya yang melihat aku berkeliaran di diskotik-diskotik dgn lelaki lain membuatnya murka dan tidak mempercayai aku. Dia mengadili aku yang hanya bisa menangis dan berjanji akan menghentikan perbuatanku.
Tapi apa daya, di belahan dunia lain, Andrew tidak akan bisa melihat keseriusanku. Dia meminta untuk mengakhiri hubungannya denganku meski aku menangis meraung-raung di telepon. Aku tak berdaya. Dia begitu kerasnya tidak mengampuni kesalahanku. Yah memang semua itu memang salahku.

Tapi apakah aku tidak punya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan? Apakah setiap orang tidak pernah khilaf? Apakah sama sekali tidak ada ampun untukku? Dia dulu mengatakan apa pun yang terjadi akan selalu mencintaiku. Akan selalu menjagaku. Semakin hari cintanya padaku akan semakin besar. Ternyata, bohong! Itu semua hanya bohong belaka!

Ketika ini aku jadi ceweq bodoh, sering melamun dan mudah stres. Bukan hanya hubunganku dgn Andrew yang hancur. Hubunganku dgn ayah ibuku juga memburuk. Mereka sudah menyerah menghadapi aku yang hampir setiap hari pulang pagi. Mereka bahkan mengancam akan mengusir aku bila terus menerus seperti ini.

Aku jadi sering membolos sekolah. Prestasiku di sekolah makin hari makin memburuk. Aku telah kehilangan minat untuk belajar dan meraih ranking tinggi di sekolah. Hubungan sosial dgn teman sekolahku juga semakin buruk. Aku malas bergaul dgn mereka. Aku takut mereka mengetahui siapa aku sebenarnya. Aku takut mereka menyebarkan tingkah lakuku sebenarnya. Aku takut..

Aku jadi paranoid! Aku jadi mudah curiga dgn semua orang. Aku jadi sulit tidur dan melamun yang tidak-tidak. Aku jadi sering mimpi buruk dan makin sulit membedakan mana mimpi dan kenyataan. Lama-lama aku bisa gila! Aku ingin berhenti menggunakan narkoba dan sesegera mungkin meninggalkan dunia gemerlap yang selama setahun ini kugeluti. Tapi aku sulit meninggalkannya.

Aku terperangkap di dalamnya! Ineks! Semua ini gara-gara pil setan itu! Badanku semakin kurus. Mataku cekung dihiasi garis hitam dibawahnya. Aku tidak mengenali wajahku sendiri di hadapan cermin. Bahkan Mamaku sudah mengecap aku sebagai wanita nakal. Yah.. wanita nakal.. aku memang telah jadi wanita nakal. Aku telah melepaskan keperawananku pada seorang pria yang bukan suamiku.

Aku malu pada diriku dan pada orang tuaku. Diriku bukan Tina yang dulu. Tina yang selalu meraih prestasi di sekolah. Tina yang selalu membanggakan orang tua. Tina yang rajin ke gereja. Tina yang lugu dan pemalu. Tina yang selalu jujur dan berterus terang..

Malam itu entah malam keberapa aku ke diskotik dgn Martin. Setelah triping gila-gilaan bersama teman-teman, aku pulang bersama Martin. Sebenarnya aku malas pulang krna masih dalam keadaan on berat. Gara-gara Bandar gede dari Jakarta datang, semua jadi kebanyakan ineks.
Badanku terus bergetar tiada henti, dan rahangku bergerak-gerak ke kiri dan kekanan. dgn eratnya aku peluk lengan Martin seakan-akan takut kehilangan dirinya.Tidak seperti biasanya Martin mengajakku putar-putar keliling kota. Mungkin dia kasihan melihat aku masih on berat dan tidak tega membiarkan aku sendirian di rumah.

Aku sih senang-senang saja. Kuputar lagu-lagu house music agak kencang, meski aku tahu akibatnya bisa fatal.Tak sampai lima menit, lagu house music dan hembusan hawa AC yang dingin membuat aku on lagi! Aku menggerak-gerakkan badan, kepala dan tanganku di bangku sebelah.

Rasanya asyik sekali triping dalam mobil yang melaju membelah kota! Martin tertawa melihat aku memutar-mutar kepala seperti angin puyuh. “Untung kaca film mobilku gelap. Jadi aku tidak perlu takut orang-orang melihat tingkahmu!” ujarnya. Hahaha.. rasanya ketika itu aku tidak peduli mau dilihat orang, polisi, hansip atau siapa pun juga, aku tidak akan peduli! Lagipula ini masih jam 3 pagi.
Setelah setengah jam kami putar-putar kota, akhirnya kami sampai di daerah sekitar rumah Martin. Martin menyarankan agar aku meneruskan tripingku di rumahnya. Sebab terlalu riskan bila triping di jalanan seperti itu. Kalau sedang sial bisa ketangkap polisi. Aku yang sudah tidak bisa berpikir lagi Cuma mengiyakan semua omongannya.

Sampai di rumahnya, aku langsung diantar ke kamarnya. Sambil meletakkan kunci mobil, Martin menyalakan ac dan memutar lagu house music untukku. Wah dia benar-benar ingin membuat aku on terus sampai pagi! Ok, Aku layani! Kurebut remote ac dari tangannya dan ku setel dgn temperatur paling rendah. Martin yang sudah drop, begitu mencium bau ranjang langsung hendak merebahkan badannya yang besar itu ke tempat tidur.

Tentu saja aku tidak ingin tripping sendiri! Kutarik tangannya dan kuajak dia goyang lagi. Martin mengerang dan tetap menutup wajahnya dgn bantal. Tingkahnya dibuat manja seperti anak kecil. Tidak habis pikir aku segera mencari koleksi minumannya di mejanya. Kusambar sebotol Martell VSOP dan kupaksa dia minum.

Mulanya Martin menolak dgn alasan besok harus kerja. Namun aku memaksa terus hingga dia tak berkutik. Beberapa teguk Martell membuahkan hasil juga. Martin bangun dan duduk didepanku. Aku segera memeluknya dari belakang dan menggodanya dgn manja. “Kalau kamu mau nemenin aku tripinng.. hari ini aku jadi milikmu.” “Milikku sepenuhnya..? Ehm.. I love it!” Balas Martin nakal.

“Ya..ehm.. jadi milikmu..” gumamku di dekat telinganya. Aku memeluknya dari belakang dan menciumi telinganya sampai dia kegelian. Aku terus menggodanya dgn menciumi leher dan bahunya. Tiba-tiba dia membalikkan badan dan menyergapku! Aku kaget juga dan berteriak kecil. Martin mendekapku erat-erat dan balas menciumi wajah, leher dan telingaku. Aku menjerit-jerit kegelian oleh tingkahnya.

Cerita Dewasa, Aku Memang Telah Jadi Wanita Nakal Yang Melepaskan Keperawananku Karena NapsuLama-lama ciuman Martin semakin turun ke bawah. Dia melorotkan tali tank-topku dan menciumi buah dadaku dgn ganas sambil mendengus-dengus. Aku bergetar menahan geli dan rangsangan yang hebat.

Otot-otot badan dan kakiku terasa kaku semua. Tidak puas menciumi dadaku, Martin meloloskan bra yang menutupi dadaku sehingga kedua buah dadaku tersembul keluar. “Woow.. aku paling suka payudaramu!” desisnya. Aku paling suka kalau keindahan tubuhku dipuji. Dia mengucapkan kata-kata itu dgn mata berbinar-binar sehingga membuatku tersanjung. Tentu saja aku langsung menutupi dadaku dgn kedua tanganku seakan-akan melarangnya untuk melihat.

Sedetik setelah itu dia membuka kedua tanganku dan membungkuk kearah dadaku lalu mendekatkan mulutnya ke puting kananku. Dengusan napasnya yang mengenai putingku sudah bisa membuatku menggelinjang. Pelan-pelan lidahnya menjilat putingku sekilas, lalu berhenti dan memandang reaksiku.

Aku memejamkan mata dan mendengus. Perasaanku melambung sampai ke awang-awang! Ketika kubuka mataku, dia memandangku sambil tersenyum nakal. Aku memukulnya. Setelah itu dia menjilat puting kiriku sekilas. Aku kembali menggelinjang-gelinjang. Aku merasa detik-detik penantian apa yang akan dilakukan Martin pada putingku membuat aku makin penasaran. Aku mengerang-erang ingin agar Martin meneruskan aksinya.

Aku sudah sangat terangsang hingga memohon-mohon padanya agar memuaskan aku. Martin tersenyum manis sekali lalu mulai memasukan putingku ke mulutnya. Putingku dipermainkan dgn mulut dan lidahnya yang hangat. Aku bergetar dan menggelinjang menjadi-jadi.

Kepiawaian Martin merangsang dan memuaskan aku sudah terbukti. Rangsangan yang hebat melupakan segala janji yang pernah kubuat. Martin sangat terangsang rupanya. Aku merasa ada yang mengganjal di bagian bawah perutku dan menyodok-nyodok kemaluanku. Aku membuka kedua kakiku lebar-lebar dan merubah posisi pinggulku agar kemaluanku bergesekan dgn penisnya.

Tiap kali penisnya menggesek klitorisku aku mengerang dan merenggut apa saja yang bisa kurenggut termasuk rambutnya. Napas kita yang mendengus-dengus bersahut-sahutan bersaing dgn lagu house music yang memenuhi ruangan.

Martin meneruskan aksinya sambil melepas pakaianku satu persatu hingga aku telanjang bulat. Aku menatap wajahnya dgn perasaan tak karuan. Lalu dia membuka pakaiannya sendiri dan mulai menyerangku dgn ganas. Aku diciumi mulai mulut turun ke leher lalu ke buah dadaku. Setelah itu turun lagi melewati pusar dan bulu kemaluanku. Dia berhenti seketika sambil melihat aku yang sudah terangsang berat.

“Martin.. cium anuku please..” pintaku terbata-bata. “Hehehe..” Desisnya pelan.Lalu tanpa menunggu perintah kedua kalinya, dia mulai merubah posisinya agar mulutnya pas di kemaluanku. Setelah itu kakiku dibuka lebar-lebar ke atas sehingga kemaluanku menyembul di antara pahaku. Aku merasa hawa dingin menerpa bagian dalam kemaluanku yang merekah. Aku memejamkan mata berdebar-debar menunggu Martin memulai aksinya.

Martin menciumi sisi luar kemaluanku dgn perlahan. Aku mengerang tertahan dan mengerutkan dahi. Rasanya geli sekali! Ciumannya bergerak ke tengah dan berhenti di klitorisku. Klitorisku diciuminya lama sekali seperti kalau dia menciumi bibirku. Dia mengulum dan kadang menyedot kemaluanku dgn kuat.

Aku mendesah-desah keras sekali. Tak tergambarkan rasanya. Lalu ketika lidahnya ikut bermain, aku tak kuat menahan lebih lama lagi. Dibukanya bibir kemaluanku dgn jarinya, lalu lidahnya dimasukan diantaranya. Lidahnya memilin-milin klitorisku dan kadang masuk ke vaginaku dalam sekali.

Erangan panjang menandakan kenikmatan yang tiada taranya. Aku malu sekali ketika orgasme dihadapannya. Ritme ciumannya pada kemaluanku perlahan-lahan mengendur seiring dgn tekanan yang kurasakan. Martin memang hebat. Dia sudah berpengalaman memuaskan ceweq.

Dia bisa tahu timing yang tepat kapan harus cepat dan kapan harus pelan. Aku jadi curiga apa dia berprofesi sebagai gigolo yang biasa memuaskan Tante-Tante kesepian. Hehehe.. “Lho kok cepat? Sudah terangsang dari tadi ya?” tanyanya sambil senyum-senyum mesum. Mukaku memerah ketika aku tak bisa menjawab pertanyaannya. Aku memukulnya dgn bantal sambil menggodanya.

“Kamu gigolo ya? Kok hebat banget?” “Eh, gigolo! Kurang ajar! Gua ini memang Don Juan Surabaya ya! Belum pernah ada ceweq yang tidak puas kalau main denganku!” katanya pongah. “Teman-temanku sampai menjuluki aku ‘Sex Machine’!” lanjutnya. “Ngibul! kamu pasti gigolo!” godaku sambil memukulnya dgn bantal lagi. Kami perang mulut selama beberapa ketika.

Setelah itu Martin mengakhirinya dgn berkata, “Enak aja menghinaku! Sebagai balasannya, nih..” Martin melompat kearahku dan memasukkan kepalanya diantara kakiku. Dia langsung melumat kemaluanku dgn mulutnya lebih ganas lagi padahal kemaluanku masih berdenyut-denyut geli.

Aku menjerit-jerit krna nya. Gelinya luar biasa! Entah apakah kemaluanku sudah sangat basah atau tidak, aku mendengar bunyi berkecipak di kemaluanku. Rasa geli yang menerpa segera berubah menjadi nikmat. Aku terhanyut lagi dalam permainan lidahnya.

Aku orgasme untuk yang kedua kalinya. Badanku rasanya lemas semua. Malam itu aku mudah sekali orgasme. Entah apa mungkin itu krna pengaruh ineks atau memang aku sudah dalam keadaan puncak, aku tidak tahu.. Kami break sebentar. Martin tidur terlentang. Kulihat penisnya berdiri tegak bagai tugu monas. Kepalanya yang merah mengkilat krna cairan maninya meleleh keluar.

Aku duduk di dipangkuannya dan memegang penisnya yang keras. “Lho, sejak kapan celana dalammu lepas? Aku kok tidak tahu?” tanyaku. “Hehehe.. kamu merem terus dari tadi sampe tidak tahu kalo burungku sudah menunggu-nunggu ditembakkan ke sasaran!” candanya.

Aku kasihan padanya. Kuelus-elus penisnya sambil menggodanya. Lalu aku naik ke atas tubuhnya dan duduk tepat diatas penisnya. Martin tampak terangsang melihat tindakanku. Kugoyang-goyangkan pinggulku maju mundur diatas penisnya sambil kuelus-elus dadanya.

Martin memejamkan matanya sambil merasakan sentuhan-sentuhan kemaluanku di penisnya. Aku juga merasa geli-geli nikmat ketika penisnya yang keras dan licin menggeser klitorisku. Lama-lama Martin tidak kuat menahan rangsangan. Dia bangkit dan memeluk tubuhku. Kami berciuman.

Tanpa mempedulikan bau cairan vaginaku di mulutnya, aku terus menggoyangkan pinggulku maju mundur. Kemaluanku yang basah semakin memudahkan penis Martin bergesekan diantar bibir kemaluanku. Gerakan kami makin lama makin liar, sampai akhirnya pertahananku runtuh!

Penis Martin mengoyak keperawananku! Kepala penisnya selip dan masuk ke vaginaku. Aku menjerit kaget dan gerakanku terhenti. Untuk seketika aku merasa sakit krna ada benda sebesar itu masuk ke vaginaku. Martin juga berhenti dan hendak mencabut penisnya dari vaginaku. Namun aku mencegahnya.

Aku benar-benar terhanyut dalam fantasiku sendiri akan kenikmatan persetubuhan. Kupeluknya erat-erat tubuhnya. Disamping rasa sakit, aku merasakan suatu kenikmatan yang lain. Aku ingin merasakan lebih lama lagi. Secara tak sadar aku merendahkan pinggulku perlahan-lahan sampai penis Martin memenuhi liang vaginaku. Rasanya sungguh luar biasa! Aku memeluk Martin sekuat tenaga dgn napas terputus-putus.

Kucengkeram punggungnya dgn kuku jariku tanpa peduli dia kesakitan atau tidak. Tak terlukiskan perasaanku ketika itu. Aku mengerang-erang. Rasanya seluruh sarafku terputus dan terpusat di kemaluanku saja. Martin membiarkanku seketika menikmati moment ini. Dia pasti juga sedang menikmati koyaknya selaput daraku.

Perlahan-lahan Martin mulai menggoyangkan pinggulnya. Penisnya bergerak-gerak perlahan dalam kemaluanku. Aku mendesah mengaduh-aduh menahan nikmat dan geli. Vaginaku masih sangat sensitif sampai sampai aku tidak tahan ketika penisnya digerak-gerakkan. Aku menatap sayu pada Martin.

“Kenapa aku tidak tahu kalau ML seenak ini? Kalau tahu, aku sudah dari dulu mau making love sama kamu!” kataku parau. Mendengar perkataanku, seketika Martin hanya memandangku tanpa ekspresi. Aku tidak dapat menebak apa yang ada dipikirannya. Lalu dgn pandangan yang menyejukkan, dia mencium keningku dan pipiku. Aku menjadi tenang dan damai.

Martin, aku sayang padamu, aku sayang padamu, aku sayang padamu. Tak ada lagi Andrew dalam kamusku. Aku hanya sayang padamu kataku dalam hati. Sex jauh lebih memabukkan daripada extacy! Aku tak bisa berpikir jernih! Yang ada dipikiranku hanya terus dan terus.. tanpa akhir..

Martin mulai menggerakkan penisnya keluar masuk vaginaku. Mulanya perlahan, lama-lama semakin cepat. Rasanya mau mati saking nikmatnya. Aku tak bisa berkata apa-apa. Hanya erangan dan desahan yang keluar dari mulutku. Dorongan penisnya yang menghujam keluar masuk ke dalam vaginaku membuatku tak berdaya.

Malam itu aku orgasme empat kali. Martin menumpahkan spermanya di perutku dan terkapar disebelahku. Aku juga terkapar kelelahan. Saking lelahnya aku sampai tidak kuat untuk bergerak mengambil tissue untuk membersihkan spermanya yang tumpah di perutku. Ternyata orgasme ketika ML jauh lebih nikmat daripada dgn oral seks. Sungguh berbeda..

Setelah terkapar beberapa ketika, Martin membopongku ke kamar mandi dan memandikan aku. Aku terus menerus memandang wajahnya dan mencari-cari sinar apa yang terpancar di wajahnya. Apakah dia benar mencintaiku atau aku hanya salah satu perempuan koleksinya?


Aku terus memeluknya ketika dia membasuh tubuhku dgn air hangat dan membersihkan kemaluanku. Setelah itu setelah membersihkan diri, kami tidur kelelahan. END

Untuk  Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :


Posted By : 233poker.com

Bandar Bola Terpercaya - Cerita sexs di entot keponakan ku yang sexy dan genit

Bandar Bola Terpercaya - Cerita sexs di entot keponakan ku yang sexy dan genitAku berprofesi hanya seorang ibu rumah tangga umurku yang 35 tahun ini untuk menyibukkan diri aku selalu berkegiatan di luar rumah contohnya mengadakan rapat rapat, Pkk dan lain sebagainya, sedangkan suamiku bekerja di pemerintahan, kami sudah dikarunia anak yang pertama berumur 14 tahun dan yang kedua masih kelas SD, waktu muda dulu aku sering menjadi model atau pragawati karena memang bodiku seksi semasa muda.


Bandar Bola TerpercayaDengan bagian-bagian tubuh depan dan belakang termasuk bagus. Berat badan sekitar 47,5 kg. Orang bilang saya punya penampilan yang menarik dan seksi terutama juga bibir saya. Apa yang saya akan ceritakan adalah pengalaman saya yang menarik yang telah menjadikan hidup saya terpuaskan lahiriah dan batiniah. Dan telah memperkuat kehidupan perkawinan kami.

Ceritanya berawal pada suatu peringatan ulang tahun suami kakak saya kurang lebih dua tahun yang lalu, dimana banyak sudara-saudara yang membantu dalam persiapannya. Ikut pula membantu keponakan saya Bram, anak kakak saya yang lain lagi. Bram berumur 25 tahunan, masih kuliah, berperawakan tegap atletis tinggi kurang lebih 1,7 m.

Tampangnya cakep dengan rambut hitam bergelombang. Termasuk seksi juga. Genit juga. Suka mencuri-curi memandangi saya, sepert mau menelan. Kalau bertatap pandang matanya sepertinya tersenyum. Kurang ajar juga pikiran saya, tetapi terus terang saya juga senang.
Anaknya simpatik sih. Kadang-kadang ada juga pikiran, enak barangkali kalau mencium Bram atau memeluknya/dipeluk. Kelihatannya ada setrum dan chemistry di antara kami.

Sore itu kakak meminta saya untuk mengambilkan kue tart, karena tidak ada yang bisa dimintai tolong. Karena tidak ada yang lain juga terpaksa Bram yang mengantarkan dengan mobilnya. Apa yang terjadi adalah ketika secara bersama Bram dan saya memungut dompet saya yang terjatuh di garasi.

Bram memegang tangan saya menarik dan mencium pipi saya dengan senyum. Saya tidak bereaksi tetapi juga tidak marah tetapi berusaha memberikan kesan kalau saya juga senang. Sikap saya yang tidak menentang membuatnya kemudian mengulangi ciumannya dalam mobil ketika berhenti di lampu merah.

Kali ini ciumannya di mulut sambil menekankan tangannya pada paha. Bram mencium dengan melumat dan memainkan lidahnya. Meski ini bukan pengalaman saya pertama untuk dicium tetapi saya tergetar seluruh tubuh dan merasakan ada rasa menggelitik dan mengalir di kemaluan saya.

Selintas terjadi pertempuran antara ya dan tidak, antara pertahanan kejujuran terhadap suami melawan spontanitas keindahan kemunculan gairah, dan nampaknya kejujuran akan terkalahkan. Getaran terus menggebu sampai kesadaran muncul dengan reaksi mendorong sambil menggumam, “Jangan di sini, jangan di sini, dilihat orang.”

Terus terang keinginan sangat besar untuk tidak menghentikannya, tetapi memang tempatnya tidak tepat. Babak awal telah terbuka, dan cerita tidak ingin terputus dan babak berikut perlu dipanggungkan secara berkelanjutan.

Sepanjang proses pengambilan kue tart Bram pada kesempatan yang memungkinkan selalu mencuri untuk mencium dan sesekali membisikkan kata-kata, “You are beautiful,” dan terakhir menjelang sampai kembali ke rumah dia bisikkan, “I want you,” sambil mencium telinga saya.
Sekali lagi saya tergetar sampai ke bawah. Melirik ke arah dia sambil senyum. Saya harap Bram bisa menangkap senyum saya dan pandangan mata saya sebagai tanda “OK”.

Kami diam. Sesampai di pagar rumah saya bisikkan pada Bram, “Telepon saya besok pagi.” Pesta ulang tahun berjalan dengan lancar. Bram tetap mencuri-curi pandang pada setiap kesempatan. Akhirnya semua pulang, saya pun pulang, bersama suami, dengan berbagai perasaan seperti gadis yang jatuh cinta.

Malam hari menjelang tidur pikiran tidak bisa terlepas dari Bram. Gelitik dan kelembaban terasa disela-sela paha. Karena pikiran dipenuhi Bram mata pun tidak bisa terpejam. Mengharap pagi hari lekas datang. Gila kalau dipikir, kok bisa tergoda, hanyut.

Keesokan harinya pagi-pagi Bram sudah menelepon. Untung bukan suami yang mengangkat. Singkatnya siang itu Bram dan saya lunch, menikmati keberduaan dan kedekatan yang merangsang. Kami meninggalkan dengan Bram memegang inisiatip yang kemudian berakhir di salah satu motel di timur Jakarta, tanpa ada sikap keberatan atau protes dari saya.

Tanpa menunggu pintu kamar motel tertutup rapat, sambil berdiri saya telah berada dipelukan Bram, melumat mulut dengan ciuman yang berapi-api. Tangannya menjelajah keseluruh bagian tubuh saya.
Ke bawah rok menekan pantat saya dan menekankan badannya dan burungnya. Saya menyerah, tangan saya pun jadi ikut menjelajah ke burungnya yang telah sangat keras. Meremasnya dari luar dengan keinginan yang makin menggebu untuk membukanya. “Gila nih, gila nih!” terngiang di benak, tetapi tak mampu menyetop gairah yang sudah memuncak ini.

Setelah memastikan bahwa tidak akan ada gangguan dari room service Bram menggiring saya ke tempat tidur tanpa melepaskan pelukannya. Pelan-pelan dia tidurkan saya dan secara lembut mulai menciumi dari telinga leher mulut, sambil kancing bacu dibuka, dan terus menciumi buah dada saya secara bergantian kanan kiri, BH dilepas, dihisapnya puting dan dijilatnya secara halus.

Seluruh badan terasa kena setrum, terangsang. Kewanitaan saya terasa basah karena memang saya mempunyai kekhasan produksi cairan kewanitaan yang banyak. Bram pun memulai membuka satu persatu bajunya, masih tertinggal CD-nya.

Secara pelahan Bram membuka bagian bawah rok sambil tak hentinya menciumi seluruh bagian yang terbuka. Perut saya dia ciumi bermesra-mesra. Tangannya menjalar juga keseluruh badan dan mendekap pada kewanitaan saya yang telah membasahi CD, sambil mulut Bram mendesah penuh gairah.

Saya sudah tak bisa menahan kenikmatan yang rasanya sudah lama tak saya alami lagi. Tangan Bram mulai dimasukkan ke dalam CD menulusuri kewanitaan saya dengan menggerakkan jarinya. Gila setengah mati rasanya.

Mau teriak rasanya. Bram secara halus dan pandai memainkan seluruh badan dan bagian-bagian peka saya. Kewanitaan saya mulai banjir merespon pada rangsangan yang selangit. Gila benar rasanya.
Bram berlanjut dengan membuka CD dan memulai mengkonsentrasikan perhatiannya pada kewanitaan saya. Diciumnya secara perlahan dengan memainkan lidahnya dari atas ke bawah. Paha saya ditegakkan dan dibukanya lebar-lebar.

Diciumnya bibir kemaluan dengan bibirnya secara penuh, dihisapnya secara berkali-kali sambil lidahnya memasuki celah-celah kemaluan saya. Aduh gila rasanya selangit. Ganti dia hisap klitoris secara halus. Dihisapnya, terus.

Sampai saya tidak tahan dan sampailah saya pada puncak. Terasa cairan mengalir. Disertai dengan teriakan ringan tangan memeras rambut Bram. Ini menjadikan Bram lebih lagi menggumuli lubang kemaluan saya.

Dia benamkan dan usapkan seluruh wajahnya pada kemaluan saya yang basah dengan desahan kepuasan. Saya sudah tidak bisa lagi menguasai diri dan terasa selalu tercapai puncak-puncak yang nikmat. Gila benar.

Belum pernah saya dibeginikan. Pintar sekali si Bram ini, sepertinya pengalamannya sudah banyak. Saya hanya bisa menggerakkan kepala ke kanan kiri dengan mata terpajam mulut terbuka, dengan suara mendesah keenakan. Gila benar. Selangit.

Kini giliran saya. Bram saya tarik ke atas. Kini batang kemaluannya terasa menekan paha saya. Bram saya balikkan dan batang kemaluannya saya genggam. Wah besar juga dan kencang lagi, sudah basah pula.

Langsung saya hisap dengan gairah. Lidah saya permainkan di ujung kemaluannya sambil dikeluar-masukkan. Bram mengerang. Setelah kurang lebih sepuluh menit Bram melepaskannya. Dia lebih menghendaki keluar di liang kemaluan saya.

Kini dia di atas saya lagi dengan posisi batang kemaluan di depan lubang kemaluan. Dengan ujungnya digerak-gerakkan di bibir kemaluan ke atas ke bawah. Enak sekali. Mabok benar. Kemudian secara perlahan masuklah batang kemaluan ke lubang kemaluan saya dan terus menekan sampai terasa penuh sekali, dan terasa sampai di dasar rahim.

Gila rasanya benar-benar selangit. Tidak pernah rasanya seenak seperti ini. Bram menekan terus sambil menggoyang-goyangkan pantatnya. Gila! Enak benar! Terus dia putar-putar sambil keluar masuk. Sampai saya lebih dulu tidak tahan dan sampai di puncak, keluar dengan meledak-ledak terasa melayang kehilangan nafas sampai terasa hampa saking nikmatnya.

Kemaluan saya terasa basah sekali. Bram masih terus memompa dan belum mau menyelesaikan cepat-cepat. Batang kemaluannya masih diputar dengan keluar masuk di lubang kemaluan, sehingga saya pun tidak tahan keluar lagi, yang ketiga atau yang keenam dengan yang keluar karena dihisap tadi. Gila benar! Seluruh badan basah rasanya. Sprei sudah basah betul dari cairan kewanitaan saya.
Bram masih terus menekan, memutar, menggaruk-garuk dan mencium sekali-sekali. Ciumannya di telinga bersamaan dengan tekanan batang kemaluan di dalam lubang kemaluan saya sungguh membuat seluruh badan menggigil nikmat dan membuat saya keluar secara dahsyat. Kemaluan saya terangkat menyongsong tekanan batang kemaluan Bram.

Gila benar, sungguh nikmat tiada tandingan. Akhirnya Bram mulai menggerang-ngerang berbisik mau keluar. Dengan tekanan yang mantap keluarlah dia dengan semprotan yang keras ke dalam liang kemaluan saya.

Hangat, banyak dan terasa mesra dan memuaskan. Oh Tuhan, sungguh tak ada tandingannya. Dia remas badan saya dengan menekankan bibirnya pada bibir saya. Hampir habis nafas. Kehangatan semprotan Bram menggelitik lagi kemaluan saya sehingga orgasme saya pun keluar lagi yang kedelapan menyusul semprotan Bram.

Kami bersama-sama keluar dengan nikmat sekali. Sesaat terasa pingsan kami. Setelah selesai terasa kepuasan yang menyeluruh terasakan di badan. Pikiran terasa terlepas dari semua masalah dan hanya keindahanlah yang ada.

Kami masih berpelukan menikmati tanpa kata-kata, sambil memulihkan kembali energi yang telah tercurahkan secara intensif. Kami tertidur sejenak. Siuman setelah sepuluh menit dengan perasaan yang lega, dan puas.

Meski demikian rasa mengelitik, gatal-gatal kecil masih terasa di kemaluan saya, seolah belum puas dengan kenikmatan yang begitu hebat. Tangan saya mendekap batang kemaluan Bram mengusap-usapnya sayang.

Ingin rasanya batang kemaluan Bram memenuhi lagi di lubang kemaluan saya. Bibir tidak bisa menahan, saya tarik batang kemaluan Bram dan mulai meluncur ke bawah dan menghisapnya lagi dengan kasih sayang, diliputi bau campuran antara cairan saya dan mani yang terasa sedap.
Kemaluan Bram terasa sangat lunak tidak segagah tadi. Serasa menghisapmarshmallow. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama karena secara perlahan batang kemaluannya mulai membengkak dan menyesaki mulut.

Sekali lagi kewanitaan saya tergelitik. Tanpa bertanya saya bangkit jongkok di atas Bram dan memasukkan Bram pelan-pelan. Seluruhnya masuk terasa sampai di ujung perut dan mulai menggelitik G-spot.

Ganti saya pompa ambil kadang merunduk memeluk Bram dan menciumnya. Kadang sambil duduk menikmati penuhnya di kemaluan saya. Rasanya enak sekali karena saya yang mencari posisi yang terenak untuk saya.

Setelah beberapa waktu merasakan kenikmatan yang masih datar, kenikmatan mulai memuncak lagi dan terus memuncak sampai akhirnya sampai puncak tertinggi. Meledak-ledak lagi orgasme dengan teriakan-teriakan nikmat.

Yang ternyata diikuti oleh Bram dengan semprotan kedua. Tangannya memeluk erat-erat dengan gerangan pula. Gila enaknya sungguh sesuatu yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Ini kali rasanya surga dunia. Kalau bisa maunya seharian begini terus rasanya. Gila! Gila benar, sungguh nikmat memuaskan.

Tetapi kami harus pulang. Saya kembali ke rumah, ke suami dan keluarga saya. Dengan suatu pengalaman yang tak terlupakan selama hidup. Sepanjang jalan kami diam tetapi tangan saling memegang.

Malamnya menjelang tidur, sekali lagi kemaluan saya menggelitik dengan ingatan pengalaman siang tadi tidak bisa hilang. Ini memang pembawaan saya yang orang barangkali mengatakannya sebagai maniak seks, histeris, multi orgasme, kelaparan terus.

Sekali terbuka lebar dan dirangsang maunya terus dipenuhi. Sejauh ini dengan suami tidak pernah tercapai apa yang Bram bisa lakukan. Kepuasan dengan suami sama-sama tercapai tetapi kepuasan yang tidak mendalam seperti Bram.

Suami yang lekas selesai menjadikan “bakat” saya tidak berkembang. Sekarang yang ada hanya suami di samping saya. Saya merengek minta pada suami dengan tangan meraba burungnya dan memijat-mijatnya halus.

Dia tertawa sambil mengejek, “Gatel nih ya.” Dalam hati saya bilang memang gatal. Saya mencoba menikmati penetrasi kemaluannya dengan membayangkan kemaluan Bram. Kewanitaan saya, saya goyangkan mencari spot yang nikmat sambil mendekap.

Dia menekan menarik beritme sampai kemudian saya mencapai puncak dulu diikuti dengan semprotan maninya. Selesailah sudah. Kemaluan saya masih ingin sebetulnya, tetapi dia biasanya sudah tidak bisa lagi. Jadinya tanganlah yang bergerak “Self Service”. Memang penyakit saya (atau karunia) ya itu. Sekali sudah diobok-obok tidak bisa berhenti. Saya tidur dengan nyenyak malam itu.

Seperti yang bisa diduga pertemuan saya dengan Bram berlanjut. Semua fantasi seks dan impian-impian tak ada yang tidak kami wujudkan. Sungguh sangat-sangat nikmat. Teknik kami makin sempurna dan Bram bisa membuat saya orgasme sampai tiga belas kali.

Pada kesempatan lain akan saya ceritakan pengalaman-pengalaman kami yang aduhai. Semoga saya tidak jatuh cinta dan menghendaki hubungan yang lebih dalam, dan mengacaukan rumah tangga saya yang sudah ada.

Saya hanya mau seksnya. Sama seperti Bram juga. Sehingga dari luar, partner seks saya resmi adalah suami. Dibalik itu Bram lah yang menjadi pemuas seks dan fantasi saya dan ini telah berjalan selama dua tahunan. Dua kali dalam seminggu paling sedikit. Suami tetap dilayani seminggu sekali, kadang sepuluh harian sekali.


Saya merasa bahagia dengan pengaturan sedemikian. Keluarga tetap tidak terganggu. Hubungan dengan anak-anak dan suami tetap seperti biasa, bahkan kehidupan seks dengan suami menjadi lebih baik. Ternyata selingkuh ada manfaat dan kebaikannya juga. END

Untuk  Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :


Posted By : 233poker.com

Bandar Poker Terbaik - Reporter cantik yang malang di perkosa di gerbong kereta api

Bandar Poker Terbaik - Reporter cantik yang malang di perkosa di gerbong kereta apiCerita sexs ini berkisah tentang seorang wanita yang bernama Nara, seorang gadis berusia 24 tahun, tingginya 165cm dengan berat badan yang cukup ideal, 53kg, dengan ukuran payudara 34C. Dia bekerja di salah satu stasiun televisi swasta sebagai reporter.


Bandar Poker TerbaikNara beparas cantik dan berkulit putih mulus sehingga dia dapat diterima bekerja sebagai reporter di XX tv sejak dua tahun yang lalu. Sebagai seorang reporter yang pastinya sering muncul menyapa pemirsa di layar kaca, tentunya membuat Nara meraih popularitas sehingga banyak orang mengenalinya.

Banyak hal yang dirasa menyenangkan bagi Nara karena popularitas yang didapatnya, diantaranya pada waktu keluar berjalan-jalan, banyak orang yang mengenalinya dan tersenyum kepadanya serta menyapanya, bahkan hingga meminta tandatangannya.

Namun, jika ada hal-hal yang positif tentu saja ada pula yang negatif, diantaranya banyak lelaki yang suka bersiul suit-suit ketika ia lewat, seringkali hampir dicolek oleh tangan jahil lelaki iseng dan mupeng

hingga yang baru saja terjadi, ada yang nekad mencari kesempatan untuk mengintip Nara kala sedang berganti pakaian di dalam kamar pas di sebuah department store di dalam sebuahpusat perbelanjaan, sialnya pelakunya tidak berhasil tertangkap tangan.

Sebagai seorang reporter, tentunya Nara sering meliput berita di sana-sini, lumayanlah itung-itung sekalian jalan-jalan sembari shopping, begitu pikirnya. Terhitung hampir semua daerah, dari Sabang sampai Merauke sudah pernah disinggahinya kala melakukan rutinitasnya sebagai seorang reporter televisi.

Walaupun begitu, ia jarang mendapatkan kesempatan untuk melakukan liputan ke luar negeri sehingga suatu saat, ketika atasannya memberikan kesempatan kepadanya untuk meliput berita di Jepang, Nara girang sekali dan langsung memutuskan untuk mengambil kesempatan tersebut.

Walaupun tahu bahwa harga-harga di Jepang sangat mahal, ia juga telah menyiapkan anggaran untuk belanja. Di Jepang nanti, Nara ditugaskan untuk meliput sebuah festival adat di Jepang beserta segala keunikannya. Hari yang dinanti-nantikan tibalah juga. Nara berangkat ditemani oleh Nina, seorang camera person dari XX tv ke Jepang.

Nina berusia dua tahun lebih muda dari Nara, tinggi badannya sepantaran dengan Nara namun sedikit lebih kurus dengan payudara yang lebih kecil 34A, gayanya modis, dan rambutnya seringkali bergonta-ganti warna.

Kali ini ia mengecat rambutnya dengan warna cokelat kemerahan, menambah cantik penampilannya yang juga berkulit putih. Mereka menggunakan jasa salah satu maskapai penerbangan dalam negeri karena memang maskapai dalam negeri tidak dicekal di Jepang seperti halnya yang dilakukan oleh negara-negara Uni-Eropa. Setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam, tibalah Nara dan rekannya di bandara internasional Narita.


“Lo kenapa Nin?”, tanya Nara pada kawannya. “Kok kelihatannya lesu gitu?
“Ya ialah, lama banget tuh perjalanan tadi, lo sih enak, molor terus!”

Ucapan temannya tersebut hanya ditanggapi dengan tawa oleh Nara, karena memang selama perjalanan menuju Jepang, ia lebih banyak tidur, bukan karena fasilitas pesawat yang nyaman, namun lebih dikarenakan balas dendam, balas dendam?

Lho? Memang, seminggu terakhir sebelum berangkat ke Jepang, ia terus melakukan liputan berpindah-pindah kota untuk sebuah program wisata belanja, hal itu dilakukannya untuk mengejar deadline dari pimpinan redaksi.

Selama di Jepang, rencananya Nara dan Nina akan tinggal di rumah Wiwin, kawan akrab Nara kala masih duduk di bangku SMU, Wiwin sekarang bekerja sebagai seorang designer dan tinggal dekat kawasan Shibuya. Hal ini juga merupakan suatu kebetulan bagi Nara karena Shibuya memang terkenal dengan wisata belanja, kegemaran utama Nara.

Setibanya di kediaman Wiwin, Nara dan Nina langsung memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu seusai perjalanan panjang dari Indonesia, malam harinya Nara mengajak wiwin untuk mengantarnya berbelanja keesokan harinya.

“Win, besok selesai liputan, lo anterin gue shopping yuk, gue kan disini cuman dua hari”.
“Aduuuh, sorry tan, gue besok ada meeting sama klien, enggak bisa ditinggalin. Plus sorenya gue ketemuan sama cowok gue. Emm, lo ditemenin sama si Nina aja ya? Ntar gue kasih tahu tempat-tempat yang barangnya bagus dan murah.”

“Yah, si Nina kan sama aja kaya gue, awam sama daerah sini, lo gimana sih?”
“Iya, iya, soriii banget tapi gue betul-betul nggak bisa, lagian transportnya gampang kok, naik KRL sekali juga nyampe.”
“Mmm….. ya sudah deh engga apa-apa kalau begitu.” Jawab Nara dengan muka masam. “Eh, omong-omong cowok lo cakep ga?”

“Yaa, itu khan relatif, tapi umurnya udah jauh lebih tua, ada terpaut limabelas tahunan sama gue, lumayan tajir lagi.”
“Gila lo, sekarang kok seleranya berubah, seneng sama om-om, hahahaha.” Merekapun bercanda hingga merasa mengantuk dan beristirahat kemudian.

Keesokan harinya, Nara dan Nina menyelesaikan liputan berita untuk XX tv dengan lancar, merekapun kembali terlebih dahulu ke tempat Wiwin untuk meletakkan kamera dan berganti pakaian. Nara dan Nina sepakat kompakan memakai rok span berwarna senada, hitam, sehingga tampak kontras dengan paha keduanya yang putih mulus.

Nina memadukan roknya dengan blouse putih, sedangkan Nara memilih mengenakan kemeja berwarna krem, mereka berdua mengenakan mantel bulu karena udara yang lebih dingin dibanding di tanah air. Berdua, mereka berangkat naik taksi ke stasiun dan kemudian membeli tiket kereta rel listrik, tak lama menunggu, keretapun datang dan mereka segera naik.

Sementara itu, di tempat kerjanya, Wiwin tampak teringat sesuatu dan mengangkat ponselnya, hendak menelepon Nara, namun, “astaga, dia belum ganti nomor lokal, enggak bisa dihubungi deh.
” Kata Wiwin dalam hati dengan wajah yang tampak kebingungan karena hendak memberitahukan sesuatu pada Nara namun tidak bisa dilakukan.

Di dalam kereta, Nara dan Nina ternyata tidak dapat menemukan tempat duduk yang kosong, sehingga keduanyapun memutuskan untuk berdiri sambil berpegang pada pegangan yang sengaja dibuat untuk penumpang yang tidak kebagian tempat duduk.

Lima menit berlalu, sambil berdiri, Nina dan Nara baru menyadari bahwa hampir seluruh penumpang di gerbong tersebut adalah laki-laki, hanya ada dua wanita tua yang sedang terlelap duduk di ujung gerbong.

Perhentian berikutnya, beberapa penumpang turun, Nara dan Nina mencoba mengambil kesempatan untuk duduk, namun keduluan oleh beberapa penumpang lain yang sedari tadi juga berdiri. Segerombolan penumpang baru juga masuk, dan seluruhnya pria. Space untuk berdiri pun kian sempit, sehingga Nara dan Nina hampir dikelilingi oleh gerombolan pria yang bau naik tadi.

“Yah, sial, berdiri lagi deh.” Ujar Nara yang diamini oleh Nina.
“Liat deh, penumpangnya laki semua tapi nggak ada yang gentleman, ngasih tempat duduk kek buat makhluk-makhluk cantik, ha2.” Canda Nina yang disambut tawa renyah Nara

Sesaat setelah itu, terdengar suara seseorang dibelakang mereka, dari nada bicaranya nampaknya bertanya sesuatu kepada mereka. Merekapun menoleh mencari si sumber suara. Tampak dihadapan mereka seorang bapak berwajah ramah, jika ditaksir, kira-kira umurnya empatpuluhan. Ternyata orang tersebut yang memanggil tadi.

“Ima nanji desu ka?”
Nara dan Nina sama-sama bengong karena sama sekali tidak mengerti apa yang baru saja diucapkan pria tersebut. Seolah mengerti bahwa yang diajak bicara tidak mengerti bahasanya, bapak tersebut mengulangi pertanyaannya.

“Ano, What is da time?” Ujarnya dengan bahasa Inggris sekenanya sambil menunjuk pergelangan tangannya sendiri.

Nara dan Nina baru mengerti apa yang ditanyakan tadi ketika si bapak berwajah ramah mengulangi pertanyaannya dalam bahasa Inggris, walaupun tata bahasanya salah (yang benar what time is it?).
Untungnya Nara sudah mencocokkan jam tangannya dengan waktu setempat. Ia pun memperlihatkan jam tangannya kehadapan bapak itu agar dapat melihat sendiri pukul berapa sekarang. Bapak itupun manggut-manggut setelah melihat jam. “Domo arigato gozaimasu” Ucapnya sambil tersenyum.

Kalau yang ini Nara mengerti bahwa artinya terima kasih, ia pun membalas senyuman bapak itu, sementara Nina hanya memperhatikan dari tadi. Sebelum sempat membalikkan badan, Nara merasakan ada tangan yang menyenggol paha bagian belakangnya. Ia pun berbisik kepada Nina,


“Nin, tadi kayak ada yang nyolek gue deh.”
“Masa? Kok sama, tadi juga kayak ada yang nyenggol pantat gue.” bisik Nina.

“Ya udahlah, mungkin kebetulan saja, kereta ini kan bergerak terus jadi mungkin ada yang badannya jadi gak seimbang dan gak sengaja nyenggol. ” tukas Nara. Nina pun mengiyakan ucapan temannya itu dan bersikap santai saja sambil menunggu kereta sampai di tujuan.

Belum ada lima detik dari senggolan pertama tadi, kembali Nara merasakan rabaan pada pantatnya, kali ini bukan lagi menyenggol, namun terasa sedikit meremas. Terkejut, Nara pun berusaha menepis tangan itu. Merasakan gelagat yang tidak baik, Nara mengajak Nina menjauh dari tempat berdiri mereka sekarang.

Namun belum sempat mereka bergerak, ada tangan-tangan yang mencengkeram lengan mereka berdua sehingga mereka tidak dapat bergerak kemana-mana. Disaat bersamaan, kedua wanita cantik itu merasakan tangan yang menjamah tubuh mereka kian banyak. Ada yang meremas-remas pantat mereka dan ada yang naik meraba payudara mereka.

Merekapun berusaha meronta melepaskan diri dari situasi tersebut, tangan keduanya bergerak menepis tangan-tangan jahil itu. Namun apa daya dua pasang tangan melawan tangan-tangan sebanyak itu.

“Ehh, apa-apaan ini!” teriak Nara. Namun ia menyadari tidak ada yang paham ucapannya. Ia pun berusah menggunakan bahasa Jepang sebisanya. “Ieee, bageroooo! Emph….” Sebelum sempat meneruskan teriakannya, ada tangan kokoh membekap mulutnya dari belakang sehingga ia tak lagi mampu berkata-kata.

Semakin lama, jamahan dari tangan-tangan itu kian mengarah ke paha bagian dalam Nara. Ia pun berusaha mengatupkan kedua kakinya sehingga tangan-tangan itu tidak dapat menjangkau bagian vitalnya.

Namun usaha itu sia-sia karena tangan-tangan lain sudah mencengkeram dan merenggangkan kakinya sehingga posisinya terbuka dan tangan-tangan jahanam itu dapat leluasa bergerak menuju vagina Nara yang masih tertutup g-string seksi warna hitam.

“Mmh…. hhhh” Nara hanya bisa sedikit mendesah, dalam keadaan mulutnya disumpal telapak tangan seseorang dibelakangnya. Nara mencoba melihat dimana posisi Nina, tapi ia tidak dapat melihat temannya itu, di sekitarnya hanya ada segerombolan laki-laki.

Perlahan, tangan-tangan tersebut mulai membuka kancing kemeja krem Nara. Nara pun berusaha meronta sebisanya, namun hal tersebut hanya membuat pertahanannya lebih longgar karena berikutnya, mantel bulu yang dikenakannya berhasil direnggut oleh seorang laki-laki anggota gerombolan itu.

Kini, Nara masih berpakaian lengkap minus mantel bulunya, namun kancing kemejanya sudah terbuka seluruhnya, memperlihatkan payudara Nara yang sekal dan hanya ditutupi oleh bra berwarna putih. Tangan-tangan yang menjamahnya seolah semakin menggila dengan keadaan tersebut.

“Mmm…!”, terdengar suara teriakan tertahan Nara. Rupanya ada yang meremas-remas payudara Nara dengan keras sehingga ia berteriak tertahan. Berikutnya, dengan sekali hentakan, robeklah bra putih yang dikenakan Nara memperlihatkan dua gundukan indah dengan puting berwarna kecokelatan.

Kini, tubuh bagian atas Nara sudah terbuka dan hanya menyisakan kemejanya yang seluruh kancingnya sudah terbuka. Melihat pemandangan tersebut, seorang diantara gerombolan tersebut bergerak maju dan mulai memainkan puting payudara sebelah kanan Nara, sementara mulutnya mulai ‘menyusu’ ke payudara sebelah kiri Nara. Cerita sex terselubung

Yang lebih membuat Nara terkejut adalah, orang tersebut ternyata si bapak berwajah ramah yang bertanya jam tadi. Dalam hatinya Nara berkata “dasar tua cabul, tahu begini udah gue tonjok dari tadi”.

Sementara itu, tangan-tangan yang ‘beroperasi’ di bagian bawah tubuh Nara semakin berani, ada yang menarik roknya keatas sebatas pinggang, sehingga kini rabaan dan sentuhan mereka dapat langsung bersinggungan dengan kulit telanjang Nara, sebuah tangan meraba naik paha bagian dalamnya dan bersentulah dengan liang vagina Nara yang masih terbungkus g-string hitam. Tangan itu menggesek-gesek kemaluan Nara dengan gerakan maju-mundur. Mendapat rangsangan yang demikian hebat, Nara pun mulai terangsang diluar kemauannya sendiri.

Seolah mengetahui hal tersebut, tangan yang membekap mulutnya mulai mengendurkan pegangan dan perlahan melepaskan bekapannya. Nara tak lagi berteriak-teriak, mungkin karena sudah terlampau lelah meronta, disamping itu, tidak bisa dipungkiri bahwa ia menjadi sangat terangsang dengan keadaan ini.

Tanpa disadari oleh Nara, ternyata g-stringya sudah tidak berada ditempatnya semula, entah kemana, memperlihatkan vaginanya yang dihiasi bulu-bulu kemaluan yang dicukur rapi, sehingga tangan yang tadinya hanya menggesek-gesek kemaluannya, perlahan mulai memainkan jari-jarinya diatas klitoris Nara.

Nara terangsang hebat diperlakukan seperti ini, namun ia tidak ingin semua laki-laki dihadapannya tahu bahwa ia terangsang, karena hal tersebut pasti akan membuat mereka merasa senang dan puas. Iapun mencoba menutupinya dengan mengatupkan bibir mungilnya rapat-rapat dan mencoba untuk tidak bersuara, apalagi mendesah.

Namun cobaan terasa semakin sulit bagi Nara, selanjutnya, jari tengah si bapak berwajah ramah digerakkan keluar-masuk di dalam liang vagina Nara, didalam vaginanya, jari itu sedikit ditekukkan sehingga mengenai g-spot milik Nara. Nara semakin tidak kuasa menahan gejolak birahi yang dahsyat, mulutnya tetap ditutup rapat-rapat, namun sesekali terdengar desahan tertahan.

“Emmh… hhh”.
Gerakan jari itu kian lama kian cepat sehingga pertahanan Nara yang mati-matian berusaha tidak menunjukkan ekspresi kenikmatan akhirnya bobol juga.
“Mmhh… aa… aaaaaahh!!” Teriakan itu disertai getaran hebat, ia menggelinjang menerima orgasme pertamanya.

Cengkeraman tangan dari para lelaki yang sedari tadi memegangnya kuat-kuat, akhirnya dilepaskan. Nara terduduk lemas, tubuhnya terasa panas terbakar gejolak birahi.
Perasaannya bercampur aduk, antara malu, terhina, marah dan nikmat.
Hanya sekitar lima-enam detik kemudian, tubuh Nara kembali diangkat oleh para lelaki Jepang tersebut, namun kali ini beberapa orang diantara mereka sudah melorotkan celana masing-masing, memperlihatkan penis masing-masing yang sudah tegak mengacung.

Mengetahui apa yang akan dilakukan gerombolan lelaki itu, Nara coba berontak dengan menggunakan tenaganya yang tersisa, namun seorang diantara gerombolan itu, tubuhnya kurus dan agak tonggos, meremas kedua payudaranya kuat-kuat sehingga Nara merintih kesakitan dan mencoba menepis tangan itu dari atas payudaranya.

Disaat bersamaan, pinggang Nara ditarik kebelakang oleh si bapak berwajah ramah yang langsung menancapkan penis 15cm-nya kedalam vagina Nara dengan sekali hentakan keras. Bless, masuklah penis itu disertai teriakan panjang Nara yang baru pertama kali dimasuki oleh penis laki-laki. Bapak itu memompa tubuh Nara dengan cepat.

“Plok…plok”, begitu bunyi yang terdengar ketika paha bapak itu beradu dengan paha bagian belakang Nara. Para lelaki yang lain tidak hanya diam saja, sebagian menjamah bagian-bagian sensitif Nara dengan leluasa, sebagian lagi terlihat mengocok penisnya sendiri, dan ada pula yang meraih tangan Nara, dan memaksa Nara untuk mengocok penisnya.

Ada seorang lagi yang berperawakan pendek memasukkan penisnya kedalam mulut Nara dan menggerakkannya maju-mundur. Sehingga sekarang, Nara dalam posisi setengah membungkuk dan disetubuhi dari arah depan dan belakang tubuhnya.

Lima belas menit berlalu, lelaki yang penisnya dikocok oleh tangan mungil Nara, tampak tidak kuat lagi menahan gelombang orgasme dan berejakulasi sesaat kemudian, crott!! spermanya muncrat dengan deras dan sebagian mengenai wajah Nara.

“Ah…. ahhh”, Nara mendesah seriap kali penis si bapak masuk dengan dalam di vaginanya. Lima menit kemudian, tubuh Nara bergetar hebat, ia mendapatkan orgasme keduanya. “Aaaa.. aaahh!!” Desahnya.

Tidak berapa lama, penis didalam mulut Nara menyemburkan spermanya.
Membuat Nara gelagapan dan tersedak sehingga sebagian sperma itu tertelan olehnya, sementara sebagian lagi meleleh keluar dari bibit indahnya. Si bapak yang memompa vagina Nara rupanya kuat juga, masih belum menampakkan tanda-tanda akan keluar.

Bapak itu rupanya pandai memainkan tempo, terkadang kocokan penisnya dipelankan dan terkadang cepat. Tampaknya ia benar-benar ingin menikmati jepitan vagina Nara sepuasnya. Sepuluh menit kemudian, cengkeraman tangan bapak itu di pinggang Nara tiba-tiba mengeras, bapak itupun mulai setengah mendesah.

“Hhhh…. ah..” Nara tahu bahwa orang dibelakangnya ini akan segera berejakulasi, iapun mencoba menarik badannya ke arah depan sehingga rahimnya dapat diloloskan dari semburan sperma bapak brengsek itu, namun sia-sia, baru setengah penis yang bisa dikeluarkan dan “Aaaaaahh” Crott, crott, crott!

Sperma bapak itu keburu keluar membanjiri bagian dalam vagina Nara.
“Aah, sial, damn..” gerutu Nara dalam hati karena bapak itu keluar didalam vaginanya.
Tubuh Narapun digeletakkan di atas lantai kereta dan dikelilingi tiga orang lelaki lagi yang dengan irama cepat mengocok sendiri penis masing-masing di depan wajah Nara, dan beberapa saat kemudian berejakulasi dan menyemburkan sperma masing-masing di wajah Nara.

Para lelaki itupun meninggalkan Nara terkulai diatas lantai kereta dalam keadaan telanjang bulat dengan hanya mengenakan kemeja warna krem yang sudah kusut dan basah oleh peluh dan sperma. Payudaranya dipenuhi bekas-bekas remasan dan cupangan yang berwarna kemerahan.

Dalam keadaan lemas, ia mencoba mencari Nina yang sejak tadi tidak terlihat. Rupanya, Nina mengalami hal yang sama dan ditinggalkan tergeletak lemas bermandikan keringat dan sperma.
Tidak ingin berlama-lama dalam keadaan demikian, Nara segera berdiri, mengelap keringat dan sperma disekujur tubuhnya dengan bra putihnya yang sudah robek, kemudian mengancingkan kembali kemejanya dan menurunkan roknya kembali

Nara kemudian mengajak Nina yang juga sudah merapikan diri, untuk keluar dari kereta dan mengajaknya untuk kembali saja ke tempat Wiwin. Kejadian barusan membuat hasrat belanjanya hilang.

Setibanya mereka di rumah Wiwin, merekapun mandi membersihkan tubuh masing-masing dari sisa-sisa persetubuhan yang baru saja dialami. Kemudian mengistirahatkan tubuh masing-masing. Sorenya, bel depan berbunyi, rupanya Wiwin sudah pulang.

Nina yang membukakan pintu. setelah masuk kedalam rumah, Wiwin menanyakan keadaan kedua temannya itu. Nara dan Nina pun menceritakan hal yang tadi mereka alami di kereta sehingga mereka berdua membatalkan niat belanjanya.


“Waduh, gue minta maaf bener. gue lupa kasih tahu kalian, sebenarnya ada kereta khusus untuk penumpang wanita di sini, karena emang banyak kejadian begini sebelumnya.”
“Yah, lo kok enggak kasih tahu kita dari kemarin sih Win? Kalau tahu, kan kita enggak bakal diperkosa begini.”
“Iya, iya, gue bener-bener mohon maaf.” Ucap wiwin. Perkosaan yang Kualami dengan Temanku di Gerbong Kereta
“Eh iya, kalian mau enggak, gue kenalin sama cowok gue? Kebetulan tuh, sebentar lagi kesini.”



Nara dan Nina mengiyakan tawaran itu karena memang penasaran seperti apa muka pacar si Wiwin. Beberapa saat kemudian, kembali terdengar bunyi bel. Wiwin beranjak keluar. Saat kembali kedalam rumah, ia berjalan bersama sesosok pria. Nara terkesiap. Astaga, ternyata si bapak berwajah ramah…..END

Untuk  Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :


Posted By : 233poker.com

Bandar Poker Online - tante girang yang kesepian akan sexs

Bandar Poker Online - tante girang yang kesepian akan sexs Baik lah aku ingin menceritakan tentang pengalaman nyataku yang aku alami semenjak berkelut dengan yang namanya chatting dunia maya. Sebelumnya biar aku beri anda sedikit bayangan tentang diri aku. Umurku 20 tahun, tinggi ku ya ampir 170cm, dgn berat 50kg.


Bandar Poker OnlineBanyak orang bilang aku ini lumayan tampan dan aku juga banyak diincar gadis-gadis. Baiklah begini kisah ku Tanggal 25 july kemarin sekitar jam 1 siang aku berkenalan dengan seorang wanita dalam chatting yang berusia 35 tahun.

Dia berinisial M.. Kami berkenalan, berbincang-bincang saling bertukar cerita tentang hobby masing-masing. Tambah lama aku semakin penasaran dengan dia dan mulai memancing dengan cerita-cerita yang bersingungan dengan seks. Dia membalas nya juga dengan berani tanpa menutup-nutupi.

Akibatnya semua cerita kami berhujung ke seks, dan kami sempat melakukan chatting seks sekali. Tambah penasaran, aku pancing dia untuk ketemuan pada tanggal 27 july jam 5 sorean di CL di McD, dia menyetujuinya. Dia juga memberikan aku no hp nya dan ciri-ciri tinggi badannya. Kuberitaukan ciri-ciri pakaian dan tinggi badankau ke dia agar mudah dikenali.

Akhirnya tibalah tanggal 27 tersebut. Aku tiba lebih cepat sekitar 15 menit sebelum jam 5 karena penasaran dengan wanita yang ku ajak chat tersebut. Ku coba menelpon dia menanyakan dimana dia. Dia menjawab dia ada dibelakang ku sedang makan. Aku bingung karena di belakangku memang ada wanita sekitar 30 tahunan tapi dia juga membawa anaknya yang berumur sekitar 5 tahun.
Timbul pemikiran tidak mungkin buat ketemuan dia mengajak anak nya.

Kucoba menyakinkan dengan sekali lagi menelpon, dan ternyata memang benar kalo wanita tersebut membawa anaknya. Jadilah saya mendekati dan berkenalan dengan dia dan dia mengenalkan anak nya kepada ku.

Kami berbincang-bincang, semakin mengenal satu sama lain hingga dia berterus terang pada ku bahwa dia merasa tidak betah dirumah lagi, suaminya sering terlalu sibuk dengan pekerjaan. Dia melampiaskan nya dengan berchatting untuk menghilangkan kesuntukannya dirumah.

Kucoba merapatkan diri untuk menghibur dia, dan dia membalasnya dengan semakin masuk ke dalam rangkulan ku. Dapat kurasakan detakan jantungnya dan harum rambutnya serta lebutnya kulitnya. Sekitar 5 menit kemudian, dia langsung menarik tangan ku dan menggendong anaknya ke dalam mobil dia.

Kami langsung tancap ke rumah dia di area kawasan elite. Anaknya rupanya sudah tertidur di dalam mobil sehinggal begitu samapi dirumah, dia langsung menggendong anaknya dan membawanya ke kamar anaknya.

“Kamu tunggu di ruang tamu bentar ya.”
“Oke, jangan lama-lama ya soalnya udah gak konsen nih!”
“Dasar kamu nih”, (sambil mencubit panta ku).

Lalu dia masuk dan meletakkan anaknya di tempat tidur. Dia meminta aku menunggu sebentar karena dia mau ganti pakaian. Sekitar 15 menit kemudian, dia ke ruang tamu dan alangkah terkejutnya aku karena dia hanya memakai baju tembusan dan tidak memakai BH dan celana dalam. Lekuk tubuhnya benar-benar sempurna dan dapat kulihat dengan jelas susu maupun memek miliknya.

“Gimana menurut mu, cantik gak aku?”
“Cantik kok, suamimu bener-bener orang paling beruntung bisa memilikimu” kataku sambil memeluk dia dari belakang dan mencium belakang lehernya.
“Tapi kamu juga beruntung karena bisa menikmati tubuhku kan!”, jawabnya sambil menggeliat karena luncuran ciuman yang kuberikan.
“Tapi aku pasti bisa memberikan apa yang kamu inginkan sedangkan suamimu tidak, benerkan?”
“Sstt… Bener… Ayok sayang kita lanjutkan di kamar saja, gak enak didenger pembantu.”

Lalu kugendong dia, membawa dia kekamarnya dan membaringkannya bak pengantin pria meletakkan pengantin wanitanya di tempat tidur. Mulailah kucium bibirnya, dan dia membalasnya dengan mesra. Kami saling berpautan dan sudah lupa dengan keadaan sekitar. Dia membuka baju dan celanaku menyisakan celana dalam saja sedangkan aku membuka baju terusan miliknya.

Tidak kusangka ternyata memeknya sudah banjir dengan cairan, kusimpulkan kalau dia wanita yang mudah dirangsang dengan ciuman saja. Lalu mulailah kujilat susunya, aku jilat susunya ibarat orang yang lagi menulum permen dan menjilatnya dengan napsu.

Tambah lama tambah turun kebawah dan akhirnya sampailah di surga kenikmatan dia, kujilatin memeknya dengan buas, klitorisnya kumainkan dan susunya aku plintir dengan jariku. Dia menggeliat-geliat lalu tidak lama kemudian dia mencapai orgasme pertamanya.

“Ahhh… Kamu memang hebat sayang, bisa membuat aku orgasme secepat ini… Tunggu ya akan aku balas kamu”, (Sambil memegang luar celana dalam saya).
“Dah siap kok dari tadi nunggu serangan kamu”, (Sambil saya jilat-jilat susunya).
Dia mengeliat lagi, dan saya tau kalau birahinya naik kembali.
“Buka celana dalammu ya, aku mau liat ukurannya”.
Alangkah terkejutnya dia melihat batang kemaluan saya, memiliki ukuran 17 cm dengan diameter sekitar 3,5.

“Wow punyamu asik ini buat diemut, aku suka dengan ukuran yang begini. Suamiku aja cuman punya panjang 14 cm benar-benar kalah dari kamu”.
“Tentu donk, semua ini kan cuman buat kamu”, (sambil ku cubit memeknya).
“Auuwwww… Dasar kamu nakal…”, (dia mulai mengelus kemaluanku).
“Wahhh elusan mu asik banget, tuh adik ku udah naik menegang tuh nunggu kamu isapin”.
“Dasar kamu nih”, (lalu dia memasukkan kemaluanku kedalam muluatnya dan mulai menggerakkannya maju mundur).

“Waw, pintar kamu ngisapnya”, (sambil ku mainkan susunya).
Kelaminku benar-benar dia jilat hingga tidak ada bagian yang luput, aku minta dia posisi 69 dan dia menyetujuinya. Kujilatin memeknya, klitorisnya kumain-mainkan lagi. Dia menggelinjing keasikan waktu ku gigit pelan klitorisnya.

“Auuwwwww, kamu apain sih kok sakit-sakit geli rasanya… Tapi enak sayang… Terusin ya…. Waw gila enak banget”.
“Jilatan mu juga enak sayang, kontolku benar-benar ngadem di mulut mu”.
“Ia donk abis dah napsu banget nih”.
Tumpahlah cairannya di wajahku, dan kujilatin hingga bersih.
Dia menarik nafas terburu-buru, dia membalikkan badannya dan mencium bibirku.
“Kamu kuat ya, aku dah kalah 2 ronde kamu masih belum keluar juga.”.
“Hahahha… Kamu nya aja yang terlalu ke enakan nih…”, (padahal aku juga ampir tembus kalo bukan karena dia sudah orgasme duluan.

“Kamu masih mau lanjutkan, aku belum apa-apa nih”, (sambil memainkan susunya).
“Auwww…. Ia donk sayang, kan kamu harus emprotkan manimu kedalam surgaku… Aku ingin punya anak yang keren dan kuat kayak kamu. Bentar ya sayang aku istirahat 5 menit.”.
5 menit itu ku manfaatkan untuk merangsang dia dengan menjilat susu dan memainkan memeknya dengan tanganku. Rupanya rangsanganku berhasil, memeknya sudah banjir kembali.

“Masukin donk, aku bener-bener ingin merasakan kontolmu itu.”
Lalu dia membimbing kontolku ke lubang memeknya, ternyata lubangnya terlalu kecil ada sekitar 8-10 menit baru bisa kujebol memeknya itu pun baru masuk setengah.

“Auwwww… Pelan-pelan sayang, memekku udah lama gak di masukin kontol suamiku…”.
Kucoba memaju mundurkan dengan pelan, sekitar 15 menit akhirnya masuk semua kontol ku dan aku merasakan kenikmatan yang tiada tara, dia pun begitu dia mengerang dengan kerasnya karena kenikmatan. Ku biarkan kan sebentar kontolku diam didalam memeknya agar dia mulai terbiasa dengan benda tumpul ku ini.

Setelah mulai reda, kugerak maju mundurkan kontolku dengan pelan.
“Aduh… Kontol mu enak banget”(dia berbicara sudah tidak jelas lagi karena keenakan).
“Wahh”,
“Aaahhh yang cepet… Plsss”,
“Ia sayang…”,
Tambah lama tambah kupercepat goyanganku, sekitar 10 menit kumaju-mundurkan kontolku hinggal akhirnya kurasakan mau keluar.
“Mau keluar nih, aku keluarin dimana?”
“Didalam, didalam aja sayang… Aku mau anak dari kamu… Aku mau sperma kamu”.

Benar-benar kurasakan dorongan yang kuat dari dalam kontolku dan akhirnya kusemprot semua nya kedalam memeknya, rupanya dia juga sudah sampai lalu mencengkram punggungku dan mencakarnya. Badannya tersentak keatas lalu kemudian pelan-pelan mulai menurun.

Kami biarkan sensasi ini leih lama, kubiarkan kontolku didalam memeknya lebih lama hingga akhirnya mengecil kembali. Lalu kucopot kontolku dan aku berbaring disampingnya, diameletakkan kepalanya diatas badanku.

“Makasih ya sayang, kamu sudah memberikan apa yang kubutuhkan selama ini.”
“Ia, asal kamu senang aku rela melakukannya untukmu.”
“Janji ya, kapan aku butuh kamu akan berikan.”
“Ia, asal kamu janji jangan pernah kamu berikan ini pada cowok manapun”, (sambil kuremas memeknya).
“Auwww…. Ia sayang aku janji, dasar kamu nakal”.
“Ngomong-ngomong suamimu kemana nih, kok berani kamu lakuin ini di kamar kalian?”
“Dia lagi keluar negeri sekitar sebulan, kamu nginap disini saja ya 3 minggu temenin aku.”

Jadilah aku menginap disana 3 minggu, 3 minggu juga aku gak masuk kuliah dan menghabiskan setiap hariku dengan wanita tersebut. Dalam sehari kami bisa melakukannya hingga 5 kali, dan pernah aku melakukan dengan dia dalam 1 hari full hingga dia pingsan.


Ya beginilah cerita yang ingin kubagi dengan pembaca yang lain. Semenjak pengalaman ini aku menjadi suka bercinta dengan wanita lebih tua dari ku. END

Untuk  Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :


Posted By : 233poker.com