Agen Poker Online - Sombong Ke Enakan Setelah Aku Ngentot - Udara pagi ini terasa sejuk sekali, seakan menyambut baik datangnya hari
Minggu ini. Secerah wajah tante Ivone yg tengah bercengkrama dengan
bunga bunga ditaman. Meskipun nampak angkuh, namun kecantikan wajahnya
tak dapat disembunyikan.
Agen Poker Online - Aku baru
saja selesai mandi dan berniat ngeteh diteras rumah sambil mnghirup
udara pagi yg segar. Akan tetapi mataku melihat tante Ivone tengah asyik
menikmati keindahan bunga ditaman depan rumah. Dengan gaya ala petani
bunga Cibodas, tante Ivone nampak serius memperhatikan tanaman itu. ”
Pagi tan ” sapaku. ” Hmm… ” balasnya tanpa berpaling dari rumpunan
bunga. ” Mau aku buatin minum nda tan!? ” tanyaku lagi setengah
menawarkan jasa. ” Nda usah!! ” jawabnya juga seraya membelakangiku. Aku
tak melihat tante Rita, Hendri ataupun Nita pagi ini. ” Ach, pada lari
pagi kali? ” fikirku dalam hati.
Aku kembali memperhatikan tante Ivone yg membelakangiku. Mulai dari
betisnya yang putih mulus meskipun nampak kurus, pahanya yang lebih
mulus dari betisnya, bokongnya meskipun terbalut celana pendek, namun
terlihat jelas lekukannya. ” Coba dia bisa aku tiduri seperti tante Rita
ya? ” gumanku dalam hati. Belum habis lamunanku, tiba tiba kulihat
tubuh tante Ivone terhuyung lemah ingin tersungkur. Dengan cepat aku
meloncat dan memegangi tubuhnya yangg nyaris tersungkur itu,
meninggalkan sisa lamunan cabulku.
Kurangkul tubuhnya yangg mulus dan terlihat lemas sekali. “Ga papa
kan tan??” tanyaku penuh rasa khawatir, seraya memapah tubuh tante
Ivone. “Kepalaku terasa pusing Fad” jawab tante Ivone lemah. “Ya udah,
istirahat aja didalam” saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah.
“Akhirnya aku bisa merangkulmu Vone” ucapku dalam hati. Ada sejuta
kebahagian dihatiku karna mampu merangkul tubuh si angkuh tersebut.
Setelah berada didalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Ivone
disofa ruang tamu. Dengan menarik nafas tante Ivone duduk dan bersandar
di sandaran sofa. Setelah itu aku melangkah meninggalkannya sendiri. Tak
berapa lama aku kembali dengan segelas air hangat dan mnghampiri tante
Ivone yg tengah bersandar disandaran sofa. “Minum dulu tan, biar
enakan!” ujarku sambil mnyerahkan gelas berisi air hangat yangg kubawa.
Tante Ivone pun meminum air hangat yang kuberikan. “Makasih ya Fad”
ucapnya lemah sambil meletakan gelas dimeja yang ada didepannya.
“Kepalanya masih pusing ga tan!?” tanyaku.
Tante Ivone hanya
menganggukan kepalanya. “Mau dipijatin ga!?” tanyaku lagi. “E, em” jawab
tante Ivone prlahan seakan tengah menahan sakit. Aku pun sgera memijat
mulai dari kepalanya dengan perlahan lahan, kemudian dahinya yang dia
bilang merupakan pusat rasa sakitnya. “Wah, kenapa tante Fad!?” tanya
Nita yang baru saja pulang. “Tadi si tante hampir jatuh, kepalanya
pusing Nit!” jawabku. ” Terlalu capek kali!? ” ujar Nita sambil
melangkah kedapur. “Dah agak mendingan Fad” jelas tante Ivone dengan
mata terpejam, menikmati pijatan pijatan jariku. Terasa hangat dahinya
bersamaan dengan rasa hangat yang menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh
tante Ivone terasa menusuk kedua lobang hidungku. Mmbuat aku ingin lebih
lama lagi memijat dan dekat dengannya.
“Masuk angin kali tan, dahinya agak anget ne!? ” jelasku, berupaya
memancing agar niatku tercapai. “Iya kali? “ujarnya pula, seakan mngerti
akan arti ucapanku. Membuatku makin brani lebih jauh. “Mau dikerikin
ga!?” tanyaku dengan penuh haraf kepadanya. “Memang kamu bisa!?” tante
Ivone balik bertanya. Membuat hatiku terasa brdebar tak karuan. “Ya
bisa… ” jelasku dengan cepat, takut tante Ivone brubah pikiran lagi. “Ya
udah, tapi dikamar ya…, ga enak disini” pinta tante Ivone. Membuat
hatiku berdebar makin cepat. Dengan prlahanku papah dia melangkah menuju
kamarnya. Akupun brusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang
mulai dirasuki niat dan pikiran kotorku.
Setelah brada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat
diranjangnya. Tante Ivone pun mrebahkan tubuhnya seraya bernafas
panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya. Aku segera mengambil
obat gosok dan coin untuk mengerik tubuh tante Ivone. Setelah kudapati
semua yg kubutuhkan, aku kembali menghampiri tante Ivone yg tengah
menanti. Dengan memberanikan diri aku memintamya agar dia melepaskan
pakaian yg dipakainya. Dia pun perlahan melepaskan pakaian atau baju yg
dipakainya. Sehingga tante Ivone kini hanya mngenakan bra yg brwarna
pink dan celana pendek saja. Ada getaran hangat mnjalari sluruh tubuhku,
saat menyaksikan tante Ivone mmbuka bajunya. Hingga membangunkan
kejantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mngendap dibenakku sejak
awal, ketika memperhatikan dia ditaman.
Dengan perasaan yang tak menentu dan dibayangi nafsu dibenakku.
Akupun mulai mngusap-usap punggung mulus yg membelakangiku, dengan hati
hati sekali. “Tali branya dibuka aja ya tan??” pintaku penuh haraf
sambil trus mngusap dan mengerik punggung bagus dihadapanku. “Iya… ”
jawabnya lirih. Menahan kerikan dipunggungnya, entah sakit atau geli aku
tak tau. Yang pasti tanganku segera melepaskan kait tali branya,
sehingga mmbuat branya mlorot mnutupi sbagian payudaranya yg bulat dan
berisi. Sperti payudara milik gadis kebanyakan. Setelah tiada lagi
penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dengan minyak gosok. Dan
jari jemarikupun menari membentuk garis dipunggung tante Ivone.
Sambil
sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yang berusaha ditutupi
dengan bra dan kedua telapak tangannya. Tapi hal trsebut mmbuatku
semakin terangsang didorong rasa penasaran yang teramat. Sementara tante
Ivone hanya terdiam seraya memejamkan matanya yang bulat dan indah. ”
Pelan pelan ya Fad!? ” pintanya masih dengan mata yg terpejam. Tiba tiba
pintu kamar perlahan terbuka, nampak Nita tengah brdiri dimuka pintu.
“Tan aku mo kerumah teman dulu ya!?” ujar Nita berpamitan seraya matanya
melirik kearahku. “Iya Nit… ” balas tante Ivone tanpa berpaling
kearahnya. Kemudian secara perlahan Nita menutup pintu kembali dan
berlalu pergi.
Jari tanganku mulai nakal terhadap tugasnya, jariku terkadang
nyelinap dibawah ketiaknya berusaha meraih benda yg bulat dan padat
berisi yang ditutupinya. Tapi tangan tante Ivone terkadang berusaha
mnghalanginya, dengan merapatkan pangkal lengannya. “Jari kamu nakal ya
Fad!? ” ucap tante Ivone setengah berbisik seraya mlirik ke arahku.
Membuatku tersipu malu. “Habis ga kuat sich, tan…” jawabku jujur. Tapi
tante Ivone malah melepaskan branya sehingga kini payudaranya nampak
polos tanpa plindung lagi.
Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa brkedip. Langsung
membuat hatiku brdebar debar mnyaksikan pemandangan trsebut. “Sekarang
bisa kamu plototin se puas dech!!” ujar tante Ivone tak lagi menutupi
buah dadanya dengan kedua telapak tangannya lagi. Jantungku terasa
begitu cepat berdetak dan mmbuat lemas seluruh persendianku. Kontol perlahan tapi pasti mulai berdiri tegak mengikuti dorongan hasratku.
“Memang dah selesai ngeriknya Fad!?” tegur tante Ivone mngingatkanku.
Membuat aku segera melanjutkan prkerjaanku yang tertunda sesaat. Hampir
seluruh bagian belakang tubuh tante Ivone telah kukerik dan berwarna
merah bergaris garis. Hanya bagian bokongnya yang luput dari kerikanku
karna terhalang dengan celana pendek serta CD yg dikenakannya. Tapi
belahan bokongnya telah puas kuplototin.
Akhirnya pekerjaanku selesai juga. Kemudian dengan prlahan jari
jariku memijati pundaknya. Tante Ivone menundukan kepalanya, sekali
sekali terdengar suara dahak dari mulutnya. “Sudah Fad!” printahnya,
agar aku menyudahi pijatanku.
Dengan perasaan malas akupun menghentikan pijatanku dan segera
membrsihkan sisa sisa minyak dikedua telapak tanganku. ” Cuci tanganmu
dulu biar bersih sana!!” pinta tante Ivone sekaligus perintah. Akupun
branjak pergi kekamar mandi yang memang ada didalam kamar tersebut.
Stelah usai mncuci sluruh tanganku hingga benar benar bersih. Akupun
kembali menghampiri tante Ivon yg tengah telentang diatas ranjang masih
dengan keadaan separuh bugil. Seperti saat aku tinggalkan kekamar mandi.
Hingga payudaranya yg bulat dan berisi nampak membusung besar
didadanya, dengan puting yang berwarna coklat susu. “Ayo Fad, kamu mau
mainin ini kan!?”. “Aku juga mau kok!?” ucap tante Ivone sambil meremas
salah satu payudaranya hingga putingnya mnonjol kearahku. Akupun
mendekat menghampirinya dngn perasaan nafsu. Membuat kontolku kian
berdiri dan mengeras kencang dibalik celanaku.
Akupun tak mnunggu lebih lama, segeraku remasi payudaranya yg
menantang. Tante Ivone bergelinjang saat telapak tanganku mendarat dan
meremas kedua payudaranya. ” Achh.., iya Fad trussss ” rintihnya
prlahan. Jari jemariku kian liar meremasi seluruh daging bulat yg padat
brisi. Jariku juga memainkan putingnya yg mulai mngeras. ” Iya,.., ayo
diisep Fad.., aaaayooo “pinta tante Ivone dngn nafas tak tratur. Akupun
segera menjilati dan mengisapi puting payudaranya. “Aduhhh…, enaaaak,
trusss….” desah tante Ivone seraya memegangi kepalaku. Aku semakin
bernafsu dengan puting yg kenyal seperti urat dan mnggemaskan.
Smentara
tante Ivone smakin mndesah tak karuan. Tangan kananku meluncur kearah
slangkangan dibawah pusar, trus mnyusup masuk diantara clana dan CD
tante Ivone. Hingga jari jariku trasa mnyentuh rumput halus yg cukup
lebat didalamnya. Tante Ivone mmbuka pahanya tak kala jari tlunjukku
brusaha masuk kedalam lobang yg ada ditengah bulu bulu halus miliknya.
“Aowww…” jerit kecil tante Ivone saat tlunjukku brhasil memasuki lobang
memeknya. Dia pun mnggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu. Smentara
kontolku smakin mngeras hendak kluar dari bahan yg mnutupinya.
Cukup lama jari tlunjukku kluar masuk didalam memek tante Ivone,
hingga lobang itu mulai trasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan
tante Ivone menahan gerakan tanganku dan mminta mnyudahinya.
“Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh” rintih tante Ivone. Akupun
menarik tanganku dari balik clananya dan mlepaskan putingnya dari
mulutku
“Buka pakaianmu dong, Fad!!” seru tante Ivone sraya bangkit dan
mlepaskan clana pendek serta CDnya. Shingga dia bugil dan nampak rumput
hitam ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok. Akupun
mlepaskan smua pakaianku dan bugil sperti dirinya.
Dengan
senyum manis kearahku, tante Ivone mendekat dan brjongkok tepat didepan
slangkanganku. “Aouw, gede banget..!!” seru tante Ivone sraya tlapak
tangannya mraih kontolku yg telah brdiri dan keras. Dngn tangan kanan
dia mmegang erat batang kontolku, sedangkan tlapak kirinya mngelus elus
kpalanya. Hingga kpala kontolku trasa brdenyut hangat. Kmudian dimasukan
kontolku kedalam mulutnya sraya matanya mlirik ke arahku. “Agghhh… “aku
mlengguh tak kala sluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya.
Darahku brdesir hangt mnjalari sluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat
memegangi kpala tante …
Ivone, mremas serta mngusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Smentara
tante Ivone smakin liar, sbentar mngulum dan mngemud seakan dia ingin
melumat sluruh kontolku. Trnyata dia lebih buas dari tante Rita.
Trkadang dia mnjilati dari batang hingga lobang kencing dikpalanya. ”
Aaaaaaa… ” erangku menahan rasa nikmat nan tramat. Trasa tubuhku
melayang jauh tak menentu.
Entah brapa lama tante Ivone mngemut, mnjilat dan mngulum kontolku.
Yg jelas hal ini mmbuat tubuhku brgetar dan hampir kejang. ” Gantian
dong tan, aQ juga mau jilatin memekmu! ” rengekku, hampir tak mampu
mnahan nafsuku. Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar
tante Ivone mandi dngn air maniku.
Tante Ivone sgera bangkit brdiri meninggalkan kontolku yg masih
brdiri tegak. Kmudian aku mminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg
ada. Akupun brjongkok mnghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua
kaki tante Ivone trtumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai mnjarah
memek yg tlah mnganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang
memek yg brwarna merah dan lembab.
Lidahku pun mulai mnjelajahi dan
mnjilati lorong itu. “Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh”
desah tante Ivone saat lidahku brmain mnjilati lobang memeknya.
“Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh,
aghhhh” rintihnya pula sambil mremas dan mnjambaki rambut dikpalaku.
Lidahkupun smakin liar dan brusaha masuk lebih dalam lagi. “Aaaaghh,..,
gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Ivone tak
karuan. Lidahku brhenti mnjilati dinding lobang memek, kini brpindah
pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna
merah dan basah dngn air mazinya dan air liurku.
“Aughh…..” suara tante Ivone sperti tersedak sambil mrapatkan kedua
pahanya, hingga mnjepit leherku, ketika ku isap itilnya. ” Aaaaa..,
auwghhh…., yaaaaa ” ucap tante Ivone lirih. ” Udahhh…, Fad…, udddaah
Faadd ” rengek tante Ivone sraya mndorong kpalaku dngn kakinya yg
trkulai lemas dibahuku.
Akupun mlepaskan isapan mulutku pada itil tante Ivone dan bangkit
brdiri dihadapannya dngn kontol yg masih tegak dan keras. Kemudian
mminta tante Ivone agar bangkit dari duduknya. Kini aku yg mnggantikan
posisinya duduk dikursi.
Tante
Ivone naik keatas pahaku dan tubuhnya mnghadap kearahku, hingga tubuh
kami saling brhimpitan. Kmudian tante Ivone mmbimbing kontolku masuk
kelobang memeknya dngan jarinya. ” Aagghhsss.. ” rintih kecil tante
Ivone ketika kontolku masuk menusuk memeknya. Tak lama kmudian bokongnya
mulai turun naik, mngesek gesek kontolku didalamnya. Aqpun
mngimbanginya dngn mmegangi pinggulnya mmbantu bokongnya turun naik. ”
Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Fadd “. ” Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh,
yaaa ” racau tante Ivone tak karuan jika tubuhnya turun mnenggelamkan
kontolku dimemeknya.
” Aauwww, aku ga tahan ne Fadd,…, aaaauwww, yessss ” rintih tante
Ivone sraya mnggerakan bokongnya dngn cepat. Akupun mmbalas reaksinya,
dengan melumat lagi payudaranya .”Aaaaaawhhh……..”erang tante Ivone
sambil mnekan bokongnya lebih rapat dengan slangkanganku. Akupun
mengejang mnahan tekanan bokong tante Ivone. “Aaaachhhh…….” akhirnya aku
tak mampu lagi mmbendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun
saling brpelukan dngn erat beberapa saat dngn brcampur peluh masing
masing.
Stelah cukup lama kami brpelukan, kamipun bangkit dngn malas, enggan
branjak dari suasana yg ada. Stelah itu kamipun mandi mmbrsihkan tubuh
kami masing masing yg basah dngn peluh syurga.
Akhirnya aku bisa menidurimu dan menaklukan keangkuhanmu Ivone Gienarsih. END
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :
Posted By : 233poker.com
No comments:
Post a Comment