Agen Poker Terpercaya - Cerita Sex Menikmati Goyangan Nafsu Bos Muda - Saat aku baru
berusia 23 tahun disitu keperawananku hilang oleh bosku, waktu itu aku
bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi, Perkenalkan namaku
Vivi, sekarang aku aku sudah mempunyai suami yang bekerja sebagai guru,
untuk masalah seks diaatas ranjang suamiku terbilang polos, karena belum
apa apa sudah ejakulasi duluan.
Agen Poker Terpercaya - Dalam benakku mungkin karena belum ada pengalamannya, sedangkan aku
kurang lebih sudah banyak melakukan hubungan seks diluar nikah. Seakan
akan kalau berhubungan dengan suamiku aku tidak merasa puas, untung saja
suamiku polos dalam hubungan seks, ya karena dia tidak bertanya tentang
pendarahan saat melakukan hubungan pertama dengan aku, untuk seks
pertamaku aku ingin berbagi cerita sedikit dengan bosku.
Hari telah datang saat aku bekerja di kantornya bosku, dengan sangat
kecewa dan sedih hari ini ada pengumuman bahwa bossku akan digantikan
dengan orang baru, dan mau dipindahkan dari Bandung ke Jakarta, ditempat
bekerja aku terlihat paling muda dari karyawan lainnya kira kira
terpaut 8-10 tahun dari aku,
karena mulai minggu depan saya mempunyai boss baru, aku harus bisa
beradpatasi dengan boss baru ku. Calon boss yang baru juga sudah datang
karena hari ini akan menjadi hari serah terima de facto kantor cabang
Bandung dari boss lama ke boss yang baru.
Ternyata boss baru ini masih muda, umurnya masih sekitar 26-27 tahun
dengan badan yang tinggi besar dan cukup tampan dengan kumisnya yang
tebal. Pak Jerry adalah nama boss baruku itu, beliau sudah berkeluarga
dengan dua anak ; seorang putri dan seorang putra.
Pak Jerry ternyata membawa gaya kepemimpinan yang sama sekali berbeda
dan membawa moderenisasi dalam bekerja. Karyawan-karyawan yang asalnya
terbiasa dengan kerja individual sekarang dipaksa kerja secara kolektif
dalam suatu team work.
Semua karyawan tanpa kecuali harus melek teknologi dan untuk itu boss
baru tidak segan-segan turun sendiri mengajari. Sebagai sekretaris
akupun banyak belajar dari beliau tetang berbagai hal dan karena aku
adalah karyawan yang paling sering berinteraksi dengan beliau tentunya
aku punya paling banyak kesempatan untuk belajar.
Pelahan-lahan mulai muncul rasa kagumku pada pak Jerry dan mulai
mengidamkan mendapatkan jodoh seperti beliau atau mendekati kemampuan
beliau.
Berbeda dengan karyawan pria lain yang suka memandang rendah bahkan
melecehkan sesama karyawan wanita, pak Jerry sangat santun kepada wanita
baik itu karyawannya maupun bukan.
Hal ini membuat muncul rasa sayangku pada pak Jerry karena aku merasa bisa berlindung kepada beliau.
Kombinasi rasa hormat, kagum dan sayang membuat aku merasa selalu ingin
dekat dengan beliau, sehingga saat kami sedang berdua aku kadang-kadang
bersikap agak manja dan kelihatannya beliau tidak keberatan. Lambat laun
aku mulai melihat bahwa pak Jerry pun mulai merasa nyaman kalau dekat
dengan aku.
Walaupun demikian kesempatan kami bisa berdua hanya saat berada di
kantor saja sehingga semua urusan adalah berkaitan dengan pekerjaan dan
pak Jerry tidak pernah mencoba mengajakku keluar berdua selain karena
urusan kantor.
Hingga pada suatu waktu kantor Bandung harus bertindak sebagai tuan
rumah pelatihan produk baru dari perusahaan dan pada akhir acara semua
peserta ingin berwisata ke Ciater Subang.
Walaupun aku bukan peserta training, tapi sebagai wakil panitia aku
harus menemani mereka berwisata ke sana. Seperti yang aku khawatirkan
sebelumnya, sebagai wanita satu-satunya dimana peserta lainnya adalah
pria, aku menjadi bulan-bulanan yang cenderung melecehkan.
Untung saja pak Jerry segera melihatnya sehingga bisa menarikku dan
mengajakku pulang lebih awal karena teman-teman kantor Bandung yang lain
pun tidak bisa diandalkan untuk melindungi aku.
Akhirnya aku pulang berduaan saja dengan pak Jerry dan pada kesempatan
sepanjang perjalanan kembali ke Bandung kami manfaatkan untuk
mengobrolkan hal-hal diluar perkerjaan bahkan ke hal-hal yang agak
pribadi.
“Udah hampir sampai Bandung nih …” kata pak Jerry “Enaknya ke mana dulu ya ?”
“Lho … kenapa ga langsung pulang ? ” Kataku keheranan “Bukankah bapak
biasa ada acara bersama keluarga kalau malam minggu seperti sekarang ?”
“Saya sudah tanggung nih ijin pulang malam ke istriku untuk nemenin orang-orang tadi” jelas pak Jerry.
“Kalau begitu terserah bapa saja deh …” kataku dengan perasaan campur
aduk antara senang bisa bersama beliau di malam minggu dengan rasa takut
bepergian dengan suami orang.
“Okay … Jadi malam ini kita akan malam mingguan berdua ya ” Sahut beliau sambil tersenyum.
Malam itu kami seperti orang yang baru jadian pacaran, walaupun masih
serba canggung tapi penuh dengan gairah yang menggebu. Apalagi beliau
juga langsung bergerak cepat dengan tidak ragu-ragu lagi untuk memeluk
dan menciumi pipiku setiap ada kesempatan.
Menjelang tengah malam pak Jerry mengantarkanku pulang dan untuk pertama
kalinya aku merasakan ciuman bibir dari laki-laki di dalam mobil sesaat
sebelum masuk ke rumah.
Semalaman aku hampir tidak bisa tidur karena semua kejadian beberapa jam
bersama bossku itu seperti diputar berulang-ulang dikepalaku.
Perasaanku sangat bahagia karena langsung dimabuk cinta walaupun itu
cinta terlarang.
Selama ini aku tidak pernah benar-benar pacaran dengan beberapa pria
yang bergantian mencoba mendekatiku, mereka hanya aku jadikan teman
dekat sampai mereka menjauh sendiri.
Sejak hari itu pak Jerry selalu mengajakku keluar setiap hari Sabtu,
kebanyakan hanya dari pagi sampai sore, jarang sekali bermalam mingguan
lagi. Kadang-kadang kami juga keluar malam sepulangnya dari kantor untuk
nonton filem di bioskop atau makan malam bareng.
Walaupun demikian aku menganggap kami sudah “jadian”, apalagi pak
Jerry sudah mengajari aku berciuman bibir dengan permainan lidahnya.
Tidak sampai sebulan payudaraku sudah mulai di remas-remasnya ketika
kami berciuman. Waktu pertama kali dilakukan hanya dari luar baju tapi
untuk yang selanjutnya sudah merogoh langsung ke balik BHku setelah
melepas kancing baju dan mengangkat cup BHku.
Terus terang aku sama sekali tidak memberikan penolakan atas aksi bossku
yang ini karena aku sendiri sangat menikmatinya, apalagi kalau
remasannya diselingi permainan jari-jarinya pada putingku.
Tidak puas dengan meremas payudaraku, beliau juga mulai mengusap-usap
vaginaku kalau aku kebetulan sedang memakai rok. Untuk aksi beliau ini
aku sempat menolak karena aku masih perawan dan itu yang kusampaikan
kepadanya, tapi bossku bilang bahwa dia hanya akan mengusapnya dari luar
celana dalam saja tidak sampai menyentuh langsung vaginaku.
Walaupun awalnya ragu-ragu tapi akhirnya aku “mengijinkannya” apalagi
ternyata sentuhan beliau pada vagina membuat aku mulai mengenal apa yang
namanya orgasme.
“Bapaaaa… Vivi sudah ga tahaaannnn” itulah teriakan khasku pada saat
mencapai orgasme yang terasa seperti sangat ingin pipis tetapi penuh
kenikmatan.
Kata bossku aku mempunyai libido yang tinggi karena cukup dengan ciuman
panjang dengan remasan di payudara dan permainan jari diluar vagina, aku
bisa mencapai orgasme berkali-kali sampai celana dalamku basah kuyup
seperti ngompol tapi cairannya lebih kental dan sangat lengket.
Sebenarnya aku sangat risi karena kami selalu melakukannya di dalam
mobil yang diparkir di tempat umum atau di ruangan beliau di kantor.
Apalagi biasanya dalam sekejap pak Jerry bisa membuat bajuku berantakan.
Tapi dengan hubungan cinta terlarang seperti kami hampir tidak mungkin
melakukannya di rumah sampai akhirnya tiba hari itu …
Pada suatu hari aku beri tahu pak Jerry bahwa pada minggu ini aku hanya
hanya sendirian di rumah sampai hari Minggu karena orang-orang rumah
sedang mudik ke Bumi Ayu (Jawa Tengah) kampung halamanku. Jadi aku
menawarkan ke beliau untuk kencan di rumahku saja sekalian menemani aku
menjaga rumah.
Saat itu hubungan kami sudah berjalan hampir tiga bulan dan aku sama
sekali tidak memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi kalau hanya
berduaan dengan bossku di rumah yang kosong.
Hari Sabtu pagi aku sudah tak sabar menunggu pak Jerry di rumahku, ada
perasaan senang di hatiku karena akan bisa berkencan dengan beliau tanpa
ada rasa khawatir seperti yang biasa kami lakukan.
Rasa senang ini menimbulkan rasa kangen yang amat sangat kepada pak
Jerry, padahal baru kemarin kami bercumbu di mobil saat diantarnya
pulang. Akhirnya beliau datang juga dengan menenteng satu kantung kecil
warna gelap (yang belakangan kuketahui berisi kondom dan pelumas).
Sesuai permintaanku sebelumnya beliau memarkir mobilnya agak jauh dari
rumahku supaya tetap memberi kesan rumahku kosong sehingga kencan kami
tidak terganggu oleh saudara atau teman yang tiba-tiba datang
berkunjung.
Setelah mengunci pagar dari arah luar dan mengunci pintu masuk, aku
langsung menubruk dan memeluk pak Jerry yang saat itu sedang meletakkan
kunci mobil dan tas kecilnya di atas meja makan. Beliau langsung
membalasnya dengan menciumku penuh kehangatan seolah-olah juga baru
bertemu kembali denganku.
Dengan tanpa melepaskan pangutan dibibir, kami kemudian bergerak untuk
duduk di karpet depan pesawat TV. Pak Jerry sengaja mendudukkan aku di
atas bantal-bantal yang ada supaya tinggi kami menjadi seimbang.
Setelah puas melepas kangen dengan berciuman, pak Jerry kemudian melepas
bajuku kemudian BHku pun dilepasnya sehingga bagian atas tubuhku kini
telanjang. Aku hanya bisa tertunduk malu karena selama ini belum pernah
bercumbu sampai benar-benar melepaskan baju.
Setelah aku tunggu beberapa saat aku mulai merasa heran karena pak
Jerry tidak juga segera beraksi setelah menelanjangi bagian atas
tubuhku.
Aku coba memberanikan diri mengangkat mukaku untuk melihat ke arah
beliau, ternyata pak Jerry sedang mengamati dengan seksama payudaraku
dengan ekspresi kagum. Bossku ini rupanya juga sudah melepas baju
atasnya sehingga kami sama-sama bertelanjang dada sekarang.
“Vivi, aku baru sadar ternyata besar sekali payudara kamu !” akhirnya
beliau berkomentar “Bukan sekedar besar tetapi benar-benar hampir bulat
sempurna dengan letak putting di tengah-tengah”
“Ba .. bapa gak suka ?” kataku agak khawatir karena aku tahu ukuran
payudara istrinya tergolong normal sedangkan semua perempuan di
keluargaku payudaranya memang besar-besar, bahkan ukuran payudaraku
masih tergolong kecil kalau dibandingkan mereka.
“Saya suka sekali, terutama karena bentuknya yang benar-benar membulat”
Jawabnya “Hanya saja saya kaget karena tidak menyangka sebesar ini
terutama kalau dilihat dari ukuran tubuh kamu yang kecil”
“Tapi yang jelas payudara kamu sangat kenyal” lanjutnya sambil tersenyum
nakal “Sehingga terlihat selalu membusung walaupun sudah tidak
menggunakan BH lagi”
Sambil bicara pak Jerry mulai memegang-megang kedua payudaraku dengan
kedua tangannya kemudian langsung memangut bibirku. Ciuman beliau kali
ini tidak hanya ke bibir saja, tapi juga pada kupingku leherku, dadaku
dan juga putting payudaraku yang berwarna coklat kehitaman.
Remasan pada satu payudara bersamaan dengan isapan-isapan yang disertai
gigitan kecil pada putting payudara yang lainnya membuat aku dengan
cepat merasa melayang.
“Ahhhh… ahhhh…bapaaaa…aaahhh” Celotehku dengan mulut yang menganga dan
mata yang susah fokus karena mendapat kenikmatan yang datang tiba-tiba.
Posisi tubuhku kemudian dirubah menjadi setengah berbaring sehingga
bossku bisa lebih leluasa mencumbuku. Nafsu berahiku meningkat dengan
cepat, aku mulai merasakan celana dalamku menjadi lebih lembab oleh
cairan yang keluar di sana.
“Bapaaaaa …. Vivi sudah ga tahaaaan ….” Teriakku seperti biasa kalau
sudah mencapai orgasmeku. Saat itu aku ingin pak Jerry mengelus-elus
vaginaku yang basah dari luar celana dalamku, tapi sekarang beliau tidak
melakukannya mungkin kah karena aku masih pakai celana jeans ?
Tapi karena berahiku sudah sampai ke ubun-ubun maka aku tarik tangan
kanan pak Jerry ke arah selangkanganku sebagai isyarat keinginanku.
Beliau rupanya bisa menangkap maksudku, tapi karena terhalang oleh
celana jeans maka beliau berinisiatif membuka kancing celanaku dan
resletingnya dengan satu tangannya supaya bisa menjangkau celana
dalamku.
Pinggang celana jeansku yang tinggi (sampai pusar) rupanya masih
menyulitkan beliau sehingga membuatnya jadi tidak sabar. Beliau lalu
berhenti mencumbuku dan dengan gerakan cepat beliau menarik celana jeans
dan celana dalamku sekaligus sampai terlepas.
Tidak berhenti di sana, pak Jerry pun kemudian melepaskan celana dan
celana dalamnya sendiri dengan masih dalam posisi duduk di karpet
sehingga kami berdua sekarang dalam kondisi telanjang bulat. Tubuhku
yang telanjang berada dalam posisi badan setengah terbaring di karpet
bersandar pada bantal dengan kedua kaki yang mengangkang.
Saat itu aku sudah tidak begitu peduli dengan keadaanku karena yang aku
inginkan adalah pak Jerry segera mengelus-elus vaginaku seperti
biasanya. Tanpa menunggu lama-lama pak Jerry langsung menindih kemudian
menciumi bibirku sedangkan tangan kanannya mengelus-elus vaginaku tanpa
terhalang celana dalam lagi.
Sentuhan langsung tangan bossku pada vagina ternyata terasa jauh lebih
nikmat dari biasanya sehingga tensi berahiku mulai meninggi lagi setelah
orgasme pertama tadi. Apalagi saat pak Jerry menggunakan jari-jarinya
mempermainkan kelentitku sambil menggesek-gesek liang vaginaku yang
sudah semakin basah.
“Hhhhmmmmpphhh …. Hmmmmmppphhhh…..” jeritanku masih tertahan oleh ciuman pak Jerry.
Beliau kemudian beralih menciumi dan menjilati kedua putting payudaraku
secara bergantian membuat tubuhku bergelinjang dengan hebat karena
diserang rasa geli yang menimbulkan kenikmatan yang luar biasa.
Jari-jarinya yang ada di vagina juga terus beraksi dengar berputar-putar
di sekitar liangnya sehingga vaginaku terasa mulai merekah dan semakin
basah.
“Ahhhh….bapa …ahhhh …. Ahhhhh … enaakkk … ahhh “ Aku hanya bisa menjerit-jerit sebagai ekspresi kenikmatan.
Pak Jerry adalah laki-laki pertama yang aku anggap sebagai pacar dan
juga yang pertama menyentuh tubuhku. Cara beliau memperlakukanku membuat
aku tidak bisa menolak permintaannya, bahkan membuatku selalu ketagihan
dan merindukan beliau melakukannya lagi, lagi dan lagi.
Walaupun selama tiga bulan perpacaran keperawananku masih belum terusik, tapi kali ini jadi lain ceritanya …
“Ga tahan pa … Vivi sudah ga tahan Bapa …. ooohhhhh” Teriakku saat merasakan orgasme lagi.
Setelah mengejang beberapa kali karena kenikmatan luar biasa yang
kurasakan, tubuhku menjadi lemah lunglai. Aku mengangkat kedua tanganku
ke arah beliau sebagai tanda ingin dipeluk, tapi pak Jerry malah bangun
dan berlutut diantara kedua kakiku sambil menarik kakiku sedikit untuk
membuat posisiku badanku berbaring secara sempurna.
Kedua kakiku dipentangkannya lebar-lebar dan tanpa ragu-ragu beliau
langsung memangut vaginaku dengan bibir dan lidahnya sehingga sekarang
kepala bossku itu ada diselangkanganku.
“Bapa apa yang ….Uuuuhhhhhh …..akkkkhhhhhhhh…..shhhhhhhh” aku sempat
kaget dan ingin bertanya apa yang dilakukannya itu tapi sebelum
kalimatku lengkap aku sudah disergap lagi rasa nikmat dari permainan
lidah dan bibir beliau di vaginaku.
Bibirnya mulai menciumi kelentitku sedangkan lidahnya menari-nari
menjelajahi sisi dalam vaginaku yang sudah mulai merekah. Kadang-kadang
ujung lidahnya terasa bergerak keluar masuk kedalam liang vaginaku yang
walaupun tidak masuk terlalu dalam tapi mendatangkan sensasi yang luar
biasa.
Aku mulai menggerak-gerakkan pinggul dan pantatku mengikuti tarian
lidahnya sedangkan kedua tanganku meremas-remas rambut bossku dengan
gemas.
Pak Jerry seperti tidak memperdulikan cairan vaginaku yang semakin
membanjir dan bibir vaginaku semakin membengkak . Beliau bahkan mulai
menggigiti kelentitku dan diselingi sapuan lidahnya yang kasar
mengelilingi kulit kelentik yang sensitif membuat tubuhku mulai bergetar
dengan hebat menahan rasa nikmat yang dahsyat.
“Akkkkkhhhhhhhhhhh……ga tahan… bapa …Vivi ga tahan lagi …….akkkkkkhhhhh”
Aku mengerang dengan badan hampir melenting karena nikmatnya.
Pada saat nafasku masih memburu dan tersengal-sengal karena dihantam
kenikmatan, aku lihat pak Jerry kembali pada posisi berlutut dan masih
berada diantara kedua kakiku. Kemudian beliau maju lebih mendekat ke
selangkanganku sambil tangan kanannya seperti menggenggam sesuatu yang
kemudian diarahkannya pada vaginaku.
Aku belum pernah melihat kemaluan atau penis orang dewasa, aku hanya
pernah melihat penis anak kecil keponakanku saat aku diminta memandikan
mereka. Walaupun bentuk dan ukurannya jauh berbeda, tapi aku yakin
“benda” yang dipegang beliau itu adalah penisnya sendiri.
Pengetahuan seksku memang sangat minim kalau tidak bisa dibilang nol,
tapi naluriku mengatakan bahwa pak Jerry sekarang sedang berniat
menyetubuhi aku.
Seketika timbul rasa takutku dan juga rasa menyesal karena telah
mengundang pak Jerry ke rumahku yang sedang kosong supaya kami bisa
bercumbu lebih bebas.
Tapi badanku sudah sangat lemas karena tiga kali orgasme dan rasa takut
membuatku malah semakin lemas saja sehingga akhirnya hanya bisa merasa
pasrah kepada keadaan ini.
Aku hanya mencoba memejamkan mata supaya pikiranku tidak merekam memori
visual dari peristiwa yang mungkin kuanggap akan kusesali seumur hidup.
Kurasakan pak Jerry sudah berada di atas tubuhku dengan bertopang pada
tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya membawa kepala penisnya
bergesekan dengan kelentitku.
Rasa nikmat yang ditimbulkannya sedikit banyak mulai mengurangi rasa
gelisah akibat ketakutanku tadi. Pak Jerry juga kadang-kadang membawa
penisnya ke muka liang vaginaku dan melakukan gerakan berputar
seolah-olah ingin membesarkan ukuran liangnya yang setahuku sangat
sempit.
“Shhhhhhh…shhhhh…shhh…” Tanpa bisa kucegah mulutku mengeluarkan suara
desisan nikmat yang seirama dengan gerakan tangan kanan beliau.
Tiba-tiba aku merasakan kepala penis pak Jerry tidak lagi berputar-putar
dimulut liang vaginaku, tetapi aku merasakan penis pak Jerry tersebut
mulai terasa dijejalkan masuk ke dalam liang vaginaku. Daging penis
beliau yang padat terasa menyakitkan saat memasuki liang vaginaku yang
sudah merekah basah dan licin.
“Aduuuuuhh….sakiiit …aduuuhhh…bapa…sakit sekali …aduuhhhh” Aku hanya
bisa mengaduh pelan-pelan sambil mengangkat kedua tanganku untuk
berpegangan pada pinggiran bantal yang menyangga kepalaku sehingga bisa
meremas-remasnya saat merasa sakit.
BLESSSSS …. Seluruh batang penisnya akhirnya masuk dengan sempurna
dengan tidak terlalu sulit karena sudah “siap” akibat cumbuan-cumbuan
luar biasa yang dilakukan tadi.
“Sakit ya sayang ?” Tanya bossku sambil memperbaiki posisi badannya tanpa merubah posisi penisnya dalam liang vaginaku.
Aku hanya mengangguk perlahan dan tanpa terasa ada butir-butir air mata
muncul di ujung mataku yang terpejam. Pak Jerry dengan lembut mencium
air mata pada ujung mataku dan mengelus-elus rambutku yang panjang dan
tebal.
“Uuuuhhhhhh ….” Aku kembali mengeluh pelan saat pak Jerry mulai
melakukan gerakan maju mundur pada penisnya dengan perlahan. Beliau lalu
memelukku dengan erat sehingga kedua tanganku pun sekarang dalam posisi
melingkari punggungnya.
Rasa sakit itu lama-lama makin berkurang dan berganti menjadi rasa nikmat jauh melebihi yang pernah kurasakan sebelumnya.
“ Aarkkkhhh … arkkhhhhh ….arkkkhhh….” aku mengeluarkan erangan yang
terdengar aneh saat pak Jerry mulai mempercepat gerakannya sambil tetap
dalam posisi memelukku.
“Bapaaaa … aduuuhhh…. bapaaa …Vivi udah gak tahaaaannn”
Hanya dalam beberapa menit saja aku sudah meneriakan kata-kata orgasmeku
yang khas. Pak Jerry membalasnya dengan gerakan yang makin cepat dan
diakhiri dengan hujaman yang dalam dan dilanjutkan dengan gerakan penis
berputar-putar seolah-olah mau membuka lobang rahimku.
Aku sampai mengejang-ngejang kenikmatan sambil mengangkat-angkat
pantatku untuk mengimbangi gerakannya, sedangkan kedua tanganku sekarang
beralih meremas-remas pantatnya beliau.
“Ooohhhhhhhhh…….” Akhirnya aku kembali tergolek lemas karena kenikmatan,
pak Jerry pun menghentikan gerakannya setelah melihat reaksiku.
Aku buka mataku dan memberikan senyumanku yang paling manis kepada
bossku yang telah memberikan kenikmatan yang luar biasa dan secara ajaib
menghapus sama sekali rasa menyesal yang sebelumnya kurasakan.
Lalu kami berciuman cukup lama sambil saling membelai muka dan rambut
masing-masing. Setelah puas berciuman pak Jerry kemudian melepas
pelukannya dan duduk tegak tanpa melepaskan penisnya dari vaginaku..
“Vivi, coba kamu lihat darah perawan kamu” Ajak pak Jerry.
Aku coba mengangkat badanku sedikit dengan ditopang kedua tanganku
sambil melihat ke arah selangkanganku. Penis pak Jerry hanya terlihat
pangkalnya saja karena sisanya masih berada di dalam liang vaginaku.
Selain penuh dengan urat-urat yang menonjol, pada penisnya juga terlihat
sedikit cairan berwarna merah pada beberapa bagiannya.
Noda merah yang sama aku lihat juga pada bulu kemaluanku, perutku, paha
sebelah dalam dan perutnya pak Jerry. Rupanya itulah yang disebut darah
perawan atau darah malam pertama oleh orang-orang selama ini.
Sebagai perempuan suku Jawa, warna kulitku lebih gelap dari wanita suku
Sunda, demikian juga dengan kulit kemaluanku yang berwarna merah gelap
sampai kebagian dalamnya sehingga bercak-dercak darah itu tidak terlalu
terlihat kalau tidak diperhatikan dengan seksama.
Belum sempat aku membuka mulut untuk memberikan komentar, beliau sudah
mulai mengerakkan lagi penisnya maju mundur yang membuatku terpaksa
berbaring kembali. Kedua kakiku satu persatu beliau naikkan ke atas
bahunya sehingga badanku menjadi hampir terlipat dalam tindihan pak
Jerry.
Dalam posisi seperti itu pak Jerry memompa penisnya makin lama makin cepat sehingga membuat tubuhku terguncang-guncang.
“Oooowww ….ahhhh…aawww” aku menjerit kenikmatan “Bapaaa..aa..aa..aa …
nii… iii..kk…mmmaa…aaa..aatttt…sssee …eee…kkkaa…aaa…llliiiii…” suaraku
jadi terputus putus karena kerasnya goncangan badanku.
CROK … CROK …CROK …CROK … aku mulai mendengar bunyi seperti air becek
yang ditepuk-tepuk dengan keras. Belakangan aku ketahui itu adalah bunyi
dari cairan yang telah membanjiri vaginaku dipompa dengan keras oleh
penisnya pak Jerry sampai berbuih-buih.
Badan kami kurasakan mulai berkeringat sehingga terlihat mengkilat,
setetes dua tetes keringat pak Jerry mulai jatuh ke tubuhku. Tak berapa
lama kemudian keringat pak Jerry semakin membanjir dan mengalir deras ke
perutku bercampur dengan keringatku sendiri .
CROK…CROK …CROK… CROK …CROK… bunyi itu semakin keras. Rasanya aku hampir
tak sadarkan diri karena gelombang demi gelombang nikmat yang makin
lama makin besar seolah-olah tidak aka nada batasnya. Tapi tiba-tiba aku
merasakan tubuh pak Jerry mulai bergetar, pompaan penisnya makin tidak
teratur iramanya.
“Viviiiii…. Saya mau keluarrrrr …” teriak pak Jerry yang saat itu aku tidak tahu artinya.
Kurasakan pak Jerry menekan kuat-kuat penisnya di dalam vaginaku, tak
berapa lama kemudian penisnya terasa berdenyut denyut dengan kuat lalu
seperti memuntahkan sesuatu yang hangat berkali kali di dalam tubuhku.
Denyutan pada penis beliau yang disertai semburan cairan hangat tersebut
melipatgandakan kenikmatan yang tengah kurasakan.
“Bapppaaaaa … Oohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ……” akupun menyusul mengeluarkan
lenguhan kenikmatan yang panjang sampai semburan dari penis pak
Jerry berhenti.
Tubuh pak Jerry lalu ambruk kelelahan menimpa tubuhku setelah sebelumnya
menurunkan kedua kakiku dari bahunya. Untuk beberapa saat pak
Jerry tidak bereaksi sama sekali, sehingga aku coba peluk beliau
erat-erat sambil mengelus-elus kepalanya dengan penuh kasih sayang.
Beberapa saat kemudian beliau mulai bergerak bangun dan langsung mencium
bibirku.
“Vivi, kamu bisa merasakan kenikmatannya sayang ?” Tanya beliau dengan setengah berbisik ditelingaku.
AKu hanya mengangguk pelan sambil tersenyum kepada beliau.
“Sekarang bapa sudah mencicipi milik Vivi yang paling berharga dan hanya
ada satu-satunya” Kataku secara spontan yang dijawab dengan senyuman
dan ciuman dari pak Jerry.
“Tapi sebagai gantinya tadi Vivi sudah merasakan kenikmatan yang luar
biasa” lanjutku “Jadi Vivi sebenarnya tidak tahu apakah harus meyesal
atau berterima kasih”
Sekali lagi beliau menjawabnya dengan tersenyum sambil memandangku
dengan mesra sehingga aku menjadi jengah sendiri hingga tertunduk malu.
Kembali aku dihujani dengan kecupan-kecupan kecil dan ciuman-ciuman
pendek yang sangat berarti bagiku.
“Aaaaahhhhhhhhhhhhhhh….” Jeritku tertahan ketika tiba-tiba pak Jerry menarik penisnya keluar.
Pak Jerry kemudian berdiri dan berjalan ke halaman belakang untuk
mengambil selembar handuk yang sedang dijemur di sana, kemudian dengan
halus beliau menyeka keringatku dan keringatnya sendiri dan terakhir
menyeka vaginaku dan penisnya.
Hari itu kami bertelanjang bulat seharian selama di dalam rumah, baik
itu waktu memasak di dapur, makan siang , nonton TV ataupun saat sekedar
mengobrol berdua. Kondisi kami yang bertelanjang bulat membuat kami
selalu mudah terangsang lagi untuk bersetubuh, sehingga antara satu
kegiatan dengan kegiatan lainnya kami selingi dengan bersetubuh.
Dalam persetubuhan-persetubuhan lanjutannya itu, beliau selalu
menggunakan kondom yang dibawanya. Waktu itu aku dengan polosnya
memprotes penggunaan kondom karena mengurangi kenikmatan bersetubuh
padahal waktu persetubuhan yang pertama beliau tidak menggunakan kondom
tersebut.
Sambil nyengir beliau menjelaskan bahwa yang pertama pun seharusnya
beliau memakai kondom, tapi beliau khawatir aku keburu sadar dan menolak
meneruskan saat beliau sedang memasang kondomnya. Menjelang malam pak
Jerry akhirnya pamit pulang setelah total empat kali menyetubuhiku
sepanjang hari tadi.
Hubungan kami selanjutnya semakin “panas” karena untuk dua tahun pertama
aku benar-benar ketagihan untuk bersetubuh dan untuk itu aku bersedia
disetubuhi dimanapun dan dalam segala kondisi, tentu saja hanya dengan
pak Jerry saja. Seringkali aku di kantor minta di setubuhi sambil
berdiri atau dalam posisi menungging di meja dengan berpakaian lengkap.
Kalau aku sedang menemani pak Jerry ke luar kantor atau saat diantar
pulang sorenya, kadang aku suka merengek minta mampir ke hotel melati
atau motel untuk memuaskan berahiku. Tidak terhitung pula persetubuhan
yang kami lakukan di dalam mobil yang biasanya kami parkir areal parkir
umum yang luas tapi gelap.
Pak Jerry tidak pernah menolak permintaanku, tapi beliau mewajibkan aku
untuk selalu membawa kondom di dalam tasku karena beliau tidak bisa
membawa persediaan kondom yang memadai tanpa ketahuan istrinya.
Tapi nafsu berahiku yang terlalu tinggi ini akhirnya membawa akibat
fatal ketika aku memaksa untuk tetap disetubuhi pada saat persediaan
kondom telah habis.
Saat itu aku meminta bersetubuh dengan posisiku di atas dan pada saat
pak Jerry akan ejakulasi aku tidak mengindahkan isyarat pak Jerry untuk
mencabut vaginaku dari penisnya karena aku belum mencapai orgasmeku yang
ketiga sehingga akhirnya sperma beliau tumpah di dalam tubuhku.
Akibatnya dua bulan kemudian aku dipastikan hamil !
Rasa bersalah membuatku tidak berani langsung membicarakannya kepada pak
Jerry sehingga janinku semakin membesar. Pak Jerry akhirnya mengetahui
juga setelah beliau merasa heran karena aku bersedia disetubuhi pada
tanggal-tanggal biasanya aku mendapat haid dan juga merasakan payudaraku
semakin membesar.
Karena kandunganku yang mulai besar, pak Jerry membawaku ke dokter
kandungan untuk digugurkan dengan cara yang aman. Dokter tersebut mau
melakukan tindakan aborsi karena aku diakui sebagai istri muda beliau
yang tidak diijinkan punya anak oleh istri tuanya. Sangat ironis memang …
Kehamilan yang tidak dikehendaki dan aborsi yang aku lakukan membuat Pak
Jerry memintaku untuk memasang IUD sehingga kami berdua tidak lagi
perlu khawatir akan kebobolan.
Sehingga kini aktivitas seks kami berdua terasa makin intensif dan tanpa
disadari mulai terlalu demonstratif yang membuat orang-orang kantor
mulai bertanya-tanya adanya hubungan istimewa diantara kami.
Akhirnya untuk mencegah kecurigaan orang-orang kantor yang sering
melihatku keluar dengan nafas memburu dan lipstik memudar dari ruangan
bossnya hampir dua kali sehari, pak Jerry merekomendasikan aku ke
perusahaan lain yang dikelola pelanggan perusahaan kami.
Kemudian aku dikontrakkan kamar kos yang memungkinkan beliau datang
kapan saja. Hampir setiap sore sepulang dari kantor beliau datang
menyetubuhiku sebelum pulang ke rumahnya dan kadang-kadang pagi-pagi
juga datang mengantarku ke kantor setelah bersetubuh dulu tentunya.
Setelah hampir empat tahun berhubungan dengan pak Jerry tanpa status
yang jelas, akhirnya aku menerima lamaran dari teman SMAku yang
inginmengajakku menikah tanpa melewati pacaran.
Mulanya pak Jerry keberatan dengan keputusanku, tapi akhirnya beliau mau
menerimanya setelah aku berjanji mau tetap melayaninya kalau diminta.
Hal itu memang bisa aku buktikan, bahkan saat aku sedang hamil anak
pertamaku, aku tetap bersedia bersetubuh dengan beliau.
Aku memang tidak pernah bisa melupakan mantan bossku ini, bukan karena
beliau orang yang telah merengut keperawananku, tapi karena aku memang
mencintainya. END
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :
Posted By : 233win.com
No comments:
Post a Comment