Situs Poker Online - Kehidupanku yang terjerumus sexs bebas dan dunia malam - Namaku Tina (bukan nama sebenarnya). Usiaku 17 tahun. Aku sekolah di
sebuah SMA swasta favorit di Kota Surabaya. Sudah setengah setahun ini
hidupku penuh berisi dengan kesenangan-kesenangan yang liar. Seperti
sering Dugem, ineks dan bahkan ketagihan seks bebas.
Situs Poker Online - Sampai akhirnya aku terjerumus dalam ambang batas kehancuran.
Terombang-ambing dalam dilema dan serba ketidak pastian. Aku merasa
bingung apa yang kucari. Aku bingung harus kemana arah dan tujuan
hidupku. Semua yang selama ini kulakukan tidak memberikan kemajuan yang
positif. Bahkan aku nyaris gila.
Siapakah aku ini? Sejujurnya aku menyesali kondisiku yang seperti
ini. Keterlibatanku dgn narkoba telah membawaku ke dalam kehidupan yang
kelam. Sungguh kejam! Aku jadi berangan-angan ingin kembali ke kehidupan
lamaku dimana aku belum mengenal narkoba. Ketika itu begitu indah.
Orang tuaku sayang padaku. Andrew pacarku dgn setia berada disisiku. Dan
dia selalu datang untuk menghibur dan menemaniku.
Aku jadi ingat pada hari-hari tertentu, teman-teman sekolahku datang
main ke rumah untuk mengerjakan tugas atau hanya sekedar berkumpul.
Kalau lagi ada pacarku, mereka selalu menggoda kami sebagai pasangan
serasi. Padahal menurutku kami bertolak belakang. Aku pemalu dan mudah
merajuk.
Sedang pacarku biang kerok di sekolah dan tidak tahu malu. Aku
berprestasi dalam pelajaran tapi kurang menguasai bidang olah raga.
Sedangkan dia berprestasi dalam olah raga namun malas belajar. Tinggiku
sedang dan badanku agak kurus. Sedangkan dia tinggi dan besar. Pokoknya
beda banget. Tapi teman sekolah mengatakan kami pasangan serasi. Entah
apanya yang serasi..
Aku masih ingat ketika-ketika terakhir dia meninggalkan aku untuk
sekolah ke Amerika. Ada setitik firasat bahwa itu adalah ketika terakhir
aku bersamanya. Aku menangis tiada henti di bandara seperti orang
bodoh. Tidak ada kata yang terucap, hanya sedu sedan lirih terdengar
dari mulutku.
Orang tuanya sampai sungkan pada orang tuaku dan berusaha menghiburku
dgn mengatakan bahwa Andrew akan sering pulang ke Indonesia untuk
menengokku. Orang tuaku pun tak kalah dan berjanji padaku akan
menyekolahkan aku ke Amerika selepas SMU. Kata orang cinta akan lebih
terasa ketika terpisahkan oleh jarak.
Aku tidak sabar untuk membuka e-mail setiap malam. Telepon
internasional seminggu sekali menjadi pelepas dahaga bila aku rindu
suaranya. Setiap malam menjelang tidur, aku melihat-lihat foto kami
berdua. Dan tak lupa aku mendoakan dia.
Kini Andrew tidak akan mau memandangku lagi. Laporan dari
teman-temannya yang melihat aku berkeliaran di diskotik-diskotik dgn
lelaki lain membuatnya murka dan tidak mempercayai aku. Dia mengadili
aku yang hanya bisa menangis dan berjanji akan menghentikan perbuatanku.
Tapi apa daya, di belahan dunia lain, Andrew tidak akan bisa melihat
keseriusanku. Dia meminta untuk mengakhiri hubungannya denganku meski
aku menangis meraung-raung di telepon. Aku tak berdaya. Dia begitu
kerasnya tidak mengampuni kesalahanku. Yah memang semua itu memang
salahku.
Tapi apakah aku tidak punya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan?
Apakah setiap orang tidak pernah khilaf? Apakah sama sekali tidak ada
ampun untukku? Dia dulu mengatakan apa pun yang terjadi akan selalu
mencintaiku. Akan selalu menjagaku. Semakin hari cintanya padaku akan
semakin besar. Ternyata, bohong! Itu semua hanya bohong belaka!
Ketika ini aku jadi ceweq bodoh, sering melamun dan mudah stres.
Bukan hanya hubunganku dgn Andrew yang hancur. Hubunganku dgn ayah ibuku
juga memburuk. Mereka sudah menyerah menghadapi aku yang hampir setiap
hari pulang pagi. Mereka bahkan mengancam akan mengusir aku bila terus
menerus seperti ini.
Aku jadi sering membolos sekolah. Prestasiku di sekolah makin hari
makin memburuk. Aku telah kehilangan minat untuk belajar dan meraih
ranking tinggi di sekolah. Hubungan sosial dgn teman sekolahku juga
semakin buruk. Aku malas bergaul dgn mereka. Aku takut mereka mengetahui
siapa aku sebenarnya. Aku takut mereka menyebarkan tingkah lakuku
sebenarnya. Aku takut..
Aku jadi paranoid! Aku jadi mudah curiga dgn semua orang. Aku jadi
sulit tidur dan melamun yang tidak-tidak. Aku jadi sering mimpi buruk
dan makin sulit membedakan mana mimpi dan kenyataan. Lama-lama aku bisa
gila! Aku ingin berhenti menggunakan narkoba dan sesegera mungkin
meninggalkan dunia gemerlap yang selama setahun ini kugeluti. Tapi aku
sulit meninggalkannya.
Aku terperangkap di dalamnya! Ineks! Semua ini gara-gara pil setan
itu! Badanku semakin kurus. Mataku cekung dihiasi garis hitam
dibawahnya. Aku tidak mengenali wajahku sendiri di hadapan cermin.
Bahkan Mamaku sudah mengecap aku sebagai wanita nakal. Yah.. wanita
nakal.. aku memang telah jadi wanita nakal. Aku telah melepaskan
keperawananku pada seorang pria yang bukan suamiku.
Aku malu pada diriku dan pada orang tuaku. Diriku bukan Tina yang
dulu. Tina yang selalu meraih prestasi di sekolah. Tina yang selalu
membanggakan orang tua. Tina yang rajin ke gereja. Tina yang lugu dan
pemalu. Tina yang selalu jujur dan berterus terang..
Malam itu entah malam keberapa aku ke diskotik dgn Martin. Setelah
triping gila-gilaan bersama teman-teman, aku pulang bersama Martin.
Sebenarnya aku malas pulang krna masih dalam keadaan on berat. Gara-gara
Bandar gede dari Jakarta datang, semua jadi kebanyakan ineks.
Badanku terus bergetar tiada henti, dan rahangku bergerak-gerak ke
kiri dan kekanan. dgn eratnya aku peluk lengan Martin seakan-akan takut
kehilangan dirinya.Tidak seperti biasanya Martin mengajakku putar-putar
keliling kota. Mungkin dia kasihan melihat aku masih on berat dan tidak
tega membiarkan aku sendirian di rumah.
Aku sih senang-senang saja. Kuputar lagu-lagu house music agak
kencang, meski aku tahu akibatnya bisa fatal.Tak sampai lima menit, lagu
house music dan hembusan hawa AC yang dingin membuat aku on lagi! Aku
menggerak-gerakkan badan, kepala dan tanganku di bangku sebelah.
Rasanya asyik sekali triping dalam mobil yang melaju membelah kota!
Martin tertawa melihat aku memutar-mutar kepala seperti angin puyuh.
“Untung kaca film mobilku gelap. Jadi aku tidak perlu takut orang-orang
melihat tingkahmu!” ujarnya. Hahaha.. rasanya ketika itu aku tidak
peduli mau dilihat orang, polisi, hansip atau siapa pun juga, aku tidak
akan peduli! Lagipula ini masih jam 3 pagi.
Setelah setengah jam kami putar-putar kota, akhirnya kami sampai di
daerah sekitar rumah Martin. Martin menyarankan agar aku meneruskan
tripingku di rumahnya. Sebab terlalu riskan bila triping di jalanan
seperti itu. Kalau sedang sial bisa ketangkap polisi. Aku yang sudah
tidak bisa berpikir lagi Cuma mengiyakan semua omongannya.
Sampai di rumahnya, aku langsung diantar ke kamarnya. Sambil
meletakkan kunci mobil, Martin menyalakan ac dan memutar lagu house
music untukku. Wah dia benar-benar ingin membuat aku on terus sampai
pagi! Ok, Aku layani! Kurebut remote ac dari tangannya dan ku setel dgn
temperatur paling rendah. Martin yang sudah drop, begitu mencium bau
ranjang langsung hendak merebahkan badannya yang besar itu ke tempat
tidur.
Tentu saja aku tidak ingin tripping sendiri! Kutarik tangannya dan
kuajak dia goyang lagi. Martin mengerang dan tetap menutup wajahnya dgn
bantal. Tingkahnya dibuat manja seperti anak kecil. Tidak habis pikir
aku segera mencari koleksi minumannya di mejanya. Kusambar sebotol
Martell VSOP dan kupaksa dia minum.
Mulanya Martin menolak dgn alasan besok harus kerja. Namun aku
memaksa terus hingga dia tak berkutik. Beberapa teguk Martell membuahkan
hasil juga. Martin bangun dan duduk didepanku. Aku segera memeluknya
dari belakang dan menggodanya dgn manja. “Kalau kamu mau nemenin aku
tripinng.. hari ini aku jadi milikmu.” “Milikku sepenuhnya..? Ehm.. I
love it!” Balas Martin nakal.
“Ya..ehm.. jadi milikmu..” gumamku di dekat telinganya. Aku
memeluknya dari belakang dan menciumi telinganya sampai dia kegelian.
Aku terus menggodanya dgn menciumi leher dan bahunya. Tiba-tiba dia
membalikkan badan dan menyergapku! Aku kaget juga dan berteriak kecil.
Martin mendekapku erat-erat dan balas menciumi wajah, leher dan
telingaku. Aku menjerit-jerit kegelian oleh tingkahnya.
Cerita Dewasa, Aku Memang Telah Jadi Wanita Nakal Yang Melepaskan
Keperawananku Karena NapsuLama-lama ciuman Martin semakin turun ke
bawah. Dia melorotkan tali tank-topku dan menciumi buah dadaku dgn ganas
sambil mendengus-dengus. Aku bergetar menahan geli dan rangsangan yang
hebat.
Otot-otot badan dan kakiku terasa kaku semua. Tidak puas menciumi
dadaku, Martin meloloskan bra yang menutupi dadaku sehingga kedua buah
dadaku tersembul keluar. “Woow.. aku paling suka payudaramu!” desisnya.
Aku paling suka kalau keindahan tubuhku dipuji. Dia mengucapkan
kata-kata itu dgn mata berbinar-binar sehingga membuatku tersanjung.
Tentu saja aku langsung menutupi dadaku dgn kedua tanganku seakan-akan
melarangnya untuk melihat.
Sedetik setelah itu dia membuka kedua tanganku dan membungkuk kearah
dadaku lalu mendekatkan mulutnya ke puting kananku. Dengusan napasnya
yang mengenai putingku sudah bisa membuatku menggelinjang. Pelan-pelan
lidahnya menjilat putingku sekilas, lalu berhenti dan memandang
reaksiku.
Aku memejamkan mata dan mendengus. Perasaanku melambung sampai ke
awang-awang! Ketika kubuka mataku, dia memandangku sambil tersenyum
nakal. Aku memukulnya. Setelah itu dia menjilat puting kiriku sekilas.
Aku kembali menggelinjang-gelinjang. Aku merasa detik-detik penantian
apa yang akan dilakukan Martin pada putingku membuat aku makin
penasaran. Aku mengerang-erang ingin agar Martin meneruskan aksinya.
Aku sudah sangat terangsang hingga memohon-mohon padanya agar
memuaskan aku. Martin tersenyum manis sekali lalu mulai memasukan
putingku ke mulutnya. Putingku dipermainkan dgn mulut dan lidahnya yang
hangat. Aku bergetar dan menggelinjang menjadi-jadi.
Kepiawaian Martin merangsang dan memuaskan aku sudah terbukti.
Rangsangan yang hebat melupakan segala janji yang pernah kubuat. Martin
sangat terangsang rupanya. Aku merasa ada yang mengganjal di bagian
bawah perutku dan menyodok-nyodok kemaluanku. Aku membuka kedua kakiku
lebar-lebar dan merubah posisi pinggulku agar kemaluanku bergesekan dgn
penisnya.
Tiap kali penisnya menggesek klitorisku aku mengerang dan merenggut
apa saja yang bisa kurenggut termasuk rambutnya. Napas kita yang
mendengus-dengus bersahut-sahutan bersaing dgn lagu house music yang
memenuhi ruangan.
Martin meneruskan aksinya sambil melepas pakaianku satu persatu
hingga aku telanjang bulat. Aku menatap wajahnya dgn perasaan tak
karuan. Lalu dia membuka pakaiannya sendiri dan mulai menyerangku dgn
ganas. Aku diciumi mulai mulut turun ke leher lalu ke buah dadaku.
Setelah itu turun lagi melewati pusar dan bulu kemaluanku. Dia berhenti
seketika sambil melihat aku yang sudah terangsang berat.
“Martin.. cium anuku please..” pintaku terbata-bata. “Hehehe..”
Desisnya pelan.Lalu tanpa menunggu perintah kedua kalinya, dia mulai
merubah posisinya agar mulutnya pas di kemaluanku. Setelah itu kakiku
dibuka lebar-lebar ke atas sehingga kemaluanku menyembul di antara
pahaku. Aku merasa hawa dingin menerpa bagian dalam kemaluanku yang
merekah. Aku memejamkan mata berdebar-debar menunggu Martin memulai
aksinya.
Martin menciumi sisi luar kemaluanku dgn perlahan. Aku mengerang
tertahan dan mengerutkan dahi. Rasanya geli sekali! Ciumannya bergerak
ke tengah dan berhenti di klitorisku. Klitorisku diciuminya lama sekali
seperti kalau dia menciumi bibirku. Dia mengulum dan kadang menyedot
kemaluanku dgn kuat.
Aku mendesah-desah keras sekali. Tak tergambarkan rasanya. Lalu
ketika lidahnya ikut bermain, aku tak kuat menahan lebih lama lagi.
Dibukanya bibir kemaluanku dgn jarinya, lalu lidahnya dimasukan
diantaranya. Lidahnya memilin-milin klitorisku dan kadang masuk ke
vaginaku dalam sekali.
Erangan panjang menandakan kenikmatan yang tiada taranya. Aku malu
sekali ketika orgasme dihadapannya. Ritme ciumannya pada kemaluanku
perlahan-lahan mengendur seiring dgn tekanan yang kurasakan. Martin
memang hebat. Dia sudah berpengalaman memuaskan ceweq.
Dia bisa tahu timing yang tepat kapan harus cepat dan kapan harus
pelan. Aku jadi curiga apa dia berprofesi sebagai gigolo yang biasa
memuaskan Tante-Tante kesepian. Hehehe.. “Lho kok cepat? Sudah
terangsang dari tadi ya?” tanyanya sambil senyum-senyum mesum. Mukaku
memerah ketika aku tak bisa menjawab pertanyaannya. Aku memukulnya dgn
bantal sambil menggodanya.
“Kamu gigolo ya? Kok hebat banget?” “Eh, gigolo! Kurang ajar! Gua ini
memang Don Juan Surabaya ya! Belum pernah ada ceweq yang tidak puas
kalau main denganku!” katanya pongah. “Teman-temanku sampai menjuluki
aku ‘Sex Machine’!” lanjutnya. “Ngibul! kamu pasti gigolo!” godaku
sambil memukulnya dgn bantal lagi. Kami perang mulut selama beberapa
ketika.
Setelah itu Martin mengakhirinya dgn berkata, “Enak aja menghinaku!
Sebagai balasannya, nih..” Martin melompat kearahku dan memasukkan
kepalanya diantara kakiku. Dia langsung melumat kemaluanku dgn mulutnya
lebih ganas lagi padahal kemaluanku masih berdenyut-denyut geli.
Aku menjerit-jerit krna nya. Gelinya luar biasa! Entah apakah
kemaluanku sudah sangat basah atau tidak, aku mendengar bunyi berkecipak
di kemaluanku. Rasa geli yang menerpa segera berubah menjadi nikmat.
Aku terhanyut lagi dalam permainan lidahnya.
Aku orgasme untuk yang kedua kalinya. Badanku rasanya lemas semua.
Malam itu aku mudah sekali orgasme. Entah apa mungkin itu krna pengaruh
ineks atau memang aku sudah dalam keadaan puncak, aku tidak tahu.. Kami
break sebentar. Martin tidur terlentang. Kulihat penisnya berdiri tegak
bagai tugu monas. Kepalanya yang merah mengkilat krna cairan maninya
meleleh keluar.
Aku duduk di dipangkuannya dan memegang penisnya yang keras. “Lho,
sejak kapan celana dalammu lepas? Aku kok tidak tahu?” tanyaku.
“Hehehe.. kamu merem terus dari tadi sampe tidak tahu kalo burungku
sudah menunggu-nunggu ditembakkan ke sasaran!” candanya.
Aku kasihan padanya. Kuelus-elus penisnya sambil menggodanya. Lalu
aku naik ke atas tubuhnya dan duduk tepat diatas penisnya. Martin tampak
terangsang melihat tindakanku. Kugoyang-goyangkan pinggulku maju mundur
diatas penisnya sambil kuelus-elus dadanya.
Martin memejamkan matanya sambil merasakan sentuhan-sentuhan
kemaluanku di penisnya. Aku juga merasa geli-geli nikmat ketika penisnya
yang keras dan licin menggeser klitorisku. Lama-lama Martin tidak kuat
menahan rangsangan. Dia bangkit dan memeluk tubuhku. Kami berciuman.
Tanpa mempedulikan bau cairan vaginaku di mulutnya, aku terus
menggoyangkan pinggulku maju mundur. Kemaluanku yang basah semakin
memudahkan penis Martin bergesekan diantar bibir kemaluanku. Gerakan
kami makin lama makin liar, sampai akhirnya pertahananku runtuh!
Penis Martin mengoyak keperawananku! Kepala penisnya selip dan masuk
ke vaginaku. Aku menjerit kaget dan gerakanku terhenti. Untuk seketika
aku merasa sakit krna ada benda sebesar itu masuk ke vaginaku. Martin
juga berhenti dan hendak mencabut penisnya dari vaginaku. Namun aku
mencegahnya.
Aku benar-benar terhanyut dalam fantasiku sendiri akan kenikmatan
persetubuhan. Kupeluknya erat-erat tubuhnya. Disamping rasa sakit, aku
merasakan suatu kenikmatan yang lain. Aku ingin merasakan lebih lama
lagi. Secara tak sadar aku merendahkan pinggulku perlahan-lahan sampai
penis Martin memenuhi liang vaginaku. Rasanya sungguh luar biasa! Aku
memeluk Martin sekuat tenaga dgn napas terputus-putus.
Kucengkeram punggungnya dgn kuku jariku tanpa peduli dia kesakitan
atau tidak. Tak terlukiskan perasaanku ketika itu. Aku mengerang-erang.
Rasanya seluruh sarafku terputus dan terpusat di kemaluanku saja. Martin
membiarkanku seketika menikmati moment ini. Dia pasti juga sedang
menikmati koyaknya selaput daraku.
Perlahan-lahan Martin mulai menggoyangkan pinggulnya. Penisnya
bergerak-gerak perlahan dalam kemaluanku. Aku mendesah mengaduh-aduh
menahan nikmat dan geli. Vaginaku masih sangat sensitif sampai sampai
aku tidak tahan ketika penisnya digerak-gerakkan. Aku menatap sayu pada
Martin.
“Kenapa aku tidak tahu kalau ML seenak ini? Kalau tahu, aku sudah
dari dulu mau making love sama kamu!” kataku parau. Mendengar
perkataanku, seketika Martin hanya memandangku tanpa ekspresi. Aku tidak
dapat menebak apa yang ada dipikirannya. Lalu dgn pandangan yang
menyejukkan, dia mencium keningku dan pipiku. Aku menjadi tenang dan
damai.
Martin, aku sayang padamu, aku sayang padamu, aku sayang padamu. Tak
ada lagi Andrew dalam kamusku. Aku hanya sayang padamu kataku dalam
hati. Sex jauh lebih memabukkan daripada extacy! Aku tak bisa berpikir
jernih! Yang ada dipikiranku hanya terus dan terus.. tanpa akhir..
Martin mulai menggerakkan penisnya keluar masuk vaginaku. Mulanya
perlahan, lama-lama semakin cepat. Rasanya mau mati saking nikmatnya.
Aku tak bisa berkata apa-apa. Hanya erangan dan desahan yang keluar dari
mulutku. Dorongan penisnya yang menghujam keluar masuk ke dalam
vaginaku membuatku tak berdaya.
Malam itu aku orgasme empat kali. Martin menumpahkan spermanya di
perutku dan terkapar disebelahku. Aku juga terkapar kelelahan. Saking
lelahnya aku sampai tidak kuat untuk bergerak mengambil tissue untuk
membersihkan spermanya yang tumpah di perutku. Ternyata orgasme ketika
ML jauh lebih nikmat daripada dgn oral seks. Sungguh berbeda..
Setelah terkapar beberapa ketika, Martin membopongku ke kamar mandi
dan memandikan aku. Aku terus menerus memandang wajahnya dan
mencari-cari sinar apa yang terpancar di wajahnya. Apakah dia benar
mencintaiku atau aku hanya salah satu perempuan koleksinya?
Aku terus memeluknya ketika dia membasuh tubuhku dgn air hangat dan
membersihkan kemaluanku. Setelah itu setelah membersihkan diri, kami
tidur kelelahan. END
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :
Posted By : 233poker.com
No comments:
Post a Comment