Agen Poker Terpercaya - Cerita Sex Dewasa Ngentot Tante Semok Sampai Croottt - Perkenalkan
namaku Indra ceritaku ini merupakan sebuah pengalaman pribadi dan aku
ingin berbagi kepada kalian semua. Tante Ira mempunyai wajah yang cantik
dengan rambut sebahu.
Kulitnya putih bersih. Selain itu yang membuatku selama ini terpesona
adalah payudara tante Ira yang luar biasa montok. Perkiraanku
payudaranya berukuran 36C.
Agen Poker Terpercaya - Ditambah lagi pinggul aduhai yang dimiliki oleh janda cantik itu. Bodi
tante Ira yang indah itulah yang membuatku tak dapat menahan birahiku
dan selalu berangan-angan bisa ml sama tante dan menikmati tubuhnya yang
padat berisi.
Setiap melakukan onani, wajah dan tubuh tetanggaku itu selalu menjadi
inspirasiku. Pagi itu jam sudah menunjukan angka tujuh. Aku sudah
bersiap untuk berangkat ke kampus. Motor aku jalankan pelan keluar dari
gerbang rumah.
Dikejauhan aku melihat sosok seorang wanita yang berjalan sendirian.
Mataku secara reflek terus mengikuti wanita itu. Maklum aja, aku
terpesona melihat tubuh wanita itu yang menurutku aduhai, meskipun dari
belakang. Pinggul dan pantatnya sungguh membuat jantungku berdesir.
Saat itu aku hanya menduga-duga kalau wanita itu adalah tante Ira.
Bersamaan dengan itu, celanaku mulai agak sesak karena kontolku mulai
tidak bisa diajak kompromi alias ngaceng berat. Perlahan-lahan motor aku
arahkan agak mendekat agar yakin bahwa wanita itu adalah tante Ira.
“Eh tante Ira. Mau kemana tante?” sapaku.
Tante Ira agak kaget mendengar suaraku. Tapi beliau kemudian tersenyum manis dan membalas sapaanku.
“Ehm.. Kamu Indra. Tante mau ke kantor. Kamu mau ke kampus?” tante Ira balik bertanya.
“Iya nih tante. Masuk jam delapan. Kalau gitu gimana kalau tante saya
anter dulu ke kantor? Kebetulan saya bawa helm satu lagi,” kataku sambil
menawarkan jasa dan berharap tante Ira tidak menolak ajakanku.
“Nggak usah deh, nanti kamu terlambat sampai kampus lho” Suara tante
Ira yang empuk dan lembut sesaat membuat kontolku semakin menegang.
“Nggak apa-apa kok tante. Lagian kampus saya kan sebenarnya dekat,”
kataku sambil mataku selalu mencuri pandang ke seluruh tubuhnya yang
pagi itu mengenakkan bletzer dan celana panjang. Meski tertutup oleh
pakaian yang rapi, tapi aku tetap bisa melihat kemontokan payudaranya
yang lekukannya tampak jelas.
“Benar nih Indra mau nganterin tante ke kantor? Kalau gitu bolehlah
tante bonceng kamu,” kata tante Ira sambil melangkahkan kakinya
diboncengan. Aku sempat agak terkejut karena cara membonceng tante yang
seperti itu.
Tapi bagaimanapun aku tetap diuntungkan karena punggungku bisa sesekali
merasakan empuknya payudara tante yang memang sangat aku kagumi. Apalagi
ketika melewati gundukan yang ada di jalan, rasanya buah dada tante
semakin tambah menempel di punggungku.
Pagi itu tante Ira aku anter sampai ke kantornya. Dan aku segera menuju
ke kampus dengan perasaan senang. Waktu itu hari sabtu. Kebetulan
kuliahku libur. Tiba-tiba telepon di sebelah tempat tidurku berdering.
Segera saja aku angkat. Dari seberang terdengar suara lembut seorang
wanita.
“Bisa bicara dengan Indra?”
“Iya saya sendiri?” jawabku masih dengan tanda tanya karena merasa asing dengan suara ditelepon.
“Selamat pagi Indra. Ini tante Ira…!,” aku benar-benar kaget bercampur aduk.
“Se.. Selamat.. Pa.. Gi tante. Wah tumben nelpon saya. Ada yang bisa saya bantu tante?” kataku agak gugup.
“Pagi ini kamu ada acara nggak Indra? Kalau nggak ada acara datang ke rumah tante ya. Bisa kan?” Pinta tante dari ujung telepon.
“Eh.. Dengan senang hati tante. Nanti sehabis mandi saya langsung ke tempat tante,” jawabku.
Kemudian sambil secara reflek tangan kiriku memegang kontolku yang mulai
membesar karena membayangkan ml sama tante Ira. “Baiklah kalau begitu.
Aku tunggu ya. Met pagi Indra.. Sampai nanti!” suara lembut tante
Ira yang bagiku sangat menggairahkan itu akhirnya hilang diujung tepelon
sana.
Pagi itu aku benar-benar senang mendengar permintaan tante Ira untuk
datang ke rumahnya. Dan pikiranku nglantur kemana-mana. Sementara
tanganku masih saja mengelus-elus kontolku yang makin lama, makin
membesar sambil membayangkan jika aku bisa ml sama tante. Karena
hasratku sudah menggebu, maka segera saja aku lampiaskan birahiku itu
dengan onani.
Aku bayangkan aku sedang ml sama tante Ira yang sudah telanjang bulat
sehingga payudaranya yang montok menunggu untuk dikenyot dan diremas.
Mulut dan tanganku segera menyapu seluruh tubuh Tante Ira.
“Tante.. Tubuhmu indah sekali. Payudaramu montok sekali tante. Aaah..
Ehs.. Ah,” mulutku mulai merancau membayangkan nikmatnya ML dengan tante
Ira.
Jarum jam sudah menunjuk ke angka 8 lebih 30 menit. Aku sudah selesai mandi dan berdandan.
“Nah, sekarang saatnya berangkat ke tempat tante Ira. Aku sudah nggak
tahan pingin lihat kemolekan tubuhmu dari dekat sayang,” gumamku dalam
hati.
Kulangkahkan kakiku menuju rumah tante Ira yang hanya berjarak 100 meter
aja dari rumahku. Sampai di rumah janda montok itu, segera saja aku
ketuk pintunya.
“Ya, sebentar,” sahut suara seorang wanita dari dalam yang tak lain adalah tante Ira.
Setelah pintu dibuka, mataku benar-benar dimanja oleh tampilan sosok
tante Ira yang aduhai dan berdiri persis di hadapanku. Pagi itu tante
mengenakan celana street hitam dipadu dengan atasan kaos ketat berwarna
merah dengan belahan lehernya yang agak ke bawah.
Sehingga nampak jelas belahan yang membatasi kedua payudaranya yang
memang montok luar biasa. Tante Ira kemudian mengajakku masuk ke dalam
rumahnya dan menutup serta mengunci pintu kamar tamu. Aku sempat dibuat
heran dengan apa yang dilakukan janda itu.
“Ada apa sih tante, kok pintunya harus ditutup dan dikunci segala?” tanyaku penasaran.
Senyuman indah dari bibir sensual tante Ira mengembang sesaat mendengar
pertanyaanku. “Oh, biar aman aja. Kan aku mau ajak kamu ke kamar tengah
biar lebih rilek ngobrolnya sambil nonton TV,” jawab tante Ira seraya
menggandeng tanganku mengajak ke ruangan tengah.
Sebenarnya sudah sejak di depan pintu tadi kontolku tegang karena
terangsang oleh penampilan tante Ira. Malahan kali ini tangan halusnya
menggenggam tanganku, sehingga kontolku nggak bisa diajak kompromi
karena semakin besar aja.
Di ruang tengah terhampar karpet biru dan ada dua bantal besar
diatasnya. Sementara diatas meja sudah disediakan minuman es sirup
berwarna merah. Kami kemudian duduk berdampingan.
“Ayo Indra diminum dulu sirupnya,” kata tante padaku.
Aku kemudian mengambil gelas dan meminumnya. “Indra. Kamu tahu nggak
kenapa aku minta kamu datang ke sini?” tanya tante Ira sambil tangan
kanan beliau memegang pahaku hingga membuatku terkejut dan agak gugup.
“Ehm.. Eng.. Nggak tante,” jawabku.
“Tante sebenarnya butuh teman ngobrol…. Maklumlah anak-anak tante sudah
jarang sekali pulang karena kerja mereka di luar kota dan harus sering
menetap disana. Jadinya ya.. Kamu tahu sendiri kan, tante kesepian.
Kira-kira kamu mau nggak jadi teman ngobrol tante? Nggak harus setiap
hari kok..!,” kata tente seperti mengiba. Dalam hati aku senang karena
kesempatan untuk bertemu dan berdekatan dengan tante akan terbuka luas.
Angan-angan untuk menikmati pemandangan indah dari tubuh janda itu pun
tentu akan menjadi kenyataan.
“Kalau sekiranya saya dibutuhkan, yaboleh-boleh aja tante. Justru saya
senang bisa ngobrol sama tante. Biar saja juga ada teman. Bahkan setiap
hari juga nggak apa kok” Tante tersenyum mendengar jawabanku. Akhirnya
kami berdua mulai ngobrol tentang apa saja sambil menikmati acara di TV.
Enjoi sekali. Apalagi bau wangi yang menguar dari tubuh tante membuat
angan- anganku semakin melayang jauh. “Indra, udara hari ini panas ya?
Tante kepanasan nih. Kamu kepanasan nggak?” tanya tante Ira yang kali
ini sedikit manja.
“Ehm.. Iya tante. Panas banget. Padahal kipas anginnya sudah dihidupin,”
jawabku sambil sesekali mataku melirik buah dada tante yang agak
menyembul, seakan ingin meloncat dari kaos yang menutupinya. Mata Tante
Ira terus menatapku hingga membuatku sedikit grogi, meski sebenarnya
birahiku sedang menanjak. Tanpa kuduga, tangan tante memegang kancing
bajuku.
“Kalau panas dilepas aja ya Indra, biar cepet adem,” kata tante
Ira sembari membuka satu-persatu kancing bajuku, dan melepaskannya
hingga aku telanjang dada.. Aku saat itu benar-benar kaget dengan apa
yang dilakukan tante padaku.
Dan aku pun hanya bisa diam terbengong-bengong. Aku tambah
terheran-heran lagi dengan sikap tente Ira pagi itu yang memintaku untuk
membantu melepaskan kaos ketatnya.
“Indra, tolongin tante dong. Lepasin kaos tante. Habis panas sih..,”
pinta tante Ira dengan suara yang manja tapi terkesan menggairahkan.
Dengan sedikit gemetaran karena tak menyangka akan pengalaman nyataku
ini, aku lepas kaos ketat berwarna merah itu dari tubuh tante Ira. Dan
apa yang berikutnya aku lihat sungguh membuat darahku berdesir dan
kontolku semakin tegang membesar serta jantung berdetak kencang.
Payudara tante Ira yang besar tampak nyata di depan mataku, tanpa
terbungkus kutang. Dua gunung indah milik janda itu tampak kencang dan
padat sekali.
“Kenapa Indra. Kok tiba-tiba diam?” tanya tante Ira padaku.
“E.. Em.. Nggak apa-apa kok tante,” jawabku spontan sambil menundukkan kepala.
“Ala.. enggak usah pura-pura. Aku tahu kok apa yang sedang kamu pikirkan
selama ini. Tante sering memperhatikan kamu. Indra sebenarnya sudah
lama pingin ini tante kan?” kata tante sambil meraih kedua tanganku dan
meletakkan telapak tanganku di kedua buah dadanya yang montok.
“Ehm.. Tante.. Sa.. Ya.. Ee..,” aku seperti tak mampu menyelesaikan
kata-kataku karena gugup. Apalagi tubuh tante Ira semakin merapat ke
tubuhku.
“Indra.. Remas susuku ini sayang. Ehm.. Lakukan sesukamu. Nggak usah
takut-takut sayang. Aku sudah lama ingin menimati kehangatan dari
seorang laki-laki,” rajuk tante Ira sembari menuntun tanganku meremas
payudara montoknya.
Sementara kegugupanku sudah mulai dapat dikuasai. Aku semakin
memberanikan diri untuk menikmati kesempatan langka yang selama ini
hanya ada dalam angan-anganku saja. Dengan nafsu yang membara, susu
tante Ira aku remas-remas.
Sementara bibirku dan bibirnya saling berpagutan mesra penuh gairah.
Entah kapan celanaku dan celana tante lepas, yang pasti saat itu tubuh
kami berdua sudah polos tanpa selembar kainpun menempel di tubuh.
Permaianan kami semakin panas. Setelah puas memagut bibir tante, mulutku
seperti sudah nggak sabar untuk menikmati payudara montoknya
“Uuhh.. Aah..” Tante Ira mendesah- desah tatkala lidahku menjilat-jilat
ujung puting susunya yang berbentuk dadu. Aku permainkan puting susu
yang munjung dan menggiurkan itu dengan bebasnya. Sekali-kali putingnya
aku gigit hingga membuat Tante menggelinjang merasakan kenikmatan.
Sementara tangan kananku mulai menggerayangi ‘memek’ yang sudah mulai
basah. Aku usap-usap bibir memek tante dengan lembut hingga
desahan-desahan menggairahkan semakin keras dari bibirnya.
“Indra.. Nik.. Maat.. Sekali sa.. Yaang.. Uuuhh.. Puasin tante sayang..
Tubuhku adalah milikmu,” suara itu keluar dari bibir janda montok itu.
Aku menghiraukan ucapan tante karena sedang asyik menikmati tubuh
moleknya. Perlahan setelah puas bermain- main dengan payudaranya mulutku
mulai kubawa ke bawah menuju memek tante Ira yang bersih terawat tanpa
bulu. Dengan leluasa lidahku mulai menyapu memek yang sudah basah oleh
cairan. Aku sudah tidak sabar lagi.
Batang kontolku yang sudah sedari tadi tegak berdiri ingin sekali
merasakan jepitan memek janda cantik nan montok itu. Akhirnya, perlahan
kumasukkan batang kontolku ke celah-celah memek. Sementara tangan tante
membantu menuntun tongkatku masuk ke jalannya.
Kutekan perlahan dan.. “Aaah..” suara itu keluar dari mulut tante
setelah kontolku berhasil masuk ke dalam liang senggamanya. Kupompa
kontolku dengan gerakan naik turun. Desahan dan erangan yang
menggairahkanpun meluncur dari mulut tante yang sudah semakin panas
birahinya.
“Aach.. Ach.. Aah.. Terus sayang.. Lebih dalam.. Lagi.. Aah.. Nik.. Mat..,” tante Ira mulai menikmati permainan itu.
Aku terus mengayuh kontolku sambil mulutku melumat habis kedua buah
dadanya yang montok. Mungkin sudah 20 menitan kami bergumul. Aku merasa
sudah hampir tidak tahan lagi. Batang kemaluanku sudah nyaris
menyemprotkan cairan sperma.
“Tante.. Punyaku sudah mau keluar..”
“Tahan seb.. Bentar sayang.. Aku jug.. A.. Mau sampai.. Aaach..” akhirnya tante tidak tahan lagi.
Kamipun mengeluarkan cairan kenikmatan secara hampir bersamaan. Banyak
sekali air mani yang aku semprotkan ke dalam liang senggama tante,
hingga kemudian kami kecapekan dan berbaring di atas karpet biru.
“Terima kasih Indra. Tante puas dengan permainan ini. Kamu benar-benar
jantan. Kamu nggak nyeselkan tidur dengan tante?” tanya beliau padaku.
Aku tersenyum sambil mencium kening janda itu dengan penuh sayang. “Aku
sangat senang tante. Tidak kusangka tante memberikan kenikmatan ini
padaku. Karena sudah lama sekali aku berangan-angan bisa menikmati tubuh
tante yang montok ini” Tante Ira tersenyum senang mendengar jawabanku.
“Indra sayang. Mulai saat ini kamu boleh tidur dengan tante kapan saja,
karena tubuh tante sekarang adalah milikmu. Tapi kamu juga janji lho.
Kalau tante kepingin.. kamu temani tante ya.,” kata tante Ira kemudian.
Aku tersenyum dan mengangguk tanda setuju.
Dan kami pun mulai saling merangsang dan aku ml sama tante untuk yang
kedua kalinya. Hari itu adalah hari yang tidak pernah bisa aku lupakan.
Karena angan-anganku untuk bisa ml sama tante Ira dapat terwujud menjadi
kenyataan.
Sampai saat ini sampai kutuliskan cerita ini aku masih ML sama tante Ira dengan berbagai variasi. Dan kami sangat bahagia. END
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :
Posted By : 233win.com
No comments:
Post a Comment