Agen Poker Online - Belahan Dada yang Indah di Balik Daster Bu Mira - Namaku Indra, dan ini ceritaku saat masih 18 tahun. Saat berangkat ke
Jogja untuk kuliah aku bertemu dengan Bu Mira dan Pak Hendri suaminya.
Bu Mira adalah mantan guruku saat SMP dulu. Setelah bercerita panjang
lebar mereka menawarkan padaku untuk tinggal ditempat mereka selama aku
kuliah. Setelah mendapat ijin orang tuaku, akupun menerima tawaran baik
mereka karna aku memang tidak punya kenalan di Jogja.
Agen Poker Online - Setelah
sebulan tinggal bersama aku tahu kalau Pak Hendri yang bekerja diluar
pulau sering sekali berangkat, sementara kedua anaknya lebih memilih
tinggal bersama neneknya dikalimantan untuk mernyelesaikan pendidikan
dasar mereka. Aku sering melihat Bu Mira melamun sepulang dia dari
mengajar disekolah. Bu Mira juga sering cerita panjang lebar padaku
tentang kesepiannya dirumah selama ini. Dan aku selalu menjadi pendengar
yang baik.
Dibalik sikap baik yang kuperlihatkan, terpendam
hasrat yang ada sejak SMP dan tumbuh lagi sejak pertemuan kembali dengan
Bu Mira sekarang. Waktu SMP dulu aku paling bersemangat jika pelajaran
Bu Mira, selain cara mengajarnya yang enak aku bisa mengintip BH yang
dia gunakan. Antara kancing didada dan kerah lehernya terdapat celah
yang sering terbuka, sehingga jika diperhatikan secara teliti, orang
pasti bisa melihat pakaian dalam yang ia gunakan. Dan selama
penagamatanku Bu Mira selalu memakai BH warna Hitam.
Itu selalu
menjadi santapanku setiap mata pelajarannya. Bahkan aku selalu
memperhatikan gerak-geriknya selama disekolah. Waktu itu usianya 28
tahun, dengan wajahnya yang putih dan bentuk tubuhnya yang menawan
membuatku selalu menjadikannya sebagai objek hayalan jika onani.
Sekarang diusianya yang ke 34 tdak terlihat kalau Bu Mira telah memiliki
2 orang anak yang sudah SMP. Malah menurutku ia terlihat lebih menawan,
terutama pada bagian pinggul dan dada ukuran 38B yang lekukannya
semakin terbentuk. Itu semua karena program BL yang diikutinya tiap
senin dan kamis sore.
Awalnya aku cuma mengkhayalkan tubuh Bu Mira
jika sedang bermasturbasi. Kemudian aku melakukannya sambil memegang CD
dan BH hitam milik Bu Mira, sampai akhirnya aku berani menguping jika
Pak Hendri yang pulang dan sedang bercinta dengan Bu Mira. Sambil
mendengar desahan dan erangan erotis dari dalam kamar, tanganku asik
mngocok batang kontolku yang lumayan besar. Dan bila sudah keluar
kubersihkan dengan CD atau BH Bu Mira yang akan dicuci besok.
Akhirnya
muncul niatku untuk mencicipi lubang vagina Bu Mira yang pasti sangat
keset dan terawat. Aku melakukannya setelah 4 bulan tinggal disana, saat
itu hari kamis dan suaminya sudah berangkat seminggu. Aku menunggu
didalam kamar sambil membayangkan “malam pertama” yang akan kulalui
bersama Bu Mira. Saat dia pulang dari BL aku membukakan pintu rumah.
“Sore Ndra.. baru pulang?” Sapanya ramah dan tersenyum padaku.
“Iya Bu.. baru aja” Balasku sambil mengangguk.
Kemudian dia pergi kedapur membuat segelas susu lalu diletakkan datas
meja makan. Kemudian ia masuk kamar untuk mandi. Saat dia mandi,
kumasukkan serbuk tidur yang kubeli di apotik kedalam susu yang akan
diminumnya.
Sekitar 45 menit kemudian Bu Mira keluar dari kamar,
ia menggunakan daster motif bunga warna biru dengan panjang selutut
tanpa lengan dengan belahan dada yang agak rendah, sehingga jika dia
agak membungkuk belahan payudaranya yang indah akan tampak jelas
terlihat olehku. Setelah mengambil susu di atas meja dia duduk
menemaniku menonton TV di ruang tengah.
“Ada berita apa Ndra?” Tanyanya sambil meminum susu.
“Biasa Bu.. politik gak ada habis-habisnya” Sahutku sambil mencuri pandang keketiaknya.
“Bapa ada nelepon gak?”Tanyanya lagi sambil menghabiskan susu di gelas.
“Belum Bu, mungkin masih ngelonin istri baru” Candaku.
“Nakal ya..” Tegurnya sambil mencubit pinggangku.
Aku tidak menghindar karena dengan itu aku bisa melihat belahan dadanya yang seperti ingin melompat dari dalam dasternya.
Sekitar 5 menit kemudian Bu Mira mulai menguap dan kepalanya mulai jatuh karena sangat mengantuk.
“Ndra ibu tidur duluan.. Gak tau kok ngantuk banget hari ini” Pamitnya.
“Mungkin tadi terlalu diforsir tenaganya Bu” Sahutku dengan tersenyum.
Kemudian Bu Mira masuk kamar dan menutupnya. Setelah 10 menit menunggu
aku mulai beraksi, kuketuk pintunya pelan tiga kali lalu kupanggil
namanya, tak ada jawaban. Kuulangi sekali lagi tetap tak ada jawaban,
kuputar pegangan pintu dan kubuka dengan sangat perlahan dan kututup
keras-keras. Bu Mira tidak bereaksi di atas kasurnya.
Kulihat jam
dinding, 18:13 masih banyak waktu pikirku. Aku naik keatas kasur lalu ku
perhatikan wajahnya, cantik sekali. Kucium bibirnya dengan lembut, lalu
kujilati wajahnya sampai basah kemudian ciumanku turun kelehernya.
Kusapu sekeliling lehernya dengan jilatan dan sedotan hingga memerah.
Setelah puas kuturunkan kepalaku kedadanya, walau masih berpakaian
lengkap tapi bisa kurasakan kekenyalan sepasang payudara yang indah itu.
Kedua tanganku secara perlahan tapi pasti meraih kedua bukit kembar itu
lalu mengusapnya dengan lembut sementara kepalaku turun
keselangkangnnya. Dibalik kain daster itu tercium aroma kewanitaan yang
sangat merangsang.
Kuhirup puas-puas wangi yang memabukkan itu,
sehingga mengakibatkan remasan-remasan yang kulakukan kepayudara Bu Mira
menjadi kasar dan tak terkendali. Tarikan napasku semakin berat seiring
dengan hasrat yang semakin menggebu. Kemudian aku membuka semua pakaian
yang mnelekat ditubuhku, dan menutup mataku dengan kain. Setelah itu
kubuka daster yang dikenakan oleh Bu Mira kemudian kuatur posisi
tubuhnya, Kedua tangan di atas kepala dan kaki yang membuka lebar. Lalu
kubvka kain penutup mataku, pemandangan yang erotis dan menantang
langsung terlihat dihadapanku. Tubuh Bu Mira yang tergolek lemah dan tak
berdaya kini hanya ditutupi oleh BH hitam pada payudaranya yang montok
dan CD pink yang menggembung pada selangkangannya. Batang penisku
semakin tegak mengacung siap perang.
Kudekati tindih tubuh Bu Mira
yang tergolek lemah dan pasrah itu. Kucium bagian payudaranya yang tak
tertutup BH, lalu tanganku menelusup kedalam BHnya dan meraih salah satu
puting susunya kemudian memilin-milinnya. Dengan napas yang makin
memburu kusingkap BHnya keatas sehingga kedua payudaranya langsung
membusung kedepan seakan mengundangku untuk menikmatinya. Kuciumi kedua
payudaranya lalu kukulum, kusedot dan kugigit-gigit putingnya sampai
memerah. Setelah itu kulirik selangkangannya, CD pink Bu Mira tak mampu
menutupi beberapa helai rambut hitam yang menjulur keluar dari balik CD
itu. Kutahan hasrat itu karena aku ingin menikmatinya saat Bu Mira mulai
sadar nanti.
Kuraih kedua payudaranya kuremas-remas dengan kasar
lalu kuletakkan batang penisku diantara sepasang susu yang indah itu.
Kemudian aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur, rasanya nikmat
sekali walau pasti tak senikmat jika masuk kelubang vaginanya batinku.
Pelan tapi pasti rasa nikmat mulai merasukiku, napasku mulai tersengal
dan desahan mulai keluar dari mulutku tanpa diminta. Butir-butir
keringat makin mengalir deras, kukulum bibir Bu Mira sejenak lalu
kulanjutkan kembali genjotanku tanpa kenal lelah. Kulihat tubuh Bu Mira
mulai berguncang karena gerakanku yang makin hebat.
Sekitar 10
menit berlalu dan aku sudah lelah menahan, kuputuskan untuk segera
mengeluarkannya. Gerakan pinggulku makin kupercepat dan kedua
payudaranya makin kurapatkan. Rasa nikmat tak terlukiskan mulai
menjalari batang penis dan menyebar keseluruh tubuhku. Cairan putih
kental dari kepala penisku dan membanjiri permukaan tubuh indah Bu Mira
yang tergolek diam. Kukocok batang penisku sambil memuntahkan cairan
spermaku kewajahnya, desahan-desahan nikmat keluar dari mulutku.
Setelah
selesai aku beristirahat sejenak sambil menatap tubuh Bu Mira yang
hanya tertutup oleh CD saja. Kemudian kuambil lap dan air hangat yang
memang sudah kupersiapkan, kubersihkan setiap bagian tubuhnya yang
terkena siraman spermaku. Setelah itu kucium-cium sebentar lalu
kupasangkan lagi BHnya, kemudian kubongkar lemarinya kucari baju yang
biasa digunakan Bu Mira kesekolah. Setelah dapat kupakaikan ketubuhnya.
Samar-samar terlihat sekali kalau baju itu membentuk lekukan yang sangat
indah aku berdecak kagum. Kemudian aku menunggu dia bangun sambil
memainkan payudaranya yang indah.
Aku duduk disampingnya saat Bu
Mira mulai membuka matanya. Cahaya lampu tampak menyilaukan matanya,
kuperhatikan bagian dadanya yang terbuka. Batang penisku perlahan tapi
pasti kembali mengeras melihat pemandangan yang erotis itu.
“Jam berapa ini Ndra?” Tanyanya sambil mengucek mata.
“10 lewat 5 jawabku” Sementara mataku terus menatap kebelahan dadanya.
“Huuaah.. masih malam toh.. lagi ngapain kamu” Tegurnya sambil
merentangkan tangan, otomatis belahan payudaranya terlihat sampai BHnya.
Dan itu membuatku menjadi lupa diri.
“Lagi liat ini Bu..” Tanganku langsung meremas salah satu payudaranya yang montok.
“Jangan kurang ajar kamu ya” Bentaknya sambil menepis tanganku dan menutupi bagian dadanya yang terbuka.
Sambil
mendekatinya kuceritakan semua yang baru saja kulakukan tadi. Wajahnya
tampak memerah karena kaget dan tak percaya. Tiba-tiba aku langsung
memeluknya, dan mencium bibirnya. Tak sampai disitu, kurebahkan tubuhnya
keatas ranjang dan kuhimpit dengan tubuhku. Kulanjutkan aktifitasku,
mencium dan melumat bibirnya.
“Jangan Ndra.. Ini dosa” Pinta Bu Mira lirih.
Tapi aku terus menciuminya, tanganku mulai menyusup kebalik baju Bu
Mira. Bu Mira menangkisnya, dengan sedikit gerakan aku berhasil
menepisnya dan terus menyusup masuk sampai menyentuh payudara Bu Mira
yang masih terbunkus BH. Aku meremas lembut payudaranya yang montok itu.
Bu Mira mendesah, aku terus meremas tidak lupa ciumanku terus melumat
bibirnya. Aku mengalihkan ciumanku ke lehernya. Bu Mira kembali
mnedesah, jemari tanganku mulai nerayap kepunggungnya, dan terus melepas
tali BHnya.
“Berhasil” Batinku. Bu Mira tersentak.
“Kita tidak boleh melakukan ini Ndra” sambil mendorongku kesamping.
“Memang tidak boleh sih.. tapi..”
Aku kembali merangkul Bu Mira, kali ini ciumanku lebih ganas dari pada
yang pertama. Mulai dari bibir ke telinga terus menjalar ke lehernya.
Jemari tanganku melanjutkan aksi lagi menarik keatas BH terus
meremasnya, memuntir-muntir putingnya. Bu Mira pasrah dan kelihatan
mulai panas dengan permainan yang kuterapkan. Aku mengangkat tubuh Bu
Mira dan membuka baju serta BHnya, akupun demikian. Bu Mira tampak
takjub melihat batang penisku. Aku memulai kembali aksiku, kali ini
ciumanku kuarahkan ke payudaranya. Bu Mira menggeliat, apalagi tanganku
menyentuh payudaranya yang satu lagi. Kami berdua telah bermandikan
keringat, tangan Bu Mira menjambak rambutku.
Permainanku jemariku
mulai merangkak ke bawah dan berusaha menyelusup kebalik rok dan CDnya.
Bu Mira tidak lagi menangkisnya. Jemari tanganku menyentuh rambut
kelaminnya, lalu jemariku menggesek-gesek sekitar liang vagina Bu Mira.
Bu Mira mendesah panjang dan membenamkan kepalaku kepayudaranya, untuk
mendapatkan kenikmatan lebih. Setelah beberapa lama, ciumanku mulai
merangkak kebawah sampai kebatas rambut vaginanya yang sedikit terbuka.
Aku kemudian memeloroti rok dan CDnya, akupun demikian. Aku kembali
terkagum melihat tubuh telanjang Bu Mira. Payudaranya putih padat berisi
dihiasi puting susu yang berwarna coklat kemerah-merahan. Sementara
Vaginanya dikelilingi rambut kelamin yang lebat.
Aku kembali
beraksi, kali ini daerah sasaranku liang vaginanya. Aku menciumi dan
menjilati yang agak menonjol disekitar liang vaginanya mungkin itu yang
dinamakan kloritas. Setelah beberapa lama ciumanku kembali keatas,
merentangkan tangannya yang menutupi payudaranya. Terus menjilati
tubuhnya dan akhirnya mnedarat lagi di bibirnya. Batang penisku dengan
mulut vagina Bu Mira saling beradu. Ini menyebabkan batang penisku ingin
dimasukkan ketempatnya. Aku mengatur posisi dan melebarkan kaki bo
Mira.
Bu Mira tersadar dan berkata, “Kita sudah terlalu jauh.. jangan teruskan”
Aku tidak lagi memperdulikan kata-kata Bu Mira karena hawa nafsuku
sudah menuju puncak. Aku kembalimeraih Bu Mira dan menciumi bibirnya,
kali ini lebih dahsyat lidahku bergoyang-goyang di mulutnya.
Bu
Mira tak bisa berbuat apa-apa dan kembali larut dalam kenikmatan. Batang
penisku yang sudah gatal ingin memasuki liang vagina Bu Mira. Aku
mengambil posisi yang pas, batang penisku mulai memasuki pintu
kewanitaannya. Seperti masih perawan, batang penisku sering melenceng
memasuki liang vagina Bu Mira, aku terus berusaha dan akhirnya masuk
juga batang vaginaku keliang vagina Bu Mira. Bu Mira mendesah panjang
dan badannya berguncang.
“Gila keset amat.. kaya belum punya anak aja” batinku.
Bu Mira telah sedikit tenang dan batang penisku telah masuk sedikit
demi sedikit. Akhirnya semua batang kejantananku tenggelam di liang
senggama Bu Mira. Aku menggoyangkan pinggulku sehingga batang
kejantananku keluar masuk di liang senggama Bu Mira. Makin lama makin
cepat, Bu Mira mendesah sambil menyebut namaku. Kami berdua bermandikan
keringat walaupun cuaca pada saat itu lumayan dingin.
Erangan yang
panjang disertai cairan hangat menerpa batang kejantananku yang masih
berada didalamliang senggama Bu Mira. Rupanya Bu Mira telah mencapai
orgasme, aku pun tidak tinggal diam dengan mempercepat gerakan batang
kejantananku keluar masuk diliang senggama Bu Mira.
“Inilah saatnya” Batinku.
Akhirnya puncak kenikmatanku datang, spermaku muncrat didalam liang
senggama Bu Mira bersamaan dengan cairan hangat yang kembali menyirami
batang penisku, ternyata Bu Mira kembali orgasme. Malam itu berlanjut
dengan beberapa kali orgasme Bu Mira, sampai akhirnya kami kelelahan dan
tertidur.
Pagi harinya, Bu Mira bangun lebih dulu dan langsung
kekamar mandi. Sesaat kemudian aku terbangun dan mendengar guyuran air
dikamar dan mengetoknya, Bu Mira pun membuka pintu kamar mandi. Kembali
aku terkesima melihat Bu Mira yang telanjang bulat dengan rambut yang
basah. Gairahku kembali memuncak, aku masuk dan langsung merangkul tubuh
Bu Mira.
“Mandi dulu dong” Pinta Bu Mira manja.
Akupun menuruti
ajakannya kemudian mengguyuri tubuhku dengan air. Beberapa saat setelah
itu aku menyabuni tubuhku dengan sabun cair. Bu Mira turut membantu,
malah dia menyabuni batang kejantananku yang kembali tegak.
Rasa
malu Bu Mira telah hilang, dia mengocok-ngocok batang kejantananku
dengan lembut. Nikmat rasanya, dan pada saat hampir mencapai klimaksnya
aku melepaskan tangan Bu Mira karena belum saatnya. Gantian aku yang
menyabuni Bu Mira, mula-mula kedua tangannya lalu kedua kakinya.
Sampailah kedaerah yang vital, aku berdiri dibelakang Bu Mira terus
merangkulnya dan menyabuni payudaranya dengan kedua telapak tanganku.
Terdengar Bu Mira mendesah panjang. Usapanku kebawah melewati perutnya
hingga sampai keliang senggamanya. Kembali aku mengusapnya dengan
lembut. Busa sabun hampir menutupi liang senggama Bu Mira, kali ini Bu
Mira merintih nikmat. Setelah puas aku mengguyur kedua tubuh kami yang
masih berangkulan.
Aku membalikkan tubuhnya dan kami pun saling
berhadapan. Bu Mira kemudian mencium bibirku, aku membalasnya dan
kemudian terjadi french kiss yang dahsyat. Tangan kami pun tidak tinggal
diam, aku menyentuh payudara Bu Mira dan ia menyentuh batang
kejantananku yang masih perkasa berdiri. Setelah beberapa lama, Bu Mira
membimbing batang kejantananku memasuki liang senggamanya. Dengan
melebarkan kakinya batang kejantananku kembali memasuki liang senggama
Bu Mira. Bu Mira melilitkan tangannya ke leherku kemudian aku
menggendong Bu Mira dan menyandarkan ke dinding kamar mandi.
Setelah
itu aku kembali menggoyangkan pinggulku yang membuat kejantananku
keluar masuk liang senggama Bu Mira. Akhirnya spermaku keluar dan
membasahi seluruh dinding liang senggama Bu Mira. Ternayata ia belum
mencapai klimaks, untuk membantunya aku menjilati liang senggama Bu
Mira. Bu Mira sedikit menjerit dengan apa yang kulakukan, Akhirnya Bu
Mira mengeluarkan juga cairan dari liang senggamanya dan pas mengenai
wajahku. Bu Mira terkulai nikmat, aku mengguyuri kembali tubuh kami
berdua.
Aku dan Bu Mira telah selesai mandi, dan telah memakai pakaian masing-masing.
“Lain kali.. aku minta lagi ya sayang” Bisikku sambil menelusupkan tangan ke balik baju kerjanya.
“Atur aja” Desahnya manja.
Kemudian Bu Mira berangkat kerja dan aku pergi kuliah. Pokoknya selama
bertugas Pak Hendri keluar pulau, aku menggantikan tugasnya memenuhi
hasrat biologis Bu Mira di tempat tidur. END
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :
No comments:
Post a Comment