Agen Poker Online - Cerita Sex Ngentot Cewek di Sekolah - Aku adalah murid di salah satu SMU swasta di Semarang, namaku Alex. Pada
suatu hari Minggu, aku sedang berada di sekolah untuk mengikuti latihan
intensif sepak bola. Aku adalah striker inti di sekolahku. Selain
sebagai pemain sepak bola, aku juga termasuk tim inti basket dan voli.
Ketika sedang break, aku iseng melihat latihan voli untuk cewek. Saat
itu kulihat seorang cewek manis. Namanya Fani. Aku sungguh-sungguh
merasakan tubuhnya. Tapi itu kuanggap sebagai hal yang mustahil.
Kusingkirkan pikiran itu jauh-jauh. “Prittt…” Waktu istirahat sudah
selesai. Aku kembali melakukan latihan sepak bola. Untunglah porsi
latihan hari itu tidak banyak, sehingga aku dapat pulang lebih awal.
Dalam perjalanan menuju mobil yang kubawa, aku kembali melihat gadis
cantik itu. Aku mendekatinya dan mengajaknya berbicara. Aku tidak jadi
pulang. Aku memutuskan untuk menemani Fani menunggu temannya yang masih
ada latihan. Fani itu ikut pulang dengan temannya.
Agen Poker Online - Selama menemaninya ngobrol, aku terus menatap wajah dan tubuhnya.
Tubuhnya cukup tinggi untuk gadis seusianya. Kira-kira 170 cm. Cocok
denganku yang memiliki tinggi 183 cm. Fani baru berusia 16 tahun,
sedangkan aku 17 tahun. Rambutnya panjang, hitam, mengkilat. Kulitnya
putih, lembut walaupun ia menyukai olah raga. Dadanya cukup besar.
Kira-kira 34A. Namun aku suka melihat tubuhnya. Apalagi bajunya agak
basah karena keringat. Fani sangat enak untuk dijadikan teman ngobrol.
Dia tidak merasa agak risih, walaupun hanya mengobrol berdua denganku di
lorong galeri.
Aku sangat terangsang ketika berdua dengannya.
Ketika aku tak tahan lagi, aku memegang tangannya dan menariknya ke
dalam sebuah ruangan yang ternyata adalah ruangan UKS putri. Aku
menatapnya. Fani mencoba menetralkan suasana, “Lex, Apa-apaan nih? Aku…”
Belum selesai Fani berbicara, mulutku telah menempel di mulutnya. Fani
tampaknya hanya pasrah saja.
Lidahku mulai memasuki mulutnya.
Tanganku pun mulai meraba-raba payudaranya. Setelah kira-kira 5 menit,
tampaknya Fani mulai terangsang. Puting payudaranya menegang. Ia pun
mulai membalas ciumanku. Aku sampai kesulitan bernafas. Tanganku mulai
melepas baju volinya. Tangannya pun melepaskan pakaian basketku.
Tinggallah aku yang hanya bercelana dalam. Fani pun hanya memakai BH dan
celana dalam. Fani tampak kaget, melihat batang kejantananku yang
besar. Ukuran batang kejantananku kira-kira 18 cm dengan diameter 2,5
cm. Aku pun sangat terangsang melihat bentuk tubuh Fani yang ternyata
sangat sexy. Lebih sexy dari semua cewek yang pernah kulihat.
Melihat Fani yang juga sudah mulai terangsang, aku memintanya untuk
memegang batang kejantananku yang besar dan tegang dan meremas-remasnya.
Ketika ia membuka celana dalamku, tampaklah jelas batang kejantananku
yang sudah ereksi penuh. Tampaknya ia belum pernah melihat batang
kejantanan sebesar ini sebelumnya. Ketika Fani sedang merasakan
kejantananku, aku mencoba melepas BH dan celana dalamnya. Setelah aku
berhasil menyingkirkan pakaian dalamnya, aku mengangkat badannya ke atas
ranjang dan aku segera menindih badan Fani. Dan aku pun mulai menjilati
puting payudaranya dengan liar. Sampai-sampai Fani benar-benar
menggeliat keenakan. Tanganku pun mulai menjelajah ke mana-mana. Setelah
agak lama, tanganku mulai meraba bibir kemaluannya dan mulai memainkan
klitorisnya. Fani tampak benar-benar terangsang dan tidak bisa berbuat
apa-apa selain mendesah dan menggeliat di atas meja.
Cukup lama
aku memainkan kemaluannya. Bibirku menjilati bagian bawah kemaluannya
dengan penuh nafsu, sementara tanganku masih memainkan klitorisnya. Agak
lama aku melakukannya. Aku ingin Fani benar-benar merasakan nikmatnya.
Lalu aku merasakan badan Fani meregang dan saya merasaka cairan hangat
mengalir dari liang kemaluannya. Aku tanpa ragu menjilati cairan yang
keluar sedikit demi sedikit itu dengan penuh nafsu. Aku tahu Fani
benar-benar menikmati permainanku. Cairan yang dikeluarkannya banyak
sekali dan baunya sangat menggairahkan. Wajak Fani sangat lemas dan
memerah. Badannya berkeringat dan rambutnya agak acak-acakan, tapi aku
suka melihat pemandangan seperti itu.
Aku bertanya, “Enak Fan?”
“Enak banget Lex. Aku belum pernah merasakan perasaan senikmat
sekarang..” jawab Fani. Aku berkata, “Kamu sudah puas kan, sekarang kamu
tahu kan apa yang harus kamu lakukan..?” Lalu Fani turun dari ranjang
dan aku pun berdiri. Fani mulai jongkok, memegang batang kejantananku
yang tegak lalu memasukkannya dalam mulutnya yang mungil. Batang
kejantananku tampak memenuhi seluruh mulutnya. Ketika Fani mulai
memasukkan batang kejantananku ke mulutnya, aku merasakan kenikmatan
yang sangat luar biasa. Aku merasakan lidahnya mulai memainkan kepala
kejantananku. Aku mulai tidak tahan, apalagi ketika Fani mengisap batang
kejantananku. Aku belum pernah merasakan hisapan senikmat ini dari
seorang gadis. Aku seperti tidak dapat mengontrol laju sperma di dalam
batang kejantananku. Akhirnya aku tidak tahan lagi. Kukeluarkan spermaku
di dalam mulut manisnya itu. Fani tampak terkejut. Namun dia akhirnya
menelannya.
Aku beristirahat sebentar. Lalu aku bertanya pada
Fani, “Fan.. Aku boleh nggak, masukin penisku ke vagina kamu?” Fani
tampak berpikir sejenak. Namun dalam kondisi horny seperti itu,
pikirannya tentu agak kacau. Fani akhirnya mengangguk lemas.
Perlahan-lahan, aku merebahkan badannya di ranjang dan menaruh kedua
kakinya di bahuku. Aku mulai menyentuhkan kepala penisku ke bibir liang
senggamanya. Lalu aku perlahan-lahan memasukkan batang kejantananku ke
dalam liang senggamanya. Aduh.. Sulitnya batang kejantananku masuk ke
liang senggamanya. Walaupun liang senggamanya sudah basah, namun liang
senggamanya masih sangat rapat. Ketika batang kejantananku
perlahan-lahan masuk, Fani mulai mengerang kesakitan. Aku mencoba
menenangkannya. Aku pun merasakan sakit, karena batang kejantananku
seperti ditekan oleh liang senggamanya yang sempit.
Akhirnya aku
berhasil memasukkan seluruh batang kejantananku ke dalam liang
senggamanya. Aku dapat merasakan pangkal liang senggamanya.
“Crestt..
creest..” terasa ada yang robek dalam liang senggamanya dan sedikit
darah keluar. Aku kaget, dan berkata, “Fan, kamu masih gadis ya?”
Kulihat Fani hanya dapat tersenyum menahan rasa perih di kemaluannya.
Perlahan kugerak-gerakkan batang kemaluanku. Fani hanya dapat merintih
dan mengerang perlahan. Namun setelah agak lama Fani mendesah kecil dan
mengerang keenakan. Aku mulai memaju-mundurkan batang kejantananku.
Rasanya sangatlah enak, batang kejantananku seperti dihisap-hisap.
Kemudian tempo permainan aku cepatkan. Aku mulai memperlihatkan
tehnikku. Aku memaju-mundurkan batang kejantananku lalu sesekali
menggoyangnya ke kiri dan ke kanan. Tanganku pun tak lupa meraba-raba
payudaranya. Puting payudaranya yang berwarna pink kupuntir dan kucubit.
Fani semakin menggeliat-geliat keenakan.
Semakin kupercepat
tempo permainan, semakin keras erangan Fani. Suaranya itu sangatlah enak
didengar. Suaranya semakin menggairahkanku. Kalau saja ini bukan di
ruang UKS putri, mungkin aku sudah menyuruhnya mengerang sekerasnya.
Untuk mengurangi bunyi erangannya, aku mengulum mulutnya. Aku mulai
bosan pada posisi ini, aku mencoba doggy style. Aku keluarkan batang
kejantananku dari liang senggamanya, lalu aku mengambil posisi doggy.
Aku kembali memasukkan batang kejantananku dalam liang senggamanya. Kali
ini, aku bermain dalam tempo yang lebih cepat.
Perlahan-lahan
kurapatkan kakinya sehingga batang kejantananku kembali merasa di
isap-hisap lagi. Kulihat Fani sudah akan mencapai orgasme. Tubuhnya
mulai mengejang. Akhirnya liang senggama Fani mengeluarkan cairan
nikmatnya, dan diiringi dengan erangan yang keras. Kulihat wajah Fani
sudah sangat capai. Keringatnya sudah memabasahi tubuhnya.
Fani
adalah cewek yang paling lama mampu bermain denganku. Maklum, dia kan
sporty (anggota tim inti voli). Stamina Fani sangat bagus. Aku merasa
kasihan padanya. Aku pun mempercepat tempo dan ketika aku merasakan
spermaku akan keluar, kucabut batang kejantananku dan aku masukkan
batang kejantananku ke mulut Fani. Fani mengisapnya sejenak, lalu
keluarlah spermaku ke mulut mungilnya. Tampaknya spermaku sudah habis
diserap olehnya. Lalu kami beristirahat sejenak. Aku memandangnya dan
berkata,
“Gimana Fan?” “Enak banget Lex. Kapan-kapan lagi ya..” jawab Fani dengan senang. Aku berikan satu buah ciuman ke mulut Fani.
Tiba-tiba pintu UKS dibuka dan masuklah seorang cewek. Ternyata yang
masuk adalah Christina, salah satu cewek yang kutaksir. Aku dan Fani
segera mengambil pakaian kami dan mengenakannya. Christina langsung
berkata, “Nggak usah buru-buru. Aku sudah lihat permainan kalian dari
tadi kok..” “Permainan kalian hot banget,” tambah Christina. Mendengar
ucapan mereka, aku jadi malu. Wajah Fani pun memerah ketika kulirik.
Setelah aku dan Fani berpakaian, Christina mendekati kami dan berkata,
“Lex, kamu mainnya hebat deh. Aku juga mau dong. Kayaknya si Fani juga
mau tambah tuh!” “Begini saja. Besok kalian semua ke rumahku jam 10
pagi, OK? Rumahku kan kosong. Ortuku lagi di Singapore.” Semuanya
setuju. Maka besok aku harus datang ke rumah Christina. Kuhampiri Fani
dan mengantarkannya pulang. Aku merasa tidak enak, karena Fani sudah
ditinggal oleh temannya. Rupanya aku dan Fani bermain terlalu lama,
sekitar 1 jam.
Besoknya jam 10 aku sampai di rumah Christina.
Rumahnya sangat besar. Kamar Christina terletak di ujung rumahnya. Kamar
itu seperti terisolasi dari ruangan lain. Ketika aku masuk kamarnya, di
situ ada Christina dan Fani sedang ngobrol. Christina tampak sexy
dengan tank top pink dan celana pendek jeans-nya. Aku dapat melihat
dengan jelas BH warna hitam miliknya. Sedangkan Fani mengenakan T-shirt
warna biru muda dan rok mini dengan BH warna krem. Oh ya, Christina baru
16 tahun dengan tinggi 168 cm. Payudaranya lebih kecil (32B)
dibandingkan Fani, namun wajahnya paling cantik. Bentuk tubuhnya pun
sangat sexy. Bahkan mungkin hanya Fani yang dapat menandinginya.
Ketika
aku masuk kamarnya, aku langsung disambut dengan manis. Aku pun ikut
dalam pembicaraan mereka. Christina mulai menyalakan BF miliknya. Kami
semua menyaksikan BF tersebut. Kulihat mereka satu persatu mulai
terangsang. Tangan Fani sudah mulai meraba-raba celana dalamnya di balik
rok mininya. Christina belum terlalu menunjukkan ekspresi. Aku mulai
mendekati Christina dan merebahkannya di atas ranjang. Aku menindihnya
dan menciumnya sementara tanganku menggerayangi payudaranya. Christina
mencoba meronta sesaat. Kulepaskan semua baju tank top-nya. Kukeluarkan
payudaranya dari BH-nya dan mulai menjilati payudaranya dengan liar.
Walaupun payudaranya tidak besar, namun payudaranya sangat nikmat untuk
dirasakan. Ekspresi wajah Christina pun mulai berubah. Wajahnya menjadi
sangat merangsang. Kucium mulutnya dengan mengulum lidahnya. Christina
pun mulai merespon cumbuanku. Dia membalas ciumanku. Cukup lama aku
melakukan French kiss dengannya. Dia sangat menikmatinya.
Lalu aku
mulai mengarahkan ciumanku ke dadanya. Kuciumi dadanya dengan nikmat
sambil kulepas BH-nya. Kugigit putingnya perlahan. Ketika aku sedang
mencupang dadanya, tiba-tiba Fani melepas celana jeans-ku dan celana
dalamku. Kuhentikan sejenak ciumanku untuk membantu Fani melepas
pakaianku. Sekarang kami semua sudah dalam keadaan telanjang. Aku
melanjutkan seranganku terhadap Christina. Sementara itu Fani mulai
memegang dan merasakan batang kejantananku. Kemudian Fani memasukkan
batang kejantananku ke dalam mulutnya, walaupun hanya setengah yang
dapat masuk. Nikmat sekali rasanya bisa ML dengan 2 cewek cantik
sekaligus.
Lalu aku mencoba merasakan nikmatnya kemaluan
Christina. Mulutku mulai menyentuh kemaluan yang ditumbuhi rambut tipis
itu. Lidahku berusaha menemukan klistorisnya. Christina pun mulai
mengeluarkan erangan yang membuatku lebih bernafsu. Klistoris kecil
Chistina kuhisap dan kugigit dengan buas. Tak lama, aku merasakan liang
senggama Christina menyemburkan cairan khas. Kulahap semua cairan itu.
Aku sangat menikmatinya. Lalu aku menyuruh Christina berada di posisi
konvensial. Kusentuhkan kepala kejantananku pada bibir liang
senggamanya.
Sementara itu Fani meletakkan kemaluannya tepat di
atas mulut Christina. Aku mencoba memasukkan kepala kejantananku ke
dalam liang senggama Christina, namun tidak bisa. Rupanya batang
kejantananku terlalu besar untuk menembus kemaluannya. Berulang kali
Christina menjerit kesakitan.
“Aku coba agak keras, ya?” tanyaku
pada Christina. Christina pun merespon positif. Kunaikkan tungkai
kakinya yang mulus ke bahuku dan kupegang pahanya. Kutarik pahanya agak
keras untuk memasukkan batang kejantananku. Christina menjerit dan
meronta, namun batang kejantananku tetap belum dapat masuk. Kusuruh Fani
mengulum batang kejantananku sejenak, lalu kusiapkan lagi posisi tadi.
Kali ini kutusukkan batang kejantananku dengan sangat keras. Christina
pun menjerit kesakitan. Aku mencoba menenangkannya. Waktu aku tadi
menghujamkan batang kejantananku ke liang
senggamaku, kurasakan batang kejantananku merobek selaput daranya. Christina
tampak akan menangis. Kudiamkan beberapa saat.
Kemudian ketika wajah Christina sudah tidak kesakitan, kumasukkan
batang kejantananku semuanya. Batang kejantananku tidak dapat masuk
seluruhnya, walaupun telah menyentuh dasar liang senggamanya.
Kemaluannya sangat sempit. Batang kejantananku serasa dihisap-hisap.
Kuputar-putar batang kejantananku di dalam kemaluannya. Christina terus
mendesah keenakan. Beberapa saat kemudian, wajahnya memerah dan
kelihatannya dia akan orgasme. Kuganti seranganku dengan tusukan.
Christina terus mendesah, namun aku tak mempedulikannya. Aku terus
mempercepat tusukannya. Tak lama, Christina mengatakan, “Aku mau
keluar..” Kubalas, “Tunggu, aku juga!” Kupercepat laju batang
kejantananku, sampai akhirnya tubuhnya mengejang. Batang kejantananku
terasa dijepit. Aku merasakan liang senggamanya menyemburkan cairan
kenikmatan.
Aku juga mau keluar. Aku tanya padanya,
“Mau di luar
atau di dalam?” Dia jawab, “Di luar aja..” Aku mencabut batang
kejantananku lalu aku pun mengeluarkan cairan spermaku di atas dadanya.
Ketika aku mencabut batang kejantananku, kulihat ada darah yang keluar
dari liang senggama Christina. Aku menatap wajah Christina yang masih
kelelahan. Kucium mulutnya sambil berkata, “Permainanmu sungguh hebat!”
Christina pun membalas, “Nanti aku tambah lagi ya.” Lalu ia bangun dan
berjalan menuju kamar mandi.
Sementara itu, Fani mendekatiku
sambil berkata, “Sekarang, kau milikku. Puaskan aku sampai aku tak dapat
bangun lagi!” Fani memegang batang kejantananku lalu mencoba membuat
batang kejantananku bangkit kembali. Dia terus mengulum batang
kejantananku. Agak lama baru batang kejantananku dapat bangkit, karena
waktu aku dengan Christina, aku merasakan kenikmatan yang sangat luar
biasa. Belum pernah aku merasakan kenikmatan luar biasa dari liang
senggama seorang cewek.
Setelah batang kejantananku bangkit, aku
menidurkan tubuhnya, lalu mencium mulutnya. Setelah itu, perlahan-lahan
mulutku kuarahkan ke bawah sampai ke dadanya. Kucupang dadanya sampai
Fani mengerang kenikmatan. Putingnya yang mengeras terus kupermainkan
dengan lidahku. Lalu kubenamkan kepalaku di antara kedua tungkai pahanya
yang mulus. Kucoba menemukan klistorisnya dengan lidahku. Kugigit
lembut klistorisnya sampai Fani mengerang keenakan. Aku terus bermain di
kemaluannya sampai akhirnya ada cairan hangat menyembur dari
kemaluannya. Kuhisap habis semua cairan itu. Lalu, aku duduk di ranjang
dan menyuruh Fani duduk di atas batang kejantananku, membelakangiku.
Perlahan-lahan kumasukkan batang kejantananku ke dalam liang senggama
Fani. Aku tidak mengalami banyak kesulitan, karena liang senggama Fani
sudah basah. Namun Fani tetap menjerit, karena batang kejantananku yang
terlalu besar. Kugerakkan batang kejantananku di dalam kemaluan Fani.
Kumainkan batang kejantananku di dalam kemaluan Fani. Tak lama kemudian,
Fani setengah menjerit, “Aku hampir keluar!” Kurasakan tubuh Fani
menegang lalu kurasakan kemaluannya mengeluarkan cairan kenikmatannya.
Agak
lama aku berada dalam posisi itu, lalu kuganti dengan doggy style.
Kutusuk-tusukan batang kejantananku ke kemaluannya. Fani tampak menyukai
posisi ini. Tanganku dengan liar meraba-raba payudaranya. Christina pun
sudah selesai mandi. Dengan mengenakan kimono, ia mendekati kami dan
duduk menyaksikan permainanku. Dapat kucium bau wangi sabunnya, aku
semakin ingin merasakan lagi kenikmatan kemaluannya yang sempit itu.
Kupercepat lagi laju batang kejantananku dalam kemaluannya. Fani semakin
mendesah kenikmatan. Lalu kurasakan spermaku sudah mengumpul di batang
kejantananku.
“Fan, aku mau keluar nih,” desahku tertahan.
“Tunggu. Aku juga mau keluar!” balas Fani dengan nada tertahan penuh
nafsu. Lalu kupercepat tusukanku. Kurasakan kemaluan Fani sudah
mengeluarkan cairannya. “Aku keluarkan di dalam atau di luar.” bisikku
mesra. “Aku ingin menghisapnya lagi!” kata Fani. Ketika kurasakan akan
keluar, kucabut batang kejantananku dan kumasukkan batang kejantananku
ke mulutnya yang mungil. Di dalam mulut Fani, batang kejantananku
mengeluarkan spermaku. Lalu Fani menelan semua spermaku. Setelah itu,
Fani mengulum sebentar batang kejantananku. Fani lalu berkata padaku,
“Thanks, Lex. Kamu telah memberikan kenikmatan yang luar biasa.” Kuberi
dia French Kiss. Fani pun ke kamar mandi untuk membersihkan badan.
Aku
beristirahat sejenak, lalu kulihat ke arah Christina. Dia sudah
mengenakan kembali tank top-nya. Perlahan-lahan, Christina menari
striptease untuk membangkitkan nafsuku. Namun batang kejantananku masih
belum dapat bangkit dari kelemasannya. Christina menari semakin hot.
Pakaiannya dilepasnya satu persatu dengan gaya yang erotis. Tubuhnya
yang mulus tanpa cacat itu diraba-rabanya. Akhirnya batang kejantananku
mulai bangkit. Christina langsung melakukan blow job sampai batang
kejantananku kembali tegang dengan sempurna. Mulutnya yang mungil itu
mengulum batang kejantananku dengan nikmatnya. Lalu kuraih tubuhnya dan
kubaringkan di ranjang untuk posisi 69. Ketika wajahku tepat berada di
depan kemaluannya, kurasakan bau yang sungguh wangi. Kubenamkan wajahku
di dalam selakangannya. Kujilati kemaluannya dan kugigit-gigit
klistorisnya. Selama aku melakukannya, kira-kira Christina sudah klimaks
2 kali.
Tiba-tiba saja Christina menghentikan blow job-nya lalu
mulai mengincar batang kejantananku. Dia jongkok di atas batang
kejantananku menghadap ke arahku (aku dalam posisi tidur) lalu ia
membuka lebar pahanya. Perlahan-lahan ia memasukan sendiri batang
kejantananku ke dalam liang senggamanya. Batang kejantananku kembali
mengalami kesulitan walaupun tak sesulit tadi. Kemaluan Christina
kembali menjadi rapat walaupun masih basah. Akhirnya seluruh batang
kejantananku dapat berada dalam kemaluannya. Christina mengerang
kesakitan sekaligus mendesah. Kubiarkan dia membiasakan diri dengan
batang kejantananku.
Perlahan-lahan kugoyangkan pantatnya. Namun
setelah itu Christina melakukannya sendiri untuk menyesuaikan dengan
dirinya sendiri. Pertama-tama memang laju batang kejantananku agak
lambat. Namun Christina mampu menemukan tempo yang diinginkannya. Hingga
tak lama kemudian, badan Christina meregang dan batang kejantananku
merasakan keluarnya cairan panas dari liang kenikmatannya. Cukup lama
regangannya kali ini. Mungkin sekitar 1 menit. Dia terus meneruskan
permainannya. Sementara itu, Fani kembali dari kamar mandi dan
berjongkok di atas tubuhku sambil membuka pahanya. Langsung saja
kusantap clistorisnya. Cukup lama aku berada dalam posisi seperti itu.
Hampir 45 menit. Berulangkali Fani dan Christina mengalami orgasme.
Christina lebih mudah mencapai klimaks daripada Fani. Christina sudah
klimaks 5 kali, sedangkan Fani baru 3 kali.
Lalu kami berubah
posisi, aku dan Christina melakukan doggy style sedangkan Fani di depan
Christina. Aku menggerakan batang kejantananku dengan perlahan namun
batang kejantananku masuk seluruhnya. Tempo permainan kupercepat. Sampai
akhirnya Christina meregang lagi. Tak sampai 5 menit kemudian, aku pun
tak kuat lagi. Kucabut batang kejantananku dari kemaluannya dan kukocok
di depan mulut mereka berdua. Kusemburkan cairan spermaku ke wajah
mereka, dan mereka melahapnya dengan bernafsu. Aku sungguh merasa lelah.
Batang kejantananku terasa ngilu. Namun permainan belum selesai
seluruhnya. Fani mulai melakukan blow job pada batang kejantananku. Aku
sudah melarangnya namun nafsu Fani masih menggebu.
Aku sendiri heran
mengapa mereka bisa sekuat itu. Blow job Fani kali ini benar-benar
nikmat. Aku pun tak kuasa menahan laju spermaku di mulut Fani. Christina
yang melihat hal itu ikut-ikutan mengulum batang kejantananku. Akhirnya
terpaksa aku memberikan kesempatan terakhir pada Christina. Mulutnya
bergerak naik turun menyusuri batang kejantananku. Dengan lembut
dihisapnya batang kejantananku. Kurasakan spermaku kembali mengumpul.
Kupegang kepala Christina dan membenamkannya ke batang kejantananku.
Akhirnya kuakhiri permainan marathon ini dengan semprotan spermaku di
mulut Christina.
Aku sungguh sangat puas. Sudah beberapa jam kami
bermain. Inilah permainan terlamaku sekaligus ternikmatku. Aku langsung
tertidur di situ. Ketika aku bangun, aku mendapatkan Fani di sebelah
kiriku dan Christina di sebelah kananku dalam keadaan telanjang. Setelah
itu hubungan kami semakin dekat satu sama lain, dan kami pun sering
mengulang permainan yang menggairahkan iru bersama mereka. END
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :
No comments:
Post a Comment