Agen Poker Terbaik - Nafsu Birahi Ngentot Dengan Mama Dirumah Tante - Sebenarnya aku teramat malu untuk menceritakan kejadian tragis ini,
bagaimanapun ini rahasia keluarga, aku dan mama. Waktu itu hari Minggu
pagi, pertengahan bulan Desember 2012, ketika liburan sekolah semester
ganjil, semester pertama setelah di SMU. Pada hari itu aku diminta mama
untuk mengantar ke Solo, katanya ada acara reuni dengan teman-temannya
di kota Solo. Dengan sepeda motor pemberian mama sebagai hadiah ulang
tahun ke-17 juga sebagai hadiah aku diterima di salah satu SMA negeri
bonafid di kabupaten, aku antar mama ke Solo, tepatnya di kota Palur.
Agen Poker Terbaik - Sesampainya
di tujuan, sudah banyak teman mama yang hadir. Mereka datang
berpasangan (mama sudah menjanda ketika aku duduk di kelas II SMP, papa
tertanggap menghamili gadis tetangga). Semula aku kira mereka pasangan
suami istri atau ibu dengan puteranya sepertiku, namun lama-lama aku
menjadi sangsi. Bagaimana tidak, meskipun selisih usianya cukup jauh
tapi mereka tampak begitu mesra. Bahkan ketika mama memperkenalkan aku
kepada teman-temannya sebagai anaknya, mereka semua tidak percaya,
malah-malah mereka bilang mama hebat dalam memilih pasangan. Beberapa
lelaki, yang semula aku anggap suami-suami mereka, banyak yang memberi
semangat kepadaku.
Menurut mereka, aku merupakan lelaki yang
beruntung bisa mendapatkan cewe seperti mama, selain cantik, muda dan
tidak pelit namun yang lebih penting duitnya banyak. Sebenarnya aku
malu, marah dan kesal. Bagaimana tidak marah, mereka tetap tidak percaya
kalau aku anak mama yang sebenarnya. Namun demi melihat mama hanya
tersenyum saja, aku tak menampakkan kesemuanya itu.
Dalam
perjalanan pulang mama baru cerita semuanya kalau sebenarnya mereka
bukan suami istri atau ibu dengan anak-anaknya, mereka merupakan
pasangan idaman lain (PIL). Mama juga cerita mengapa tadi hanya
tersenyum waktu mereka bilang aku pasangan mama dan hanya sedikit
membela diri bahwa aku anaknya yang sebenarnya.
Menurut mama susah
menjelaskan kepada mereka kalau aku anak mama yang sebenarnya, karena
dihati mereka sudah lain. Mama juga cerita kenapa mengajak aku untuk
mengantar ke acara tersebut, selain aku libur juga mama akan susah
menolak seandainya nanti lelaki (gigolo) yang mereka tawarkan kepada
mama jadi datang. Selama ini sudah sering mama diolok-olok oleh mereka.
Mama dikata sebagai janda muda yang cantik dan punya uang tapi kuper.
Dan jadwal selanjutnya, tahun baru (siang) di yogyakarta, di rumah Tante
Ina.
Dua minggu sejak pertemuan di Solo, Tahun Baru pun datang, 1
Januari 2013. Dengan sepeda motor yang sama aku antar mama ke rumah
Tante Ina di yogyakarta. Sengaja untuk acara ini aku minta mama untuk
membeli beberapa pakaian, aku tidak terlalu kalah gengsi dengan
cowok-cowok mereka. Sesampainya kami di di rumah Tante Ina, teman-teman
mama sudah banyak yang datang lengkap dengan centheng-centhengnya.
Ketika datang kami disambut dengan peluk dan cium mesra.
Rumah
Tante Ina cukup besar dan luas, cukup untuk menampung lebih dari 30
orang. Acara dibuka dengan sambutan selamat datang dan selamat tahun
baru dari tuan rumah, dilanjutkan dengan makan bersama dan seterusnya
acara biasa “ngerumpi”. Entah usul dari siapa, diruangan tengah menyetel
VCD porno. Kata mereka biasa untuk menghangatkan suasana yang dingin
karena musin hujan.
Bisa dibayangkan bagaiaman perasaanku, diusia
ke-17 dikala tingkat birahi sedang tumbuh menyaksikan kesemuanya ini.
Mamapun juga tampak kikuk terhadapku, terlebih ketika Tante Astuti dan
pacarnya tampak asyik bercium mesra disampingku dengan tangannya yang
gencar menjelajah dan suaranya yang cukup berisik. Dan diantara
kegelisahan itu, Tante Ina membisikkan kepada kami kalau mau boleh
menggunakan kamar diatas. Sambil menyerahkan kunci dia ngeloyor pergi
sama pacarnya.
Aku dan mama hanya tersenyum, tapi ketika aku toleh
di sekeliling sudah kosong, yang ada tinggal Tante Melani dan Tante
Yayuk beserta pasangan mereka masing-masing, dimana pakaian yang mereka
kenakan juga sudah kedodoran dan tidak lengkap lagi. Dengan rasa jengah
mama mengajakku ke lantai atas. Di lantai atas, di kamar yang disediakan
untuk kami, tidak banyak yang dapat dilakukan. Kasur yang luas dan kain
sprei yang berwarna putih polos hanya menambah gairah mudaku yang tak
tersalurkan. Mama minta maaf, kata mama kegiatan semacam ini tidak
biasanya diadakan waktu siang hari, dan baru kali ini mama ikut
didalamnya (biasanya mama tidak hadir kalau acara malam hari). Sewaktu
akan keluar kamar mama sengaja membuat rambutnya tampak awut-awutan
(biar enggak ada yang curiga, katanya).
Waktu menunjukkan pukul
15.30 wib acara selesai. Pertemuan selanjutnya dikediaman Tante Astuti
di Solo, bertepatan hari ulang tahun Tante Astuti yang ke-42. Sejak
acara mendadak di rumah Tante Ina, selama dalam perjalanan pulang, mama
tak banyak bicara. Kebekuan ini akhirnya cair waktu kami istirahat isi
bensin. Satu hal yang tak dapat kulupa dari mama, ketika akan keluar
kamar atas tidak tampak penolakan mama waktu aku sekilas mencium pipi
dan bibirnya serta waktu akan pamitan pulang mama juga tampak santai
ketika tanganku sekilas meremas buah dadanya.
Ketika aku tanyakan semua ini, mama hanya tersenyum dan mengatakan kalau aku mulai nakal.
Sehari menjelang pertemuan di rumah Tante Astuti mama tanya sama aku,
mau datang apa enggak karena malam hari dan takut hal-hal seperti
dirumah Tante Ina yang lalu akan terulang. Karena bertepatan hari ulang
tahun Tante Astuti aku sarankan hadir, masalah yang lalu kalau memang
harus terjadi yach itung-itung rejeki, kataku sambil berkelakar.
5
Februari 20 di rumah Tante Astuti suasana hingar-bingar. Maklum Tante
Astuti seorang janda sukses dengan seorang putera yang masih kecil.
Dalam acara hari ini Tante Astuti sengaja mendekorasi rumahnya dengan
suasana diskotik. Dentuman musik keras, asap rokok dan bau minuman
beralkohol menyemarakkan hari ulang tahunnya. Setelah memberikan ucapan
selamat dan mencicipi makan malam acara dilanjutkan dengan ajang
melantai. Sebenarnya mama sudah berusaha untuk tidak beranjak dari
tempat duduknya, namun permintaan Tante Susan agar mama bersedia
berdansa dengan relasi Tante Susan jualah yang membuat mama bersedia
bangkit. Tak tega aku melihat kekikukan mama apalagi relasi Tante Susan
tampak berusaha untuk mencium mama, serta merta akupun berdiri dan
permisi kepada relasi Tante Susan agar mama berdansa denganku. Kujauhkan
rasa sungkan, malu dan grogi. Kurengkuh pinggang mama sambil terus
berdansa kuajak ke arah taman untuk istirahat minggir dari keramaian
pesta.
Dibangku taman bukan ketenangan yang kudapat, justru yang
ada Tante Vita dan Tante Mitha dengan pasangannya asyik bercumbu mesra.
Kepalang tanggung mau kembali ke pesta kasihan mama yang sudah cukup
lelah selain tak enak sama mereka karena kalaupun kembali ke dalam harus
melewati Tante Vita dan Tante Mitha. Akhirnya mama memutuskan kami
tetap dibangku taman sambil menunggu pesta usai. Supaya Tante Vita dan
Tante Mitha tidak merasa jengah, mama memintaku untuk menciumnya.
Awalnya hanya sekedar pipi dan sekilas bibir namun demi mendengar dengus
nafsu Tante Yani, nafsu mudaku pun tak dapat kutahan.
Tak hanya
kecupan, justru pagutan yang lebih dominan dan tanpa sadar entah kapan
mulainya, tangan ini sudah bergerilya di dalam baju mama, memeras,
memilin dan ….. hingga teriakan nafsu Tante Mitha menyadarkan
perbuatanku atas mama.
Bercampurlah rasa malu, bersalah dan entah
…. pada diri ini, aku mengajak mama untuk segera pamit kepada tuan rumah
meskipun Tante Astuti menyarankan kami menginap dirumahnya.Sesampainya
dirumah kutumpahkan rasa sesalku atas perbuatan tak senonohku pada mama.
Lagi-lagi mama hanya tersenyum dan mengatakan tak apa-apa, wajar orang
lupa dan khilaf apalagi suasana seperti di rumah Tante Vita yang serba
bebas. Sambil iseng aku bertanya mengapa waktu itu mama tidak menolak.
Kata mama supaya Tante Vita dan Tante Mitha tak terganggu apalagi waktu
itu aku tampak bernafsu sekali. Oleh mama aku tak perlu memikirkan yang
sudah-sudah dan sambil beranjak tidur mama masih sempat mencium pipiku.
Namun
bagaimana aku bisa tak perlu memikirkan yang sudah-sudah sementara
nafsu sudah bersimaharajalela. Karena tetap tak bisa tidur, dengan
terpaksa tengah malam (+ 02.00 wib) kubangunkan mama. Dikamar tengah
kucumbu mama, kucium, kupagut dan tangan ini tak terhalang
bergentayangan disekujur tubuh mama. Namun tangan ini akhirnya berhenti
sebelum sampai pada tujuan akhir, tempat yang teramat khusus. Pagi
harinya tak tampak kemarahan pada wajah mama, sambil sarapan pagi mama
malah berkata kalau aku mewarisi sifat-sifat papa yang nakal tanpa
menegur kelakuanku tadi malam. Bahkan mama geleng-geleng kepala ketika
aku pamit berangkat sekolah kucium bibirnya didepan pintu.
4 April
2013 genap sudah 18 tahun usiaku, hari itu terasa lama sekali menunggu
sore. Hari itu aku menunggu-nunggu hadiah ulang tahun spesial yang telah
dijanjikan mama. Dua hari yang lalu, aku ditanya mama ingin hadiah apa
untuk merayakan hari ulang tahunku. Sudah cukup banyak hadiah ulang
tahun yang aku punya seperti : motor atau komputer. Akhirnya aku katakan
pada mama, kalau mama tidak keberatan aku mau mama. Sekilas mama
terdiam, ada perasaan tidak percaya atau tidak dapat menerima
permintaanku. Aku dikira bercanda lagi dan mama bertanya seebnarnya aku
mau hadiah apa, aku bilang pada mama kalau aku tidak bercanda kalau aku
mau mama.
Dua hari mama terdiam, dua hari kami tidak bertegur
sapa. Aku kira mama marah atas permintaanku terdahulu. Pagi hari tadi
setelah sarapan aku minta maaf pada mama atas permintaanku dua hari yang
lalu dan sekaligus aku bermaksud menarik permintaanku.Namun mama
berkata lain, bahwa permintaanku dua hari yang lalu akan mama penuhi.
Aku nanti malam diminta tidak mengundang teman-temanku dan aku juga
diminta untuk mempersiapkan diri. Timbul dihatiku rasa senang, cemas,
grogi, bahagia dan entah…. Spontan kucium mama, kucium pipinya, kucium
bibirnya dan kucium matanya serta kupeluk erat.
Selepas pulang
kerja tadi sore mama tidak keluar dari kamarnya. Baru tepat pukul 21.30
wib bersamaan dengan selesainya acara Dunia Dalam Berita di TVRI mama
memanggilku untuk ke kamarnya. Dengan gemuruh hati yang berdetak keras
kuhampiri kamarnya dan kudapati mama di depan pintu dengan tubuhnya
terbalut kain sprei. Sambil tersenyum manis mama mencium bibirku dan
mulai melepas satu-persatu pakaian yang kukenakan. Tak kudapati wajah
keterpaksaan pada mama, bahkan dengan serta merta tangan mama meraba dan
mengelus dengan lembut ketika pakaian yang kukenakan tinggal celana
dalam saja. Dengan nafsu dan gairah yang menggelegak kuserang mama.
Kucium, kupeluk, kucumbu dan dengan kekuatan prima kuakhiri perjakaku
yang disambut mama dengan belitan yang memabukkan, yang menuntuk terus
dan selalu terus, entah berapa kali malam itu birahi kutuntaskan.
Ada
terbersit rasa bangga, puas dan plong ketika kutemukan mama tertidur
pulas dengan bertelanjang dalam pelukanku. Kucium keningnya, namun
ketika aku akan bangun mama menahanku dan dengan kelihaiannya mampu
membangkitkan lagi gairah birahiku. Dan pagi hari itupun menjadi pagi
yang teramat indah. Sebelum aku meninggalkan kamarnya mama mencium pipi
dan bibirku sekilas sambil mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku.
Entah
mengapa dengan mama aku bisa begitu bergairah, semenjak kejadian di
rumah Tante Vita tadi Yogyakarta yang lalu setiap memandang mama selalu
timbul birahiku. Di sekolah tak kurang gadis sebaya yang lebih cantik
yang tak menolak aku pacari, namun justru dengan mama birahiku timbul.
Tapi harus diakui meskipun mama sudah cukup umur namun memang masih
cantik, putih, tinggi, sintal, supel, luwes, berisi dan semenjak itu,
hampir tiada batas penghalang antara aku dan mama.
Dimana tempat dan
dimana waktu, kalau aku mau mama selalu memenuhi. Dengan mama birahiku
tak padam-padam. Setiap acara teman-teman mama selalu menjadi acara luar
kota yang sangat mengasyikan dan menjadi acara favorit yang selalu aku
tunggu-tunggu. Sungguh permainan ranjang mama menjadi suatu candu
hidupku, sore hari, sebelum tidur, sebelum belajar bahkan sebelum
berangkat sekolah pun mama selalu siap.
Dengan lemah-lembut, keayuan,
kepasrahan, dan naluri keibuannya mama memenuhi hasratku sebagai lelaki.
Hingga kini, ketika istriku tengah mengandung anakku yang ketiga,
dimana istri sedang tidak laik pakai, kembali mama sebagai penyelamat
saluran nafsuku dan entah sampai kapan lagi kami masih harus begini. END
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :
Posted By : 233win.com
No comments:
Post a Comment