Aku seorang sarjana malah aku juga memiliki ijizah S2, tapi aku tidak
pandai untuk memanfaatkannya, aku malah lebih senang menjadi teknisi
handpone. awalnya si memang iseng iseng tapi lama kelamaan aku menikmati
pekerjaanku walaupun jurusanku tidak ada sangkut pautnya dengan
teknisi.
Agen Poker Terbaik - Aku bersyukur bisa mengahasilkan teknisi handal, saat ini
aku sudah berkeluarga dan sedang mengembangkan usahaku, dimana aku
dibantu oleh istriku dan adik iparku yang masih SMA, dia kami suruh
untuk jaga ruko yang kami sewa sehabis pulang sekolah. Cintia nama adik
iparku tersebut dan bisa dibilang Montok karena pantatnya yang behenol
dan payudaranya yang menggunung.
Tapi dia masih tidak mau
menggunakan yang namanya bra.. katanya malu, padahal aku kakak iparnya
sering sekali menggoda bahkan sempat beberapa kali sengaja ku senggol
buah dada yang baru tumbuh itu, tapi dia tetap saja masih belum mau
menggunakan BH.
Siang itu seperti biasa aku baru mau mandi dan
ternyata mesin air tidak mau hidup, dari pada menunggu sampai sore dan
yang pasti istriku bakal ngomel kalau mau mandi airnya gak ada terpaksa
aku memanggilnya.
“Mah tadi pagi mesin air hidup gak..?”
“Belum ngidupin mesin dari pagi, kan baru kemarin sore tong di isi!”
“Cintia udah pulang belum? Ngebantu naikin mesin”
“udah paling lagi ganti baju”Cintia bantu kakakmu naikin mesin air
Akupun
kebelakang membuka tutup sumur dan menyiapkan peralatan!, buat
memperbaiki semua peralatan. Pekerjaan rumah aku anggap gampang karna
memang hobyku sejak kecil utak atik mesin.
“Kenapa kak mesinnya ?” Cintia menggunakan kaos lengan pendek ketat dengan setelan celana leging.
Menunjukkan seluruh bentuk tubuhnya dan memang seperti itulah dia yang masih polos.
“Rusak makanya di naikin mau di betulin, dah yuk bantu” kamipun mengangkat pengait mesin air”.
Buat dari besi jadi gampang untuk menaik turunkan kalau ada kerusakan akupun men cek apanya yg rusak.
Sementara Cintia jongkok di depanku.
Sesekali kulirik bagian selangkangannya yg menunjukkan belahan vagina
tercetak begitu jelas. spontan, Si dedek di dalam celana menggeliat dan
dia hanya terus memperhatianku yang sibuk memperbaiki mesin.
Tanpa merubah posisi jongkoknya meskipun tanpa di sadari aku selalu melirik selangkangannya.
“Udah Cintia, coba tes hidupin dulu saklarnya” aku menyuruhnya.
“Oke.. udah matiin lagi”
“Udah bisa lagi kak?”
“Udah yuk turunin lagi”
“Udah Cintia ambilin air pake ember “
setelah ku anggap semua beres aku menyuruhnya mengambil air di bak
mandi untuk mancing biar gak kemasukan angin.. dia berjalan ke kamar
mandi belakang saat itu.
Kembali ku lihat bongkahan pantatnya yg
begitu menantang membuat adek di selangkanganku semakin mengeras tapi
otak warasku tetap bertahan, sekembalinya dia menenteng ember yang penuh
dengan air aku menyuruhnya memegangi pralon dan ku isi dengan air,
setelah penuh ku hidupkan mesin tapi air belum bisa naik.
“ini harus tutup dulu pralonnya pake tanganmu”
“Gimana kak”
“Gini” akupun tak sengaja seperti memeluknya dari belakang karna posisi
saklar di belakangnya karna ingin cepat dan otomatis pada saat itu si
dedek menempel ketat di belahan pantatnya.
Tanpa dia sadari dan
akupun tanpa sengaja menggesekan dedekku yg sudah tegang beberapa kali
dan dengan buka tutup buka tutup telapak tangan pada pralon akhirnya air
menyembur dan membasahi dia..
“Aduh kak aku jadi basah semua nih!”
“Gak papa sekalian mandi” sambil aku menuju ke saklar untuk mematikannya.
Aku
pun menuju ke sebelah dia untuk menyambung peralon, tapi aku ternyata
mendapat rejeki saat melihat bagian depan Cintia yg basah, teteknya yg
tumbuh seukuran genggaman tanganku terlihat jelas karna kain t-shirt
tipis dan singlet yg di gunakan tak mampu menyembunyikannya saat basah.
aku yang sudah sangat terangsang sejak melihat belahan yang tercetak di
selangkangannya sejak tadi langsung berusaha untuk menjaili dia.
“Cintia
itu pentilnya kok masih kecil banget si?”dia tidak menyangka aku akan
menekan pentil susunya yg sedari tadi di suguhkan untukku.
“Ih kakak jahat banget sih”dia kaget setelah aku berhasil menekan pentilnya.
“makanya pake BH dong biar kalo basah kayak gini gak nyeplak gitu”
“bodo amat wek” dia mencibirkan bibirnya karna malu dan aku semakin
gemas ingin menggesekkan kontol kepantatnya..Akupun mengatur siasat agar
dia terangsang.
saat itu aku menggunakan celana boxer dan aku melangkah menuju kamar mandi dan melepaskan sempakku.
Hanya
dengan menggunakan celana boker aku kembali tapi Cintia tidak melihat
kontolku yang sudah tegang karna tertutup kaosku yang panjang, pralon
yang sudah kusambung meskipun lemnya belum kering sengaja agar terlepas
saat ada air meyembur, ku suruh Cintia menghidupkan mesinnya.
“Cintia udah coba mesinnya hidupin “
Beberapa
saat mesin menyala tanpa ada masalah dan akhirnya rencanaku berhasil,
sambungannya terlepas dan menyembur ke arahku membuatku basah semua
“Ha ha ha sukurin.” Dia meledekku karna aku tersembur.
“Udah dong cepetan matiin aku basah nih”.
“Biarin biar tau rasa” dia meledekku dan pada saat itu istriku membuka pintu belakang.
“ Lho kok nyembur kemana mana gini sih pah?”
“Ini sambungan peralonnya lepas, udah Cintia matiin mesinnya, eh depan jangan di tinggal dong”
“Iya iya bawel amat sih” istriku meninggalkan kami kembali sambil menggerutu
Sementara Cintia hanya tersenyum senyum melihatku yang basah kuyup.
Dan
pura pura sibuk kembali menyambung peralon aku jongkok sedemikian rupa
untuk memamerkan besarnya kontolku ke Cintia, dia yg awalnya hanya
melihatku menyambung peralon akhirnya berhasil terperangkap melihat
selangkanganku sambil melongo.
Aku yang mengetahuinya tertawa
dalam hati sambil terus pura pura sibuk setelah beberapa saat sepertinya
dia tidak berkedip akupun mengagetkannya.
“Cintia kamu melongo liat apaan” sambil kulirik selangkanganku yang aku kedut kedutkan.
“Ah.. emhhh enggak kok kak” dia nampak gugup dan mukanya memerah.
“ Tolong itu dong kunci di bawahmu”
Aku kembali pura pura sibuk sambil sesekali kulirik dia yang diam diam melihat selangkanganku terus.
“Tadi lemnya belum kering jadi lepas sambungannya” aku menjelaskan ke dia tapi dia seperti tidak mendengar.
“Eh kamu ngeliatin ini ya” sambil ku genggam kontolku dari luar celana.
“Iya eh enggak kok” dia berkelit dan mukanya semakin merah.
“Gak usah malu, kamu mau liat? Nih liat” aku mengeluarkan kontolku yang tegang dihadapannya.
“Ih kak Deny porno banget sih, serem tau”
“Kamu belom tau sih, ini tuh rasanya enak banget! Kalo kamu udah pernah
ngerasain pasti ketagihan deh!” Aku menggoyang goyangkan kontolku
sementara meskipun dia melengos tapi kadang dia melirik.
“Akukan
suka nyolek tetek kamu Cintia! Sekarang kalo kamu mau nyolek punya kakak
silahkan aja, mumpung mbakmu di depan sibuk” aku menggapai tangannya
untuk memegang kontolku tapi dia menolak.
“Nggak ah kak, serem, takut”
“Kalo gak mau ya udah” akupun memasukkan kontolku kedalam celana dan aku tau dia melirik..
“Ya udah kita terusin kerjaannya dulu Cintia”
dia menggangguk dan meneruskan memperhatikanku yang merapikan sambungan
peralon yang tadi sudah kuberi lem. Mukanya masih merah dan sesekali
dia melirik selangkanganku yang dengan sengaja terus ku kedut-kedutkan.
“Ok
Cintia dah selesai” akupun membereskan peralatanku dan dia ikut
membereskan ember dan membawanya ke kamar mandi setelah dia menghidupkan
mesin air untuk mengisi tower.
Cintia tidak langsung keluar kamar
mandi dia menunggu air untuk mencuci tangannya yang kotor aku yang
masih bernafsu menyusulnya pura pura ingin melihat airnya sudah bening
apa belum.
“Cintia coba buka krannya airnya udah butek gak?” dia
sedikit menungging saat itu aku dengan cepat menempelkan kontolku ke
pantatnya sambil ku kedut kedutkan seolah olah ingin ikut melihat ke
dalam bak air yang di bukanya.
“ Ih kak roy nempel nempelin gini sih” dia meng goyang goyangkan pantatnya
“Nggak sengaja Cintia, tapi kok pantatmu anget banget sih”aku semakin menekan merapat ke beongkahan pantatnya
“Kak udah dong geli nih” dia ingin beranjak
“Eh ntar dulu tanggung enak banget nih”
“Ih enaknya dimana lagi” dia mencibir”
“Loh mosok kamu belum tau kalo bisa enak” aku diam diam mengeluarkan kontolku dari celana boxerku
“Dari tadi gak enak tapi kak Deny berat”
Aku
mulai menjepitkan kontolku di tengah tengah selangkangannya, sambil ku
gesek gesekan terus kontolku tanpa di ketahuinya kalau kontolku sudah
diluar celana.Cerita Sex Dewasa.
“Kalo sekarang gimana Cintia?” dia sedikit melebarkan selangkangannya dan nampak sudah mulai merasakan lain.
“Ehm.. geli kak”
“Tapi gelinya enak kan?” Aku terus menggesek gesek lembut dan sudah terasa lembab di selangkangannya.
“Ihhh..
ya kak. Ehh” dengan nafas yang mulai berat dan tanganku yang sedari
tadi nganggur mulai ku gunakan untuk meraba perutnya dengan lembut
sambil sedikit sedikit bergeser naik dan sudah mulai berada di atas
teteknya meskipun hanya dari luar tapi sangat terasa kalau putingnya
yang kecil mulai memegang, dan aku terus meraba lembut teteknya sampai
sedikit meremasnya.
“Ehmm kak enak kak..ssssst” dia mendesis, aku
perlahan menurunkan tanganku mencari pingiran leging yang di kenakan,
dan dengan cepat ku tarik legingnya turun dan langsung kembali ku
jepitkan kontolku
ke selangkangannya
“Aihhhh kak” dia kaget
dan menjepit kontolku, tapi justru sangat nikmat kurasakan dan kembali
kugesek-gesekan, terasa sangat licin karna dia ternyata sudah melelehkan
banyak cairan dari memeknya.
“Kenapa Cintia? Lebih enak ginikan?” aku terus mengesek gesekan kontolku
“Ehhhhh iya kak sst. aduh ehhhnaka.. ka”, Aduh aku di apain sih kak kok ennnnak ginhnih..”
“Aku
ngajarin kamu yang enak enak tapi kamu jangan bilang bilang mbakmu ya
sayang” aku membisikan lembut sambil ku remas lembut teteknya
“Iyyaaaaa
khhhaaaaaak aduh kak” dia menegang melonjak dan berdiri semakin
merapatkan kakinya menandakan dia telah mencapai puncak pendakian.
Spontan
saat itu kontolku terjepit kencang di selangkangannya dan akupun tak
mampu menahan hingga hanya hitungan detik saat dia mencapai orgasmenya
akupun memuncratkan pejuhku.
Akupun mengatur siasat agar dia
terangsang saat itu aku menggunakan celana boxer dan aku melangkah
menuju kamar mandi dan melapaskan sempakku.
Hanya dengan
menggunakan celana boker aku kembali tapi Cintia tidak melihat kontolku
yang sudah tegang karna tertutup kaosku yang panjang, pralon yang sudah
kusambung meskipun lemnya belum kering sengaja agar terlepas saat ada
air meyembur, ku suruh Cintia menghidupkan mesinnya
“Cintia udah coba mesinnya hidupin “
Beberapa saat mesin menyala tanpa ada masalah dan akhirnya rencanaku berhasil, sambungannya terlepas
dan menyembur ke arahku membuatku basah semua
“Hia ha ha sukurin.” Dia meledekku karna aku tersembur
“Udah dong cepetan matiin aku basah nih”
“Biarin biar tau rasa” dia meledekku dan pada saat itu istriku membuka pintu belakang
“Lho kok nyembur kemana mana gini sih pah?”
“Ini sambungan peralonnya lepas, udah Cintia matiin mesinnya, eh depan jangan di tinggal dong”
“Iya iya bawel amat sih” istriku meninggalkan kami kembali sambil menggerutu
Sementara Cintia hanya tersenyum senyum melihatku yang basah kuyup.
Dan
pura pura sibuk kembali menyambung peralon aku jongkok sedemikian rupa
untuk memamerkan besarnya kontolku ke Cintia, dia yg awalnya hanya
melihatku menyambung peralon akhirnya berhasil terperangkap melihat
selangkanganku sambil melongo.
Aku yang mengetahuinya tertawa dalam hati sambil terus pura pura sibuk setelah beberapa saat
sepertinya dia tidak berkedip akupun mengagetkannya
“Cintia kamu melongo liat apaan” sambil kulirik selangkanganku yang aku kedut kedutkan
“ah.. emhhh enggak kok kak” dia nampak gugup dan mukanya memerah
“ tolong itu dong kunci di bawahmu”
Aku kembali pura pura sibuk sambil sesekali kulirik dia yang diam diam melihat selangkanganku terus.
“tadi lemnya belum kering jadi lepas sambungannya” aku menjelaskan ke dia tapi dia seperti tidak
mendengar
“eh kamu ngeliatin ini ya” sambil ku genggam kontolku dari luar celana
“iya eh enggak kok” dia berkelit dan mukanya semakin merah
“gak usah malu, kamu mau liat? Nih liat” aku mengeluarkan kontolku yang tegang dihadapannya
“ih kak Deny porno banget sih, serem tau”
“kamu belom tau sih, ini tuh rasanya enak banget! Kalo kamu udah pernah ngerasain pasti ketagihan
deh!” aku menggoyang goyangkan kontolku sementara meskipun dia melengos tapi kadang dia melirik
“akukan suka nyolek tetek kamu Cintia! Sekarang kalo kamu mau nyolek punya kakak silahkan aja, mumpung
mbakmu di depan sibuk” aku menggapai tangannya untuk memegang kontolku tapi dia menolak.
“nggak ah kak, serem, takut”
“kalo gak mau ya udah” akupun memasukkan kontolku kedalam celana dan aku tau dia melirik..
“ya udah kita terusin kerjaannya dulu Cintia” dia menggangguk dan meneruskan memperhatikanku yang
merapikan sambungan peralon yang tadi sudah kuberi lem
Mukanya masih merah dan sesekali dia melirik selangkanganku yang dengan sengaja terus ku kedut
kedutkan.
“ok
Cintia dah selesai” akupun membereskan peralatanku dan dia ikut
membereskan ember dan membawanya ke kamar mandi setelah dia menghidupkan
mesin air untuk mengisi tower.
Cintia tidak langsung keluar kamar
mandi dia menunggu air untuk mencuci tangannya yang kotor aku yang
masih bernafsu menyusulnya pura pura ingin melihat airnya sudah bening
apa belum
“Cintia coba buka krannya airnya udah butek gak?” dia
sedikit menungging saat itu aku dengan cepat menempelkan kontolku ke
pantatnya sambil ku kedut kedutkan seolah olah ingin ikut melihat ke
dalam bak air yang di bukanya.
“ ih kak roy nempel nempelin gini sih” dia meng goyang goyangkan pantatnya
“nggak sengaja Cintia, tapi kok pantatmu anget banget sih”aku semakin menekan merapat ke beongkahan
pantatnya
“kak udah dong geli nih” dia ingin beranjak
“eh ntar dulu tanggung enak banget nih”
“ih enaknya dimana lagi” dia mencibir”
“loh mosok kamu belum tau kalo bisa enak” aku diam diam mengeluarkan kontolku dari celana boxerku
“dari tadi gak enak tapi kak Deny berat”
aku
mulai menjepitkan kontolku di tengah tengah selangkangannya, sambil ku
gesek gesekan terus kontolku tanpa di ketahuinya kalau kontolku sudah
diluar celana.Cerita Sex Dewasa
“kalo sekarang gimana Cintia?” dia sedikit melebarkan selangkangannya dan nampak sudah mulai merasakan
lain
“ehm.. geli kak”
“tapi gelinya enak kan?” aku terus menggesek gesek lembut dan sudah terasa lembab di selangkangannya
“ihhh..
ya kak. Ehh” dengan nafas yang mulai berat dan tanganku yang sedari
tadi nganggur mulai ku gunakan untuk meraba perutnya dengan lembut
sambil sedikit sedikit bergeser naik dan sudah mulai berada di atas
teteknya meskipun hanya dari luar tapi sangat terasa kalau putingnya
yang kecil mulai menegang, dan aku terus meraba lembut teteknya sampai
sedikit meremasnya.
“ehmm kak enak kak..ssssst” dia mendesis, aku
perlahan menurunkan tanganku mencari pingiran leging yang di kenakan,
dan dengan cepat ku tarik legingnya turun dan langsung kembali ku
jepitkan kontolku ke selangkangannya
“aihhhh kak” dia kaget dan
menjepit kontolku, tapi justru sangat nikmat kurasakan dan kembali
kugesek gesekan, terasa sangat licin karna dia ternyata sudah melelehkan
banyak cairan dari memeknya.
“kenapa Cintia? Lebih enak ginikan?” aku terus mengesek gesekan kontolku
“ehhhhh iya kak sst. aduh ehhhnaka.. ka”, aduh aku di apain sih kak kok ennnnak ginhnih..”
“aku
ngajarin kamu yang enak enak tapi kamu jangan bilang bilang mbakmu ya
sayang” aku membisikan lembut sambil ku remas lembut teteknya
“iyyaaaaa
khhhaaaaaak aduh kak” dia menegang melonjak dan berdiri semakin
merapatkan kakinya menandakan dia telah mencapai puncak pendakian.
Spontan
saat itu kontolku terjepit kencang di selangkangannya dan akupun tak
mampu menahan hingga hanya hitungan detik saat dia mencapai orgasmenya
akupun memuncratkan pejuhku
Akupun mengatur siasat agar dia
terangsang saat itu aku menggunakan celana boxer dan aku melangkah
menuju kamar mandi dan melapaskan sempakku.
Hanya dengan
menggunakan celana boker aku kembali tapi Cintia tidak melihat kontolku
yang sudah tegang karna tertutup kaosku yang panjang, pralon yang sudah
kusambung meskipun lemnya belum kering sengaja agar terlepas saat ada
air meyembur, ku suruh Cintia menghidupkan mesinnya.
“Cintia udah coba mesinnya hidupin “
Beberapa
saat mesin menyala tanpa ada masalah dan akhirnya rencanaku berhasil,
sambungannya terlepas dan menyembur ke arahku membuatku basah semua
“Hia ha ha sukurin.” Dia meledekku karna aku tersembur
“udah dong cepetan matiin aku basah nih”
“biarin biar tau rasa” dia meledekku dan pada saat itu istriku membuka pintu belakang
“ lho kok nyembur kemana mana gini sih pah?”
“ini sambungan peralonnya lepas, udah Cintia matiin mesinnya, eh depan jangan di tinggal dong”
“iya iya bawel amat sih” istriku meninggalkan kami kembali sambil menggerutu
Sementara Cintia hanya tersenyum senyum melihatku yang basah kuyup.
Dan
pura pura sibuk kembali menyambung peralon aku jongkok sedemikian rupa
untuk memamerkan besarnya kontolku ke Cintia, dia yg awalnya hanya
melihatku menyambung peralon akhirnya berhasil terperangkap melihat
selangkanganku sambil melongo.
Aku yang mengetahuinya tertawa
dalam hati sambil terus pura pura sibuk setelah beberapa saat sepertinya
dia tidak berkedip akupun mengagetkannya.
“Cintia kamu melongo liat apaan” sambil kulirik selangkanganku yang aku kedut kedutkan
“Ah.. emhhh enggak kok kak” dia nampak gugup dan mukanya memerah
“ Tolong itu dong kunci di bawahmu”
Aku kembali pura pura sibuk sambil sesekali kulirik dia yang diam diam melihat selangkanganku terus.
“Tadi lemnya belum kering jadi lepas sambungannya” aku menjelaskan ke dia tapi dia seperti tidak mendengar.
“Eh kamu ngeliatin ini ya” sambil ku genggam kontolku dari luar celana
“Iya eh enggak kok” dia berkelit dan mukanya semakin merah
“Gak usah malu, kamu mau liat? Nih liat” aku mengeluarkan kontolku yang tegang dihadapannya
“Ih kak Deny porno banget sih, serem tau”
“Kamu
belom tau sih, ini tuh rasanya enak banget! Kalo kamu udah pernah
ngerasain pasti ketagihan deh!” Aku menggoyang goyangkan kontolku
sementara meskipun dia melengos tapi kadang dia melirik.
“Aku kan
suka nyolek tetek kamu Cintia! Sekarang kalo kamu mau nyolek punya kakak
silahkan aja, mumpung mbakmu di depan sibuk” aku menggapai tangannya
untuk memegang kontolku tapi dia menolak.
“Nggak ah kak, serem, takut”
“Kalo gak mau ya udah” akupun memasukkan kontolku kedalam celana dan aku tau dia melirik..
“Ya
udah kita terusin kerjaannya dulu Cintia” dia menggangguk dan
meneruskan memperhatikanku yang merapikan sambungan peralon yang tadi
sudah kuberi lem.
Mukanya masih merah dan sesekali dia melirik selangkanganku yang dengan sengaja terus ku kedut kedutkan.
“Ok
Cintia dah selesai” akupun membereskan peralatanku dan dia ikut
membereskan ember dan membawanya ke kamar mandi setelah dia menghidupkan
mesin air untuk mengisi tower.
Cintia tidak langsung keluar kamar
mandi dia menunggu air untuk mencuci tangannya yang kotor aku yang
masih bernafsu menyusulnya pura pura ingin melihat airnya sudah bening
apa belum
“Cintia coba buka krannya airnya udah butek gak?” dia
sedikit menungging saat itu aku dengan cepat menempelkan kontolku ke
pantatnya sambil ku kedut kedutkan seolah olah ingin ikut melihat ke
dalam bak air yang di bukanya.
“ ih kak roy nempel nempelin gini sih” dia meng goyang goyangkan pantatnya
“Nggak sengaja Cintia, tapi kok pantatmu anget banget sih”aku semakin menekan merapat ke beongkahan pantatnya.
“Kak udah dong geli nih” dia ingin beranjak
“Eh ntar dulu tanggung enak banget nih”
“Ih enaknya dimana lagi” dia mencibir”
“Loh mosok kamu belum tau kalo bisa enak” aku diam diam mengeluarkan kontolku dari celana boxerku.
“Dari tadi gak enak tapi kak Deny berat”.
aku
mulai menjepitkan kontolku di tengah tengah selangkangannya, sambil ku
gesek gesekan terus kontolku tanpa di ketahuinya kalau kontolku sudah
diluar celana.Cerita Sex Dewasa.
“kalo sekarang gimana Cintia?” dia sedikit melebarkan selangkangannya dan nampak sudah mulai merasakan lain.
“ehm.. geli kak”
“Tapi gelinya enak kan?” aku terus menggesek gesek lembut dan sudah terasa lembab di selangkangannya
“Ihhh..
ya kak. Ehh” dengan nafas yang mulai berat dan tanganku yang sedari
tadi nganggur mulai ku gunakan untuk meraba perutnya dengan lembut
sambil sedikit sedikit bergeser naik dan sudah mulai berada di atas
teteknya meskipun hanya dari luar tapi sangat terasa kalau putingnya
yang kecil mulai menegang, dan aku terus meraba lembut teteknya sampai
sedikit meremasnya.
“Ehmm kak enak kak..ssssst” dia mendesis, aku
perlahan menurunkan tanganku mencari pingiran leging yang di kenakan,
dan dengan cepat ku tarik legingnya turun dan langsung kembali ku
jepitkan kontolku ke selangkangannya.
“Aihhhh kak” dia kaget dan
menjepit kontolku, tapi justru sangat nikmat kurasakan dan kembali
kugesek-gesekan, terasa sangat licin karna dia ternyata sudah melelehkan
banyak cairan dari memeknya.
“Kenapa Cintia? Lebih enak ginikan?” aku terus mengesek gesekan kontolku.
“Ehhhhh iya kak sst. aduh enak.. ka”, aduh aku di apain sih kak kok ennnnak ginhnih..”
“Aku
ngajarin kamu yang enak enak tapi kamu jangan bilang bilang mbakmu ya
sayang” aku membisikan lembut sambil ku remas lembut teteknya.
“Iyyaaaaa
khhhaaaaaak aduh kak” dia menegang melonjak dan berdiri semakin
merapatkan kakinya menandakan dia telah mencapai puncak pendakian.
Spontan
saat itu kontolku terjepit kencang di selangkangannya dan akupun tak
mampu menahan hingga hanya hitungan detik saat dia mencapai orgasmenya
akupun memuncratkan pejuhku.
Saat kurasa dia sudah mulai relax
kupun mengayun pantatku menarik kontolku dan memasukkannya lagi secara
perlahan dan lembut sambil tanganku berusaha memainkan clietorisnya dan
akhirnya seluruh batang kontolku sudah mampu di terima seluruhnya oleh
lubang anus adik iparku.
“Ssssssssshhhh enak banget pantat kamu Cintia”
“Aduh kak akkhhuuuu juga ngerasain eeehhhhnakkkkkk kkhhakh.. mauu keluar nih kakk”
“Aku
juga Cintia barreengg yah” aku semakin cepat menyodokkan kontolku yang
hanya 16cm kedalam anusnya sambil terus ku mainkan memeknya sampai
akhirnya
“Ookkkkhhhhhhh Cintia kakak keluar crot crot..”kepala
kontolku menembakkan mani sekitar enam kali didalam pantatnya yag saat
itu juga dia mengalami orgasme yang dahsyat sampai mengalam squirt,
akupun tidak menyangka hanya dengan mengentot anusnya dik iparku
mengalami orgasme yang sedahsyat itu.
“Aduh kak aku enak banget sampe lemes gk kuat diri.”
“Ya udah kamu pake anduk aku anter kekamar trus istirahat, nanti aku bilang ke mbakmu kalo kamu sakit”
Dia mengangguk dan setelah aku berpakaian ku tuntun dia ke dalam kamarnya.
“tadi enak banget kak..” sambil dia mencium pipiku sementara aku hanya tersenyum karna aku juga puas.END
No comments:
Post a Comment