Agen Poker Terpercaya - Nafsu Seks Menantu Wanita Bikin Merangsang Mertua - Ini adalah sebuah kisah dewasa antara seorang menantu wanita atau
perempuan yang terlibat hubungan seks dengan bapak mertua laki-lakinya.
Kisah ini disusun berdasarkan fakta yang saya dapat dari cerita pribadi
salah seorang penyuka critasex. Bagaimana kisahnya, silahkan simak
selengkapnya berikut ini!.
Agen Poker Terpercaya - Ia baru saja menikah sekitar satu setengah tahun lamanya. Yanti nama
teman wanitaku itu. Sementara suaminya bernama Pras. Kejadiannya bermula
ketika Pras mendapat tugas luar kota dari kantornya, di salah satu
perusahaan swasta di Jakarta. Pras memang biasanya dapat pergi tiga
sampai empat hari. Seandainya pulang pun hanya beberapa jam saja,
kemudian berangkat lagi. Sebagai seorang isteri, Yanti tidak dapat
melarangnya, apalagi itu urusan kerja. Maklum, yang dilakukan itu ada
kaitan dengan promosi terhadap diri Pras menjadi Area Sales Manager
dalam waktu dekat. Yanti tentu saja merasa ikut senang mendengar akan
hal itu, sehingga ia memberikan kebebasan waktu pada Pras untuk
meningkatkan prestasinya.
Karena kesibukannya itu, Pras sering melupakan hak Yanti sebagai seorang
isteri. Hari-hari Yanti penuh dengan kesepian. Apalagi buah perkawinan
mereka belum juga ada. Akhirnya Yanti menggunakan waktu sepi itu untuk
berbagi rasa dengan mertuanya, Nurdin. Nurdin sudah sangat berumur,
karena usianya sudah hampir mencapai setengah abad. Nurdin saat itu
sudah hidup sendiri tanpa pendamping hidup, karena isterinya sudah
meninggal beberapa tahun yang lalu. Kebetulan Nurdin tinggal serumah
dengan mereka. Obrolan serta gurauan, hampir mereka lakukan setiap hari,
terutama ketika Pras sedang tidak ada di rumah. Tidak jarang karena
Yanti dan mertuanya keasyikan mengobrol, mereka terkadang sampai lupa
waktu. Mereka pernah sampai tengah malam baru berhenti mengobrol.
Yanti merasa obrolan dengan mertuanya itu bermanfaat. Ia menjadi lebih
terhibur dan tidak lagi begitu kesepian seperti hari-hari sebelumnya.
Begitu juga dengan mertuanya. Nurdin merasa lebih senang dan enjoy.
Sebelumnya ia yang pendiam kini berubah menjadi periang. Sejak itulah,
Yanti bersama mertuanya saling mengisi hari-hari luang mereka dengan
obrolan-obrolan kecil namun menyenangkan hati mereka berdua.
Setidak-tidaknya rasa jenuh yang dirasakan Yanti kini terobati. Dan
harus diakui oleh Yanti, pengetahuan mertuanya memang begitu banyak.
Cara penyampaiannya pun cukup diplomatis dan memperlihatkan wibawa
seorang yang telah berumur.
Suatu hari, mertuanya bercerita tentang kecantikan isterinya sewaktu
masih hidup. Bahwa isterinya dulu tergolong wanita yang banyak disukai
oleh pria lain. Disamping sebagai parasnya yang cantik, lembut, juga
mempunyai bentuk tubuh yang menyerupai gitar spanyol yang mengagumkan.
Kalau ada lelaki yang meliriknya, pasti akan jatuh cinta pada pandangan
pertama.
“Makanya, aku beruntung mendapatkan ibumu dulu.., tapi
sayang.., ia begitu cepat meninggalkanku..” kata mertuanya sambil
menghembuskan asap rokok dari mulutnya yang sudah banyak menghabiskan
rokok itu.
Malam pun semakin larut, seiring dengan cerita mertua Yanti yang sudah
tidak menentu arah pembicaraannya. Sampai akhirnya mengenai hal yang
sifatnya pribadi pun diceritakan dengan tanpa ada rasa canggung lagi.
Singkatnya, bahwa almarhumah ibu mertuanya adalah isteri yang cantik
serta dapat memuaskan dalam setiap permainan ranjang yang pernah mereka
lakukan.
“Entah berapa kali setiap malam kami lakukan, yang jelas pasti tidak terlewatkan..” kata mertuanya mengenang masa lalu.
“Pernah aku dibikin kewalahan, karena aku lupa minum obat.” lanjut
Nurdin dengan santainya mngupas seluruh rahasia rumah tangganya.
“Kamu belum ngantuk, Yanti..?” tanya mertuanya sambil merapatkan duduknya ke samping Yanti.
Saat itu mereka duduk di sofa panjang di ruang tamu. Yanti pun mulai
curiga dengan sikap mertuanya, apalagi tangan mertuanya mulai memegang
pundaknya.
Tatapan mata Nurdin begitu tajam, seolah-olah ingin mengulangi kejadian
indah bersama isterinya. Dan Yanti lebih kaget lagi, ketika mertuanya
berkata, “Kamu cantik Yanti.. maukah kamu, barang sejenak melayaniku..?”
pinta mertuanya yang kelihatannya sudah terpengaruh dengan cerita masa
lalunya itu.
“Tolong Yan, aku sudah lama kesepian, lagian suamimu
khan tak ada di rumah..!” desak halus mertuanya sambil menarik tangan
Yanti ke kamar.
“Jangan Ayah..! Aku milik anak Ayah..!” tolak Yanti sambil menepis kedua
tangan Nurdin yang kini sudah hinggap di payudara 36B miliknya.
“Mau ya Yanti.., sekali aja kok..!” rayu mertuanya sambil melepaskan semua pakaiannya.
“Sekarang kamu diam, ya..! Kakinya diangkat ke atas.., ya begitu.., biar Ayah yang bantu melepaskan pakaianmu..!”
Sungguh, Yanti merasa bingung saat itu. Anehnya ia diam dan menuruti
kemauan mertuanya begitu saja. Mertuanya dibiarkan melepaskan semua
pakaiannya hingga telanjang bulat. Mungkin karena rasa kasihannya pada
sang ayah mertua yang sudah lama kesepian. Apalagi sebagai seorang
isteri normal, Yanti jarang sekali mendapat kenikmatan dari suaminya,
Pras, karena kesibukannya.
Sementara itu dengan lembutnya Nurdin membaringkan tubuh Yanti yang
tanpa sehelai benang pun yang menutupinya ke tempat tidur, lalu mulai
menjilati semua lekuk tubuh Yanti dari bagian pundak, belakang telinga,
leher, payudara hingga bagian bawah perutnya. Payudara Yanti dijilati
dengan penuh semangat, sambil sekali-kali diremas-remas dengan perlahan.
Yanti menggelinjang diperlakukan seperti itu. Saat sampai di bagian
benda kewanitaannya, Nurdin menyibakkan rambut-rambut kemaluan Yanti
yang amat lebat dan hitam. Lalu klitorisnya dijilati dengan
berputar-putar. Dengan sengaja Nurdin memasukkan lidahnya ke dalam
lubang senggama Yanti sambil kelentitnya dipegang-pegang.
Yanti pun tidak lama telah terhanyut oleh kenikmatan yang diberikan oleh
mertuanya itu. Ia pun mengimbangi permainan asmara itu dengan perasaan
yang sudah lama tidak dirasakannya. Ia meminta mertuanya untuk
berbaring. Langsung diraihnya senjata andalan Nurdin. Kemaluannya sudah
tegang. Lidah Yanti menjilati seluruh batangan mertuanya yang kelihatan
telah berurat itu dengan penuh semangat. Dihisap dan dikulum-kulumnya
selayaknya seorang yang haus akan hubungan seks. Tidak ketinggalan
batang kejantanan itu dikocok-kocoknya. Luar biasa kocokannya itu,
buktinya Nurdin sampai terpejam-pejam merasakannya.
“Aku sudah tak tahan, Yanti.. masukkan saja ya, Nak..?” ujar Nurdin di
tengah-tengah kenikmatan yang menjalari segenap urat syarafnya.
Yanti hanya tersenyum penuh arti akan pernyataan ayah mertuanya. Segera
ia naik ke atas perut ayah mertuanya itu. Lalu dengan tangan kiri,
dituntunnya batang kemaluan yang sudah amat besar dan tegang itu masuk
ke belahan liang senggamanya.
“Bles.. jeb..!” Yanti pun segera bergoyang maju mundur, lalu ke atas ke bawah.
Sementara itu, Nurdin berusaha bangkit untuk menjilati kedua bukit
kembar menantunya itu seperti bayi yang haus akan air susu ibunya.
Segera setelah mulut Nurdin mencapai payudara indah Yanti, Yanti pun
dengan sengaja mengarahkan payudaranya ke arah mulut sang mertua, baik
buah dada yang kanan maupun yang kiri.
“Uh.. uh.. uh..” terdengar erangan kenikmatan dari mulut Yanti mengiringi gerakan tubuhnya.
“Aku mau keluar, Yah..!” ujar Yanti dengan nafas memburu.
Dan benar,
sesuatu dari dalam dirinya tiba-tiba seperti meledak. Ia mengalami
orgasmenya.. Namun, Nurdin kelihatannya belum mau berhenti juga. Ia lalu
menyuruh Yanti merubah posisi pernaian seks mereka. Kini Yanti dengan
posisi menungging. Kedua tangannya memegang ujung ranjang. Sementara
dengan semangat 45, Nurdin segera mengarahkan batang kejantanannya ke
belahan bibir kemaluan Yanti.
Dengan sekali hentakan, “Bless..!” Batang kejantanan itu masuk seluruhnya.
Nurdin dengan posisi setengah berdiri terus “menghajar” Yanti dari
belakang sambil kedua tangannya berusaha meraih payudara Yanti yang
memang sangat merangsang Nurdin. Setelah ia raih, diremas-remasnya
dengan perlahan.
“Wah.. coba dari dulu aku mencicipi tubuh mulus ini.. pasti aku tambah awet muda..” pikir Nurdin ditengah serangan gencarnya.
Beberapa menit kemudian, tiba-tiba Nurdin merasakan sesuatu akan keluar
dari tubuhnya dan perasaannya melayang. Matanya yang bulat terbeliak
dan kemudian melotot. Yanti yang sadar mertuanya akan ejakulasi, segera
melepaskan pantatnya dari serangan gencar batang keperkasaan Nurdin.
Lalu ia meraih rudal panjang Nurdin dan dikocok-kocoknya agar
mendapatkan puncak klimaks mertuanya. Benar saja, cairan sperma dari
batang keperkasaan Nurdin keluar menyemprot dengan derasnya. Melihat
itu, Yanti segera menghisapnya sampai habis semua cairan lelaki itu
hingga mulutnya ikut menjadi basah. Batang kemaluan itu dijilatinya
sampai bersih.
“Yan.. kapan-kapan kita ulangi lagi ya.., Ayah benar-benar puas sekarang..” ujar Nurdin sambil memakai pakaiannya kembali.
Yanti hanya mengangguk dan tersenyum kecil memberikan kesan puas baik fisik maupun batin.
Dalam hatinya ia berkata, “Dasar tua bangka..! Menantu aja di ‘makan’..!”
“Kamu memang benar-benar bisa memuaskan keinginanku yang selama ini
sudah tidak dapat kulampiaskan lagi.. sekali lagi Ayah benar-benar
merasa puas sekali..!” kata Nurdin menambahkan sambil mencium kening
Yanti yang basah dengan peluh itu.
Malam itu mereka lalui dengan perasaan sedikit penyesalan, tetapi juga
rasa puas, karena keinginan batiniah diantara mereka berdua dapat
tersalurkan. Namun, sejak itu setiap kali mertuanya mengajak berhubungan
intim, Yanti selalu melayaninya dengan senang hati dan penuh semangat.
Dan hal itu tidak hanya berlangsung sekali atau dua kali saja, tetapi
mereka melakukannya hampir seperti layaknya suami isteri. Maklum,
suaminya belum dapat memberikan kepuasan batiniah pada Yanti. END
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :
No comments:
Post a Comment